Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Kata Siapa Orang Desa Lebih Toleran dan Nggak Egois kayak Orang Perumahan? Hoax Itu. Lihat Aja Saat Mereka Ngadain Hajatan

Jelang Hardika oleh Jelang Hardika
13 Juli 2023
A A
3 Fakta Menyebalkan dari Jalan Ditutup karena Hajatan Terminal Mojok

3 Fakta Menyebalkan dari Jalan Ditutup karena Hajatan (Ester Lia/Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Hajatan pernikahan tentu momen membahagiakan pada kedua mempelai dan keluarga besarnya. Momen sakral yang diharapkan sekali seumur hidup. Momen mengakhiri masa lajang menjadi hidup berdua dengan orang tercinta.

Mungkin karena itu orang-orang di desa saya, Gamping, Balecatur jadi sak penake udele dewe bikin hajatan. Belum dua tahun saya tinggal di Gamping, setahun terakhir ini udah ada dua keluarga yang bikin hajatan nikahan ugal-ugalan. Paling nggak ada tiga hal nggapleki.

Nutup jalan berhari-hari

Saya paham kalau bikin hajatan nikahan di rumah hal yang pasti terjadi adalah nutup jalan. Saya bisa mentoleransi itu. Tapi, mbok ya kira-kira nutup jalannya. Sehari itu idealnya. Paling kebangetan pol dua hari lah. Saat tulisan ini dibuat, tetangga saya udah nutup jalan dari Senin malam sampai Kamis ini alias udah tiga hari. Dan belum ada kepastian juga itu hari terakhir hajatan atau bakal perpanjang sampai hari keempat atau malah lebih.

Itu nikahan apa bazar yak?

Tiga hari ditutup, otomatis aktivitas rutin jadi terhambat. Yang mestinya hanya butuh menempuh 100-200 meter untuk sampai Jalan Wates, mesti muter 2-3 kali lipat lebih jauh. Udah ribet, bikin kesel kan?

Yang bikin kesel lagi itu biasanya udah nutup jalan utama, tapi nggak ngasih tahu jalan alternatifnya. Hayo siapa yang pernah ngerasain ini? Mungkin bagi orang sekitar tidak menjadi masalah, karena udah hafal jalan. Kalau orang luar desa gimana? Kalau ada yang kayak gitu, tentu egois sekali.

Muter musik super kenceng saat hajatan

Saya mau tanya ke njenengan sedoyo. Apa sesungguhnya tujuan muter musik kenceng banget saat hajatan pernikahan? Biar orang-orang pada tahu gitu kalau ada hajatan? Atau biar para tamu undangan nggak nyasar? Kalau gitu apa fungsi hansip dan panitia yang ngarahin jalan? Apa teknologi inovasi terbaru bernama janur kuning dan papan nama nggak cukup? Sungguh nggak habis fikri.

Nggak berhenti di situ, terkadang musik yang diperdengarkan pun nggak karuan. Betul, suara keluarga atau siapa pun itu yang ikutan nyanyi di acara tersebut. Orang suara musik dan penyanyi ternama aja udah mengganggu, apalagi keluarga besar yang bersangkutan ikutan nyanyi. Udah suara nggak karuan, kenceng pula. Sungguh cobaan besar buat telinga saya. Cobaan yang dipaksa nyobain.

Baca Juga:

Realitas Pahit di Balik Hajatan: Meriah di Depan, Menumpuk Utang dan Derita di Belakang

Derita 3 Tahun Bertetangga dengan Pemilik Sound Horeg, Rasanya seperti Ada Hajatan Tiap Hari

Pada momen tertentu, suara musik tersebut menganggu pekerjaan saya. Sebagai psikolog yang sebagian besar menjalankan konseling online lewat telepon maupun video call, suara musik tersebut jelas mengganggu saya. Jadinya, saya nggak profesional, meskipun yang membuat demikian adalah faktor eksternal.

Bayangin juga yang lagi sakit, kek mana stresnya. Ya Tuhan.

Muter musik kenceng di hajatan itu tradisi hajatan yang perlu dimusnahkan. Tidak ada faedahnya. Malah kebanyakan mengganggunya. Padahal muter musik pelan juga nggak masalah sebenarnya. Wahai generasi milenial yang bakal menikah terutama di rumah bukan di gedung, tolong dong orang tuanya di-briefing biar nggak ngelanjutin tradisi yang ngerusak telinga para tetangga.

Nggak ada unggah-ungguh sama tetangga

Mestinya kalau mau buat hajatan pernikahan yang sampai mengganggu aktivitas warga, dari nutup jalan berhari-hari sama ngerusak telinga dengan musik kenceng itu ya perlu unggah-ungguh. Nggak cukup cuma izin RT. Perlu izin ke setiap rumah yang terdampak. Kalau males door to door ya minimal pake surat yang isinya rundown acara. Jadi, kita warga sekitar yang terdampak jadi siap dengan gangguan tersebut. Meski kesel, tapi nggak kesel-kesel amat.

Tapi ini nggak. Udah nutup jalan dan muter musik kenceng dengan tanpa rasa bersalah. Serasa yang lain nggak punya hak. Jelas nggak ada unggah-ungguhnya.

Ada image yang melekat di masyarakat. Orang desa dianggap lebih ramah, saling bantu, dan tidak seegois orang-orang yang tinggal di perumahan. Tapi, dari kasus dua hajatan tetangga saya dalam setahun terakhir ini sudah bisa membantah anggapan tersebut. Semoga Anda yang mau menikah atau mau mantu lebih bijak mengadakan hajatan. Hargai tetanggamu ya, Gaes. Jangan sampai momen bahagiamu malah bikin orang lain mengucap sumpah serapah.

Penulis: Jelang Hardika
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tidak Ada Hajatan yang Menguntungkan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 Juli 2023 oleh

Tags: berisikHajatanPernikahanToleransi
Jelang Hardika

Jelang Hardika

Pria (29), suka dengerin curhatan, kadang jadi pusat perhatian mahasiswa(i).

ArtikelTerkait

Ma’ruf Amin Mau Ajarkan India Soal Toleransi, Itu Ahmadiyah Apa Kabarnya Pak?

Ma’ruf Amin Mau Ajarkan India Soal Toleransi, Itu Ahmadiyah Apa Kabarnya Pak?

6 Maret 2020
Palang Pintu: Tradisi Melamar ala Jawara Silat Betawi

Palang Pintu: Tradisi Melamar ala Jawara Silat Betawi

25 Maret 2022
Ungkapan Kekesalan untuk yang Menggelar Hajatan On the Road

Ungkapan Kekesalan untuk Mereka yang Gelar Hajatan On the Road

23 Februari 2020
Jangan Abaikan Peran Bapak-bapak dalam Tradisi Rewangan di Hajatan Tetangga terminal mojok.co

Jangan Abaikan Peran Bapak-bapak dalam Tradisi Rewangan di Hajatan Tetangga

12 Agustus 2021
orang indonesia

Orang Indonesia: Ngaku Toleran Tapi Tebang Pilih, Ngaku Baik Tapi Selektif

11 Maret 2020
Wedding Organizer

Waspada Tipu Daya Wedding Organizer Abal-Abal!

9 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Penderitaan Abadi yang Dirasakan Penghuni Rumah di Pinggir Jalan: Jadi Sasaran Kejahatan dan Kena Polusi Suara Tanpa Henti! rumah pinggir jalan raya

Suka Duka Tinggal di Rumah Pinggir Jalan Raya Utama: Buka Usaha Mudah, tapi Susah untuk Hidup Tenang

9 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Trotoar Sepanjang Jalan Cikini Raya Harusnya Jadi Standar Seluruh Trotoar di Jakarta agar Berpihak kepada Pejalan Kaki

Trotoar Sepanjang Jalan Cikini Raya Harusnya Jadi Standar Seluruh Trotoar di Jakarta agar Berpihak kepada Pejalan Kaki

9 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.