#3 Permen lolipop Starbucks
Saat berada di depan kasir Starbucks, kalian pasti pernah melihat lolipop yang dibungkus warna-warni dengan gambar lucu. Permen tersebut dijual, ya, bukan digunakan untuk menggenapi kembalian kalau kasirnya nggak punya recehan. Bukan juga untuk pajangan, lho.
Meski bungkusannya warna-warni dan memikat mata, saran saya, sebaiknya hindari membeli lolipop Starbucks. Selain harganya terlalu mahal, Rp18 ribu/pcs (kalau diskon jadi Rp10 ribu), rasa permennya B aja. Menurut saya malah lebih enak lolipop Chupa Chups yang dijual Indomaret seharga Rp2 ribuan.
Pokoknya paling bener ke Starbucks tuh buat ngopi, Rek, bukan ngemut permen.
#4 Semua minuman yang susunya diganti di Starbucks
Di Starbucks, pilihan untuk mengganti fresh milk dengan oat milk, susu kedelai, dan susu rendah lemak lainnya sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi baru ngetren belakangan ini. Mayoritas minuman yang susunya diganti oat milk memang cenderung lebih enak dan katanya lebih sehat.
Saya memasukkan minuman yang susunya diganti sebagai menu red flag memang bukan karena rasanya, tapi karena harganya yang wow sekali. Kita harus bayar uang tambahan Rp16 ribu hanya untuk mengganti fresh milk dengan oat milk atau susu sehat lainnya. Sebagai perbandingan, Point Coffee hanya meminta pelanggan membayar Rp8 ribu kalau kita mengganti fresh milk dengan oat milk.
Saya paham, menu di Starbucks memang mahal, tapi Rp16 ribu hanya untuk oat milk yang jumlahnya nggak sampai 350ml itu keterlaluan mehongnya. Mending sekalian bawa Oatside sendiri dari rumah nggak, sih?
#5 Teh
Suatu hari saya pernah bosan minum kopi dan meminta rekomendasi dari barista Starbucks minuman non-coffee yang segar. Mas baristanya menyarankan saya untuk mencoba Iced Shaken Lemonade Tea yang diblend dengan susu. Sebagai pelanggan yang percaya dengan cita rasa barista Starbucks, saya sih oke-oke saja dan memesan minuman tersebut.
Saat dilihat, tampilan minumannya memang cantik. Tapi begitu saya seruput, rasanya malah mengingatkan saya pada es mega mendung yang dijual di warkop dengan harga Rp10 ribuan. Bukannya apa, tapi jujur saja, minum es seharga Rp55 ribu dengan rasa Rp10 ribu tuh membuat hati saya cenat-cenut, agak kecewa juga.
Berdasarkan pengalaman tersebut, rasanya nggak berlebihan kalau saya menempatkan teh Starbucks sebagai minuman yang sebaiknya dihindari demi keselamatan kantong dan kesehatan mental kalian. Namun sebenarnya pengalaman membeli Iced Shaken Lemonade Tea with Fresh Milk tersebut bukan satu-satunya alasan saya menempatkan teh sebagai menu Starbucks yang perlu dihindari.
Saya juga pernah mencoba teh-teh Starbucks yang lain seperti Camomile, English Breakfast, dan Early Grey Tea. Semua tehnya sih enak dan terasa premium. Tapi kalau saya renungkan kembali, ngapain sih repot-repot ke coffee shop tapi pesan es teh? Teh mah bisa dibuat sendiri di rumah. Kalau ke Starbucks, ada baiknya membeli minuman yang membutuhkan skill barista supaya kita nggak rugi-rugi amat sudah bayar mahal. Bukannya begitu?
Itulah beberapa menu red flag Starbucks yang sebaiknya dihindari. Sekali lagi, ini menurut pengalaman saya, ya. Kalau uang kalian turah-turah mah bebas aja. Mau beli lolipop Starbucks satu karton juga nggak masalah. Palingan nanti gigi kalian sakit aja, sih.
Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 7 Minuman Starbucks yang Jarang Dipesan padahal Rasanya Enak.