Belakangan ini saya banyak membaca artikel di Terminal Mojok tentang menu red flag. Ada yang menulis menu red flag di rumah makan Padang, Kopi Klotok, warteg, hingga warmindo. Namun, belum ada yang mencatat menu red flag di kedai kopi kekinian seperti Starbucks.
Meskipun di Indonesia image Starbucks cukup bagus dan terkesan mahal, nggak semua menu makanan dan minuman di kedai kopi berlogo Siren ini worth to buy. Tetap ada beberapa menu yang menurut saya sebaiknya kalian hindari agar nggak boncos dan merasa kecewa. Pokoknya ketimbang pesan kelima menu ini, mending nongkrong di teras rumah sambil minum air putih.
#1 Red Velvet Cake Frappuccino
Menu pertama yang sebaiknya kalian hindari saat ke Starbucks adalah Red Velvet Cake Frappuccino (RVCF). Minuman frappuccino Starbucks umumnya diberi harga lebih mahal dibanding minuman latte. Red Velvet Cake Frappuccino sendiri dibanderol dengan harga di atas Rp70 ribu. Tapi masalahnya bukan terletak pada harganya, sebab kita semua tahu kalau menu Starbucks memang mahal untuk ukuran UMR Indonesia.
Red Velvet Cake Frappuccino perlu dihindari karena kalorinya sangat tinggi, menyentuh angka 470 kkal untuk ukuran tall (kecil). Apalagi mayoritas orang memesan minuman satu ini dengan ukuran grande (cup sedang) karena cake-nya akan terasa eneg kalau dibuat dalam ukuran tall.
Bayangin, berapa kalori yang kita minum dalam satu cup RVCF ukuran grande? Bisa tembus di atas 500 kkal. Kalau kita ingin membakar kalori satu gelas RVCF, berlari mengelilingi Stadion Gelora Bung Tomo pun masih belum cukup, Rek.
Nggak hanya itu, meskipun RVCF termasuk minuman yang mengenyangkan, kandungan gulanya sangat tinggi. Hal tersebut justru membuat perut kita mudah lapar. Sudah kalorinya tinggi, nggak bikin kenyang, mahal lagi. Sangat red flag sekali, kan?
#2 Minuman kemasan 1L
Ibu-ibu atau mbak-mbak yang rajin membandingkan harga pasti tahu kalau minuman Starbucks kemasan botol 1L harganya terjangkau. Lebih mahal Kopi Kenangan Mantan 1L dibandingkan dengan Latte Starbucks 1L, lho. Kalau kebetulan ada diskon, harga minuman Starbucks kemasan literan bisa lebih murah lagi, hanya Rp129 ribu untuk dua botol.
Bagi orang yang nggak terlalu sering minum Starbucks, kemasan botolan pasti terlihat menarik untuk dibeli karena isinya banyak dan harganya murah. Namun, saran saya, jangan terburu-buru membeli Starbucks kemasan 1L, sebab rasa minumannya berbeda dengan minuman yang reguler.
Jadi begini, misalnya kita membeli Cafe Latte ukuran grande dan Cafe Latte ukuran 1L. Meskipun nama minumannya sama, mereknya sama—sama-sama Cafe Latte Starbucks—keduanya memiliki rasa yang berbeda. Kemasan yang 1L teksturnya lebih encer, terasa lebih banyak susunya dan kurang nendang. Saya pernah menghabiskan 1L latte kemasan botol dalam sehari. Bukannya mata melek, yang ada perut kembung.
Jika kalian termasuk orang yang mementingkan kualitas ketimbang merek dagang, sebaiknya hindari menu literan ini. Lagian sudah berani masuk Starbucks, mosok memilih kemasan 1L demi hemat? Kalau prinsip hidup kalian frugal living, sebaiknya nyeduh kopi sendiri di rumah atau minum air mineral galonan, deh. Lebih sehat dan murah. Hehehe.
Baca halaman selanjutnya: Permen lolipop Starbucks…