Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Tobat

Etika Bertetangga ala K.H. Anwar Zahid: Pagar Mangkok Lebih Kuat ketimbang Pagar Tembok

Moh. Rofqil Bazikh oleh Moh. Rofqil Bazikh
11 April 2023
A A
Etika Bertetangga ala K.H. Anwar Zahid: Pagar Mangkok Lebih Kuat ketimbang Pagar Tembok

Etika Bertetangga ala K.H. Anwar Zahid: Pagar Mangkok Lebih Kuat ketimbang Pagar Tembok (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Menurut K.H. Anwar Zahid, kalau tidak memuliakan tetangga, takut-takut mati dalam keadaan suulkhotimah.

Saya pernah membaca esai Kiat Jadi Warga Baru di Kampung ala Iqbal Aji Daryono. Semenit setelah merampungkan bacaan tersebut saya sadar bahwa hidup bertetangga tidak mudah. Ditambah dengan membawa atribut sebagai pendatang. Sejujurnya sih tidak hanya bagi pendatang. Bagi orang yang sudah bertahun-tahun bertetangga kesusahannya tidak jauh beda, bahkan mungkin lebih susah. Nggak ada ceritanya warga pendatang langsung cekcok dengan tetangganya. Lain cerita dengan warga lama yang kerap bermasalah.

Pertengkaran, saling ngomongin, tidak saling sapa adalah hal biasa. Sering ditemui di segala penjuru dunia, utamanya di kampung-kampung dengan susunan rumah yang berdempetan. Kenyataan seperti di satu sisi memang buruk adanya. Di sisi yang lain mempertegas kepada kita bahwa hidup di dunia tidak akan pernah bisa lepas dari bertetangga. Pastinya, bertetangga dengan segala dinamika dan baku hantamnya.

Karenanya, nabi memberikan perhatian betul pada persoalan pertanggaan ini. Dalam hadis disebutkan “barangsiapa yang iman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tetangga”. Kata K.H. Anwar Zahid, kalau tidak memuliakan tetangga takut-takut mati dalam keadaan suul khatimah. Mati dalam keadaan seperti itu bisa menjadi penyebab tidak mencium wangi surga. Bayangkan, mencium wangi surga saja sudah tidak bisa, apalagi masuk. Susah!

Tetangga lebih dari saudara

Itu semua karena urusan pertetanggaan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, sering kali tetangga lebih berharga dari saudara. Keseharian kita lebih banyak dihabiskan untuk berinteraksi dengan tetangga daripada dengan saudara yang jauh. Lihat saja, yang pertama kali menolong kalau ada apa-apa pasti tetangga. Tidak mungkin saudara yang jauh lintas kabupaten, lintas kota, lintas provinsi yang menolong. Inilah mengapa menjalin relasi yang baik dengan tetangga penting. Tidak hanya penting, tapi penting banget.

Lebih-lebih tetangga yang melarat, sebab tetangga yang melarat itulah yang entengan. Rata-rata yang suka membantu dan tidak banyak omong ya tetangga yang melarat. Kalau ada acara yang sibuk masak-masak ya tetangga yang melarat. Tetangga yang kaya juga sibuk, tapi sibuk mencicipi masakan. Ketika ada yang meninggal yang sibuk menggali kubur ya tetangga yang susah. Barisan tetangga kaya paling cuma melihat sambil nanya “udah dalam belum?”.

Kata K.H. Anwar Zahid, kalau sampai tidak akur dengan orang melarat itu alamat susah dunia akhirat. Kalau mati siapa yang bakal mikul, siapa yang gali kubur? Siapa yang bakal sibuk bantu kalau ada apa-apa? Atas dasar apa pun, sebaiknya memang tidak bermusuhan dengan tetangga. Semata-mata agar tidak membuat diri sendiri susah di kemudian hari. Kalau hubungan dengan tetangga ini baik, maka tanda senang dan tidak akan kesusuhan. Kalaupun kesusahan, sudah ada tetangga yang mau membantu. Ini kalau hubungan dengan tetangga baik.

Pagar mangkok lebih kuat

Makanya, ada pepatah lama mengatakan “sekuat-kuatnya pagar tembok masih lebih kuat pagar mangkok”. Bukan kok lalu mangkok dijejejer dijadikan pagar. Maksud mangkok di pepatah tersebut adalah suka berbagi dengan tetangga. Sewaktu-waktu punya makanan enak, meski sedikit, dibagi dengan tetangganya. Kegiatan seperti itu yang membuat hubungan antartetangga kuat, melebihi kuatnya pagar tembok. Begitu maksudnya.

Baca Juga:

Derita 3 Tahun Bertetangga dengan Pemilik Sound Horeg, Rasanya seperti Ada Hajatan Tiap Hari

Derita Punya Tetangga yang Pelihara Ayam: Bau Tidak Sedap Jadi Musuh Sehari-hari, Sudah Diingatkan Malah Ngeyel

Sehingga, kalau ada rumah yang ditinggal pemiliknya ke luar kota meski tidak mempunyai pagar tembok akan tetap aman. Ya, asalkan pemiliknya menerapkan pepatah mangkok itu tadi sebagai pagarnya. Kalau ada apa-apa pasti tetangganya akan menjaga rumah sepenuh hati. Beda sama rumah yang berpagar tembok, tapi pemiliknya tidak mengamalkan filosofi mangkok bahkan cenderung pelit. Walau sudah teriak-teriak minta tolong, tetangga pasti malas. Semuanya karena apa yang kita beri pada tetangga.

Sarana memperkuat hubungan antartetangga

Salah satu sarana memperkuat hubungan harmonis pertanggaan itu adalah pengajian, majelis, maulidan. K.H. Anwar Zahid mengibaratkan perkumpulan semacam itu umpama pohon teduh. Bagaimana pohon teduh yang dapat mengundang burung-burung hinggap bahkan manusia juga numpang neduh. Aneh, kok lalu kemudian majelis seperti itu dibubarkan, dibid’ah-bid’ahkan. Padahal di dalamnya jelas untuk memperkuat kerukunan antartetangga.

Jelas sudah bahwa hubungan yang baik dengan tetangga akan membawa dampak yang baik pula. Inilah sebabnya mengapa mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga adalah sebuah keharusan. Selain agar hidup tenang, juga agar tidak ada gangguan selama menjalani hidup. Loh, jangan kira hidup bakal aman kalau bermusuhan dengan tetangga. Tidak. Malahan banyak tetangga yang iseng dan mengganggu hanya karena sikap kita terhadap mereka.

Satu hal yang perlu disadari bahwa hubungan dengan tetangga naik turun. Tidak mungkin juga terus-terusan mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga, pasti ada gesekannya. Mampu meminimalisir terjadinya hubungan buruk itu sudah bagus. Sering berbuat baik terhadap tetangga saja tidak menjamin hubungan yang baik pula, apalagi sering berbuat buruk. Akhir kata, hal paling penting yang bisa dilakukan hanya berbuat baik dengan tetangga, memberi feedback adalah urusan mereka. Tapi umumnya orang yang baik akan mendapat feedback serupa. Tenang saja!  

Penulis: Moh. Rofqil Bazikh
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Menurut K.H. Anwar Zahid, Sedekah Itu Nggak Hanya Ikhlas, tapi Juga Pantas

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 April 2023 oleh

Tags: hubungan baikk.h. anwar zahidtetangga
Moh. Rofqil Bazikh

Moh. Rofqil Bazikh

Suka lagu-lagu Jawa dan sepak bola.

ArtikelTerkait

3 Hal yang Sulit Dilakukan Penghuni Perumahan Cluster Terminal Mojok.co

3 Hal yang Sulit Dilakukan Penghuni Perumahan Cluster

29 April 2022
Rumah Dekat Pengusaha Sound Horeg Nggak Melulu Menderita, Banyak Juga Untungnya Mojok.co

Kenyataan Tinggal di Dekat Pengusaha Sound Horeg Gunungkidul yang Tidak Pernah Kita Bahas Secara Tuntas

8 Mei 2025
Seandainya Taeko dalam Film Only Yesterday Ghibli Hidup di Indonesia, Dia Pasti Jadi Omongan Tetangga

Seandainya Taeko dalam Film Only Yesterday Ghibli Hidup di Indonesia, Dia Pasti Jadi Omongan Tetangga

25 November 2023
Butuh Kesabaran Ekstra kalau Punya Tetangga yang Pelihara Ayam Kampung terminal mojok.co

Butuh Kesabaran Ekstra kalau Punya Tetangga yang Pelihara Ayam Kampung

26 Januari 2021
Menurut K.H. Anwar Zahid, Sedekah Itu Nggak Hanya Ikhlas, tapi Juga Pantas

Menurut K.H. Anwar Zahid, Sedekah Itu Nggak Hanya Ikhlas, tapi Juga Pantas

7 April 2023
Hidup di Desa Terkadang Tak Lebih Baik ketimbang Hidup di Kota, Bahkan Bisa Jadi Lebih Buruk

Hidup di Desa Terkadang Tak Lebih Baik ketimbang Hidup di Kota, Bahkan Bisa Jadi Lebih Buruk

2 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.