Setelah hampir 2 tahun meninggalkan Kota Palembang, saya akhirnya kembali ke kota kelahiran saya ini setelah sebelumnya tinggal sementara di Jogja. Ada beberapa hal yang akhirnya saya sadari bahwa kota ini sudah banyak berubah. Termasuk begitu sulitnya mencari pekerjaan di sini.
Sudah lebih dari satu bulan saya terus membuka media sosial info loker Palembang, saya kesulitan mencari pekerjaan dengan kualifikasi dan keterampilan yang saya miliki, karena memang tak banyak juga pilihan lowongan yang tersedia.
Saya coba menguraikan kira-kira apa penyebab cukup sulit mendapatkan pekerjaan di Palembang, meski loker Palembang lumayan banyak.
Populasi penduduk Palembang yang tinggi
Kota Palembang adalah kota dengan jumlah penduduk tertinggi nomor 3 di Pulau Sumatera, sekitar 8,64 juta jiwa (Badan Pusat Statistik). Hal inilah yang mungkin membuat jomplang antara permintaan pekerjaan dengan ketersediaan lapangan kerja.
Efek Covid-19
Sebetulnya saya adalah salah satu korban PHK massal saat pandemi 2 tahun lalu, yang membuat saya harus pergi ke Jogja dari Palembang karena rekomendasi seorang teman yang lebih dulu kerja di sana. Setidaknya saya punya kegiatan selama pandemi.
Saya yang sebelumnya bekerja di salah satu perusahaan retail, terpaksa harus dirumahkan karena memang tidak boleh ada aktivitas yang dilakukan di luar rumah saat itu. Dengan begitu gerai tempat saya bekerja pun harus ditutup.
Pandemi memang telah selesai. Namun, efek yang dihasilkan ternyata jangka panjang. Banyak dari pengangguran yang ada sekarang adalah mereka yang sebelumnya bekerja, lalu kemudian harus kehilangan profesinya karena pandemi. Pun, ekonomi tak kunjung membaik. Bahkan di kota besar sekalipun. Jika kota-kota besar dunia saja masih struggle, tentu saja Palembang tak luput dari permasalahan yang sama.
Orang dalam adalah kunci
Saya menambahkan alasan ini karena memang inilah yang saya lihat di lapangan. Bahkan beberapa orang yang saya kenal mendapatkan pekerjaannya karena rekomendasi dari kerabat yang sudah bekerja di tempat yang sama sebelumnya.
Hal ini sudah seperti rahasia umum di kalangan pencari kerja, tak eksklusif Palembang saja. Bagi yang tidak punya orang dalam, mereka rela membayar orang lain yang dirasa bisa membuat dirinya bekerja di Perusahaan tertentu. Aneh memang, tapi itulah yang terjadi.
Suatu waktu saya pernah diundang untuk wawancara di salah satu perusahaan di Palembang. Seingat saya perusahaan tersebut hanya membuka lowongan untuk 1 posisi. Namun, yang datang ke wawancara hari itu lebih dari 20 orang. Hal ini membuat kesempatan mendapat pekerjaan semakin kecil. Seperti ada dua tim sepak bola berebut menjadi kapten. Bahkan masih mending, karena di pertandingan sepakbola dibutuhkan setidaknya 2 kapten, sedangkan ini hanya 1 orang. Saat itu juga kaki saya langsung lemas, jiwa berkompetisi saya hilang entah kemana.
Saya yang merasa cukup memiliki pengalaman di beberapa bidang industri, ternyata masih juga sulit diterima kerja. Tak heran jika banyak lulusan sarjana masih jadi pengangguran. Tak hanya di Palembang, tapi di mana saja.
Semoga saja tak lama setelah menulis ini saya bisa mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan, dan entah kenapa, saya optimis, masih ada kesempatan di Palembang.
Penulis: Muhamad Pajar Pratama
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Hal yang Bikin Saya Menderita Tinggal di Palembang