Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Pengalaman Menerbitkan Buku di Amazon Kindle Direct Publishing: Gengsi Dapat, Cuan Tersendat

Dhimas Muhammad Yasin oleh Dhimas Muhammad Yasin
5 April 2023
A A
Pengalaman Menerbitkan Buku di Amazon Kindle Direct Publishing: Gengsi Dapat, Cuan Tersendat

Pengalaman Menerbitkan Buku di Amazon Kindle Direct Publishing: Gengsi Dapat, Cuan Tersendat (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya mencoba menerbitkan buku lewat Amazon Kindle Direct Publishing. Kelihatannya keren sih, tapi kok gini?

Membaca tulisan Kak Sigit Candra Lesmana di Terminal Mojok minggu lalu berjudul Salahkah Berharap Bisa Kaya dari Karya?, saya jadi teringat akan pengalaman pribadi beberapa tahun lalu. Ada masanya saya dilanda mimpi ingin punya penghasilan sampingan sekaligus jadi orang kaya dadakan lewat tulisan.

Bermula dari ditemukannya kasus pertama virus Covid-19 di Indonesia pada Maret 2020 lalu. Lambat laun, virus tersebut mewabah hingga sampai menjangkit orang-orang sekitar. Ekonomi merupakan sektor utama yang terkena imbasnya. Tak cuma informasi berita di berbagai media massa tentang menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, cerita warga sekitar yang jadi korban PHK makin menghantui saya. Bahkan, beberapa kantor dan pabrik secara terang-terangan banyak yang menutup usahanya.

Melihat kenyataan tersebut, saya memutuskan untuk mengambil langkah antisipasi. Siapa tahu perusahaan tempat saya bekerja kelak juga akan menerapkan kebijakan yang sama. Lewat bakat menulis yang tak seberapa, muncullah ide untuk untuk membuat sebuah buku. Ya, suatu proyek mulia yang tak hanya meningkatkan kesejahteraan pribadi umum, tapi juga mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebagai penulis papan bawah, saya sadar diri kalau menembus penerbit mayor bukanlah target yang tepat. Setelah mencari-cari referensi di internet, saya menemukan satu penerbit berskala internasional yang sudi menerbitkan berbagai genre buku tanpa melihat latar belakang penulisnya. Penerbit itu bernama Kindle Direct Publishing atau KDP yang digagas oleh Amazon.

Mengenal Amazon Kindle Direct Publishing

Buat yang belum tahu apa itu Amazon Kindle Direct Publishing, ia merupakan situs jual-beli buku digital terbesar di dunia. Waktu itu CEO Amazon masih dipegang sama Jeff Bezos, salah satu orang terkaya di dunia. Di sini kita tidak hanya diberi kemerdekaan untuk menerbitkan buku secara gratis, namun juga diberi hak untuk menulis genre apa saja dan menentukan sendiri harga jual buku tersebut.

Saat itu saya membaca laporan dari sejumlah media massa kalau perusahaan ini justru meraup untung besar selama pandemi Covid-19. Hal inilah yang kemudian memantik logika saya. Jangan-jangan kalau saya menerbitkan buku di sini juga pasti akan laku keras? Lha wong pemiliknya saja tajir melintir kayak Elon Musk, para karyawan dan kliennya pastinya juga kecipratan sejahtera, dong?

Sekilas proses menerbitkan buku di Amazon KDP

Dengan mengucap basmalah, saya bulatkan tekad untuk mewujudkan proyek buku itu. Awalnya saya mempelajari seluk-beluk menerbitkan buku di Amazon selama berhari-hari lewat situs ini. Lalu, berbekal pengalaman selama bekerja di dunia penerbitan, saya membuat buku sendiri dari nol, termasuk format dan layout-nya tersebut.

Baca Juga:

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

Surat Terbuka untuk Para Penimbun Buku di iPusnas, Apa yang Kalian Lakukan Itu Jahat  

Untuk genre cerita, saya pilih novel untuk anak-anak dan remaja. Alasannya sederhana, selain karena sesuai dengan kemampuan menulis saya, genre ini termasuk best seller di Amazon Kindle Direct Publishing. Untuk gambar kover dan beberapa ilustrasi sebagai pembangun cerita, saya minta tolong keponakan saya yang hobi melukis.

Berhubung buku ini akan dipublikasikan dalam skala internasional, saya harus mengalihbahasakannya ke bahasa Inggris. Dalam hal ini, saya tak melulu percaya seratus persen sama Google Translate. Saya juga minta tolong sahabat saya yang lulusan D-3 Bahasa Inggris untuk melakukan post-editing. Dengan begitu, buku ini bisa nantinya lolos proofreading dari pihak Amazon dan layak dibaca oleh seluruh masyarakat di dunia.

Setelah semua persiapan sudah oke, saya melakukan registrasi dan mengunggah file naskah itu sesuai dengan langkah-langkah yang sudah dipelajari. Cuma dalam waktu dua hari, saya mendapat pesan email dari pihak Amazon Kindle Direct Publishing kalau buku itu sudah disetujui dan diterbitkan di lamannya. Akhirnya buku saya masuk daftar situs penerbitan kelas dunia. Gimana saya tak lunjak-lunjak coba?

Gengsi dapat, cuan tersendat

Minggu pertama setelah buku saya terbiat adalah momen yang penuh euforia. Tak cuma woro-woro pamer prestasi di semua akun media sosial, saya juga rajin berbagi tautan tempat buku saya dijual kepada orang-orang. Seluruh pemirsa, mulai dari keluarga, kerabat, teman-teman, sampai orang asing pun mengapresiasi saya atas pencapaian tersebut. Di sinilah saya mendapat pengakuan atau gengsi yang layak.

Nah, dari minggu kedua dan seterusnya, saya mulai merasa nelangsa. Buku saya yang tampil memukau bin sombong itu berangsur-angsur tenggelam oleh kehadiran buku-buku terbaru. Ditambah lagi kehadiran buku-buku best seller dan buku-buku yang pakai jasa promosi berbayar ikut jadi saingan. Hal ini membuat saya seperti pedagang kaki lima yang diusir sama para penyewa ruko karena cuma numpang gratis menggelar lapak di depan toko mereka.

Fyi, di Amazon Kindle Direct Publishing tersedia dua jenis promosi gratis, yaitu “free book promotions” dan “kindle countdown deals”. Pada opsi “free book promotions”, kita membebaskan para pengguna Kindle untuk membaca buku kita secara gratis selama 5 hari. Sementara pada opsi “kindle countdown deal”, kita memberikan diskon penjualan buku kepada para pengguna Kindle selama 7 hari.

Apa yang terjadi setelah promo itu berakhir? Ya pihak Amazon akan lepas tangan dan kita harus mencurahkan waktu, tenaga, dan biaya untuk mempromosikan buku itu sendirian. Gimana kalau misalnya kita keukeuh tidak mau promosi? Boro-boro bukumu terjual satu biji, dilihat sama para pengguna Kindle tak bakalan sempat. Otomatis cuan pun jadi tersendat.

Menerbitkan buku sendiri tak sulit, tapi…

Saya pernah dihubungi secara tak sengaja oleh pihak Amazon di Facebook Amazon Kindle. Kalau di Amazon namanya virtual assistant. Pihak ini tak cuma bertugas menjawab seputar pertanyaan kita tentang Amazon KDP, tapi mereka juga bertugas mempromosikan karya-karya kita supaya makin dikenal banyak orang di dunia. Lewat jasa mereka, karya kita akan jadi viral dan mejeng di beranda utama situs web tersebut. Tentu saja hal ini tidak gratis.

Kalau saya pikir-pikir lagi, ini sih konsepnya seperti pasang produk atau barang di situs e-commerce warna hijau, oren, atau ungu itu. Memangnya mentang-mentang mereka termasuk e-commerce populer di Indonesia, kalau kita jualan apa saja di sana niscaya bakal laris manis gitu? Kan tidak juga. Kita harus pakai jasa iklan berbayar juga supaya produk kita terus dipromosikan.

Itulah pengalaman saya menerbitkan buku di Amazon Kindle Direct Publishing. Sebenarnya menerbitkan buku di sini tak sesulit yang dibayangkan orang, kok. Karena sejatinya Amazon Kindle Direct Publishing adalah toko buku digital yang menyamar bak penerbitan. Namun masalahnya, setelah buku terbit, tergantung kita apakah benar-benar niat untuk memasarkannya atau cuma mengejar gengsi asal buku diterbitkan. Kalau bisa memasarkan ya dapat cuan, tapi kalau ternyata buku kita tenggelam ya ikhlaskan.

Untuk Kak Sigit dan kawan-kawan yang sepemikiran, tak ada salahnya kok berharap bisa kaya dari karya. Malahan hal itu jadi motivasi terbesar kita untuk mencoba hal-hal baru. Contohnya ya saya sendiri. Bisa-bisanya penulis kelas teri ini tembus penerbit kelas dunia. Hehehe.

Penulis: Dhimas Muhammad Yasin
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Mengapa Penerbit Tak Tertarik Menerbitkan Karya Penulis yang Followernya Sedikit?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 April 2023 oleh

Tags: amazonAmazon Kindle Direct PublishingBukuKindle
Dhimas Muhammad Yasin

Dhimas Muhammad Yasin

Seorang sarjana sastra yang enggan disebut sebagai sastrawan. Kegiatan sehari-harinya bergumul dengan buku-buku sekolah untuk SD/MI.

ArtikelTerkait

bodo amat

Bodo Amat dengan Buku “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat”

20 Mei 2019
Dear Pengurus Perpusda Banyuwangi, Menyampul Buku dengan Staples Itu Keliru Mojok.co

Dear Pengurus Perpusda Banyuwangi, Menyampul Buku dengan Staples Itu Keliru

14 November 2023
statistik indonesia

Statistik Indonesia, Buku Terbitan Pemerintah yang Wajib Dimiliki Peneliti dan Penulis

22 Desember 2021
Kegemaran Membaca Warga Jawa Tengah Juara Dua Se-Indonesia, Warga Demak Jelas (Bukan) Salah Satunya Mojok.co

Kegemaran Membaca Warga Jawa Tengah Juara Dua Se-Indonesia, Warga Demak Jelas (Bukan) Salah Satunya

17 Juli 2024
sekolah apa ini resensi buku insist press sanggar anak alam salam yogyakarta sekolah alternatif terbaik mojok.co

Sekolah Apa Ini? Kenapa Tak Ada Mata Pelajaran, Seragam, dan Peraturan?

20 Juni 2020
Kebiasaan Coret-coret Buku Sendiri Nggak Salah, Kenapa Harus Heran Terminal Mojok

Kebiasaan Coret-coret Buku Sendiri Nggak Salah, Kenapa Harus Heran?

19 Mei 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.