Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Empat Nasihat untuk Kamu yang Pengin DO

Saifir Rohman oleh Saifir Rohman
29 Desember 2019
A A
Empat Nasihat buat Kamu yang Pengin DO
Share on FacebookShare on Twitter

“Tak ada kambing yang tak berak,” kata pepatah. Serasi dengan zaman yang menyediakan alternatif ternak kambing bagi mereka yang bosan dan sibuk menganggur.

Setiap keputusan, secemerlang apa pun selalu mengandung kelemahan. Keputusan itulah “kambing”, dan kelemahan sebagai “berak”-nya. Memilih DO (drop out) dari kampus barangkali sudah kau anggap jurus paling jitu. Namun, yakinlah. Tidak setiap jurus yang dianggap jitu menjamin kemenangan.

Untuk itu, sodara-sodari yang telah, hendak, ataupun sempat terbesit untuk DO, harus hati-hati dan sangat dianjurkan untuk membaca tulisan ini.

Dengan kesadaran bahwa memilih DO adalah hak segala mahasiswa, tulisan ini tidak ingin mengintervensi urusan pribadi siapa pun. Sebatas mengungkap ekses-ekses yang umumnya terjadi akibat pilihan itu, yang mungkin (dan semoga saja) tak sempat terpikirikan sebelumnya.

Namun bila masih tampak rona-rona intervensi, hamba mohon maaf sejak kalimat terakhir dalam paragraf ini.

Pertama, soal ijazah.

Ijazah laksana serbuk Marimas yang bisa dicocol seketika atau dinikmati setelah diproses menjadi minuman segar. Kamu, setidak-tidaknya orang tuamu, niscaya merasakan kebahagian pertama dari ijazah itu (sebagaimana bocah-bocah menikmati serbuk Marimas dengan cara dicocol itu). Persis setelah ijazah itu berada di tanganmu.

Perkara apakah ijazah membantumu mendapat pekerjaan yang layak, itu adalah kebahagian kedua.

Segelas Marimas itu boleh jadi tumpah atau terlepas dari genggamanmu. Kamu pun tidak jadi meminumnya. Sebagaimana ijazah juga mungkin sekadar menjadi semacam karcis bus sebagai bukti bahwa kamu pernah menempuh suatu perjalanan dengan biaya sekian.

Baca Juga:

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

Kerja Sambil Kuliah S2 demi Menutupi Hidup yang Terlanjur Medioker

Ringkasnya, kebahagiaan pertama bersifat pasti dan kontan, sedang yang kedua bersifat nisbi dan membutuhkan proses lanjutan. Nah, bila kamu DO, mustahil kamu mencicip nikmat ijazah pertama, lebih-lebih yang kedua. Tetapi bila kamu lanjut, kamu berpeluang untuk beroleh keduanya, atau minimal yang pertama, dan ini masih lebih baik ketimbang tidak dapat sama sekali.

Kedua, keputusan untuk DO memanglah urusan pribadimu. Suka dukanya akan kau tanggung.

Tetapi, ingat, kau tetap tidak sendiri. Di belakangmu ada orang tua, sanak-saudara, atau siapapun yang bersimpati padamu, yang galibnya, akan merasa kecewa atas keputusan itu. Kekecewaan ini tentu hal yang wajar, sebab ia didahului oleh harapan mereka. Seperti lazimnya harapan, selain menyiapkan kuntum-kuntum kebahagiaan, terkadang juga menyembunyikan kepalan tinju kekecewaan.

Kekecewan mereka baru akan terobati bila kamu benar-benar sukses dengan “suluk” yang kau pilih. Itu artinya, selama kamu meniti licinnya tangga kesuksesan, selama itu pula kamu akan terus dikuntit oleh kekecewan itu. Salah-salah, keadaan ini malah mengurangi konsentrasi dan memberatkan langkahmu. Kamu jadi punya dua pikulan; mimpimu dan kekecewan itu. Agaknya, ini juga bukan pilihan yang bijak.

Ketiga, DO membuatmu dan orang tuamu akan merasakan sengatnya nyinyiran tetangga.

Jangan kaget, bila karena kamu DO, lantas tetanggamu bilang, “Nih, anak, orang tuanya sudah susah payah buat bayar SPP, malah main-main pas kuliah. Sampe di-DO segala.” Tetangga yang lain menggunjing, “Gimana, sih, orang tua si Anu itu? Masak nggak becus ngawal pendidikan anaknya sampek lulus? Hari gini anak nggak kuliah, mau jadi apa, coba? Kan, kasian tuh ama si anak. Pergi ke dukun atau apa gitu, kek, biar si anak bisa betah sampe lulus.” Kamu mungkin beranggapan itu semua sampah (dan memang benar). Bila kamu mau, tentu sangat mudah untuk membantahnya. Tapi kamu akan kesulitan menghindari dampak psikis yang ditimbulkan kekerasan verbal semacam itu.

Kamu mungkin sudah tahu, bagaimana tradisi suatu suku Nun di Kepulauan Solomon sana. Apabila hendak membuka lahan dan menghabisi pohon-pohon, mereka tidak akan menggunakan kampak atau gergaji besi, melainkan cukup dengan kejataman kata-kata. Mereka tinggal menunggu beberapa saat sampai pohon-pohon itu layu, lalu benar-benar mati.

Okelah, anggap saja resistansimu tak serapuh pohon-pohon itu. Tapi bagaimana dengan ayah, ibu, atau nenekmu? Bukankah itu justru menambah penyesalan dan kekecewaan mereka?

Keempat, teristimewa bagi yang non-jomblo (tapi yang jomblo juga wajib mengambil iktibar). Jika kau DO, kau akan terancam oleh dua hal.

Pertama, kehilangan momentum so sweet nan Instagram-able semacam mendapatkan buket dan ucapan manis “Happy Graduation, My Love…” dari si doi. Atau, kehilangan momen selfie mengenakan seperangkat atribut wisuda bersamanya di taman kampus atau di depan tulisan besar nama kampus.

Kedua, bukan tidak mungkin si doi ngajakin udahan. Bisa juga dirimu akan kehilangan restu calon mertua yang tak mengizinkan anaknya yang-yayangan dengan orang non-kuliahan seperti kamu. Kejam dan mengerikan. Kondisinya akan lebih buruk bagi pasangan yang terlanjur berkomitmen untuk menuju bahtera pernikahan.

BACA JUGA Sudah Lulus Kuliah, Kok Masih Harus Ikut Wisuda? atau tulisan Saifir Rohman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Maret 2022 oleh

Tags: DOKuliahwisuda
Saifir Rohman

Saifir Rohman

Penyeduh kopi. Penyuka puisi. Tapi sorry, bukan anak indie.

ArtikelTerkait

Keresahan Menanggapi Pertanyaan “Belajar Fisika Susah-Susah, Buat Apa?”

Keresahan Menanggapi Pertanyaan “Belajar Fisika Susah-Susah, Buat Apa?”

22 Februari 2020
4 Rekomendasi Jurusan yang Mencerminkan Orang Indonesia yang Bisa Dibuka Perguruan Tinggi terminal mojok

4 Jurusan yang Mencerminkan Orang Indonesia Banget yang Bisa Dibuka Perguruan Tinggi

4 September 2021
Wisuda TK Tradisi Paling Nggak Penting dan Buang Duit, Lebih Baik Dihapus Aja Mojok.co wisuda sekolah

Wisuda TK Tradisi Paling Nggak Penting dan Buang Duit, Lebih Baik Dihapus Aja

17 Desember 2023
Kata Deddy Corbuzier, Kuliah Itu Nggak Penting dan Bikin Milenial Mengalami ‘Postponing Reality’

Kata Deddy Corbuzier, Kuliah Itu Nggak Penting dan Bikin Milenial Mengalami ‘Postponing Reality’

9 Maret 2020
4 Anggapan Orang tentang Jurusan Matematika yang Nggak Sepenuhnya Benar terminal mojok.co

4 Anggapan Orang tentang Jurusan Matematika yang Nggak Sepenuhnya Benar

7 September 2021
Lebih Baik Tidak Kuliah daripada Kuliah Hasil Ngutang kuliah malam

Lebih Baik Tidak Kuliah daripada Kuliah Hasil Ngutang

4 Januari 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.