Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Siapa Bilang Organisasi Kampus Nggak Lagi Relevan? Sembarangan!

Farrel Ahmad Syakur oleh Farrel Ahmad Syakur
15 Februari 2023
A A
Musuh Terbesar Organisasi Ekstra Kampus Adalah Kadernya Sendiri

Musuh Terbesar Organisasi Ekstra Kampus Adalah Kadernya Sendiri (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Berbicara mengenai organisasi kampus, kita akan mendapatkan tanggapan yang berbeda dari dua generasi yang berbeda. Jika kita bertanya pada generasi milennial ke atas, mereka akan menjawab bahwa organisasi kampus adalah salah satu bentuk dinamika terbaik dalam fase perkuliahan yang penuh gengsi, manfaat, dan hal-hal hiperbola lainnya.

Berbanding terbalik jika kita menanyakan hal yang sama ke muda-mudi Gen Z saat ini. Persepsi mereka terhadap organisasi kampus berbanding terbalik dengan milenial. Pernyataan seperti mending magang lah, mending kupu-kupu lah, mending turu, serta segala mendang-mending yang lainnya jadi hal yang lebih berfaedah ketimbang ikut organsisasi.

Adanya hal tersebut menampakkan sebuah fenomena yang menarik, yakni mulai runtuhnya masa kejayaan organisasi kampus di kalangan mahasiswa. Bukti keruntuhan tersebut dapat dilihat dari penurunan antusiasme yang signifikan dari para mahasiswa untuk bergabung ke organisasi kampus. Bahkan untuk sekadar mengikuti event-event yang diselenggarakan organisasi kampus tersebut saja malas. Dan kalo boleh jujur, itu juga yang sedang saya alami langsung saat ini. Jumlah peminat oprec organisasi internal kampus yang saya ikuti turun secara mengenaskan dibanding jumlah peminat di oprec-oprec sebelumnya.

Kelakuan “menggemaskan” organisasi mahasiswa

Jika kita kulik permasalahan ini, sebenarnya dapat dengan mudah kita temukan bahwa salah satu faktor terbesar dari runtuhnya kejayaan organisasi kampus ini adalah kelakuan-kelakuan “menggemaskan” dari organisasi itu sendiri. Mulai dari maraknya ajang senioritas, slogan kekeluargaan yang ternyata keluarga “broken home”, sampai program-program danusan kuno seperti jualan risol atau paid promote yang ngerusak feed IG. Kelakuan-kelakuan menggemaskan ini tentunya cukup untuk menyentil hati dan pikiran para mahasiswa. Dan itu menyumbang anggapan bahwa mengikuti organisasi kampus lebih banyak dramanya dibanding benefit-nya.

Tapi selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, sejatinya ada satu faktor lain yang sering terlewat dari perhatian masyarakat, yakni perubahan pola pikir masyarakat yang mulai menjadi sangat materialistis. Mungkin buat yang belum tahu, pola pikir materialistis adalah pola pikir yang terkait dengan ideologi filsafat materialisme. Ideologi materialisme ini adalah ideologi yang berpandangan bahwa hakikat dunia terdapat pada hal-hal material yang “nyata” dan sesuai dengan realitas empiris. Menurut materialisme, Hal-hal yang nonmaterial—seperti ide/keyakinan, entitas ghoib, lemari trofi tottenham—dianggap tidak penting atau bahkan tidak diakui eksistensinya.

Orientasi yang bergeser

Dengan adanya kapitalisme dan industrialisasi, ideologi materialisme tersebut semakin mendarah daging di benak dan pikiran masyarakat seluruh dunia. Semakin hari masyarakat semakin terpaku pada realitas-realitas duniawi sempit seperti harta, tahta, Raisa, Mbak Gita. Di sisi lain, ideologi ini juga membuat kita semakin meninggalkan nilai-nilai filosofi dan spiritual dalam memaknai kehidupan secara lebih dalam.

Lebih jauh lagi, pola pikir materialism tersebut juga semakin menancapkan pengaruhnya di berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali di dinamika para mahasiswa dalam mengisi waktu gabutnya. Adanya dominasi pola pikir materialisme ini sukses membuat para mahasiswa menjadi terpengaruh dalam menentukan aktivitasnya selama kuliah. Dengan orientasi materialis seperti uang dan karier, banyak mahasiswa yang berpindah haluan untuk mengisi aktivitasnya dengan program-program magang, workshop, dan bootcamp skill.

Fenomena masyarakat dan mahasiswa materialis ini bukannya tidak memiliki berkah di dalamnya. Dalam konteks mahasiswa, adanya pola pikir materialisme ini membuat para mahasiswa semakin terpacu untuk produktif. Demi meningkatkan kompetensi dan skill-nya demi menyambut dunia kerja di depannya. Tapi disisi lain, pola pikir materialisme ini juga semakin menyingkirkan aspek moralitas mahasiswa. Narasi-narasi “mahasiswa berbakti” dan dorongan mahasiswa untuk berkontribusi langsung terhadap lingkungan semakin tergerus. Kalah dengan narasi-narasi financial freedom dan financial fafifu lainnya.

Baca Juga:

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

4 Hal yang Harus Diperbaiki Program Magang Nasional Kemnaker

Nggak salah juga jadi materialis

Jika kita menarik memori ke belakang, kejayaan organisasi kampus ini dulunya tidaklah lepas dari narasi-narasi idealisme dan moralitas “pengabdian” mahasiswa, baik untuk lingkungan kampus maupun lingkungan masyarakat secara langsung. Tapi, dengan adanya perubahan pola pikir materialistis dan dorongan yang lebih kuat bagi mahasiswa untuk persiapan kariernya, minat mahasiswa untuk berdinamika dalam organisasi dan komunitas menjadi semakin menurun dan dianggap sudah tidak relevan.

Dan kembali lagi kami tegasken (diplomatis mode on), nggak ada yang mutlak salah dalam fenomena masyarakat materialistis ini, sumpah dah. Tapi sebagaimana Nanang Modip pernah berkata, “Manusia dilahirkan untuk manusia-manusia lainnya”.

Quote di atas harus jadi bahan renungan bagi kita semua untuk merenungi kembali persepsi kita terhadap irelevansi organisasi kampus. Karena jika kita berpegang pada quotes di atas, organisasi kampus masih tetep relevan kok. Mengingat salah satu esensi dari organisasi kan sebenernya tentang gimana kita berkolaborasi melakukan sesuatu berdampak yang benefit-nya bisa dirasakan “bersama”. Hal itulah yang terlewat jika kita cuma mogang-magang tok. Magang, tidak bisa dimungkiri, benefit-nya kalo nggak cuma buat diri sendiri, ya buat orang yang mbayar sampeyan (kalo pun dibayar).

Tapi gimanapun juga, nggak adil rasanya kalo kita menutup tulisan ini tanpa melempar saran ke pihak organisasi kampus. Jadi saran saya buat para organisasi kampus, mbok ya kalian itu juga adaptif terhadap perubahan demand masyarakat. Bikin-bikin lah inovasi dari sistem kalian yang nggak berubah-berubah dari zaman Boedi Oetomo itu. Kalo emang masih ngeyel nggak mau berubah, ganti aja deh AD/ART kalian jadi “Komunitas PSSI Wannabe”, biar ada validasi buat mempertahankan status quo ke-minus-an sistem kalian yang mantap betul.

Penulis: Farrel Ahmad Syakur
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Omong Kosong Peran Universitas dalam Mengentaskan Kemiskinan di Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Februari 2023 oleh

Tags: gen zmagangorganisasi kampusrelevan
Farrel Ahmad Syakur

Farrel Ahmad Syakur

Mahasiswa (berdompet) merakyat di Universitas Kerakyatan.

ArtikelTerkait

Angkatan 2022 Udah Siap-siap Skripsi, Eh MSIB Tiba-tiba Muncul Lagi: Magang atau Wisuda, Pilihan yang Bikin Galau

Angkatan 2022 Udah Siap-siap Skripsi, Eh MSIB Tiba-tiba Muncul Lagi: Magang atau Wisuda, Pilihan yang Bikin Galau

1 Juli 2025
Magang di Sekretariat DPRD Nggak Keren Sama Sekali, Saya Malah Malu karena Banyak Nganggurnya daripada Kerjanya

Magang di Sekretariat DPRD Nggak Keren Sama Sekali, Saya Malah Malu karena Banyak Nganggurnya daripada Kerjanya

22 November 2023
5 Sisi Negatif Mengikuti Banyak Organisasi Kampus terminal mojok

5 Sisi Negatif Mengikuti Banyak Organisasi Kampus

30 Juni 2021
Menyesal Nggak Jadi Mahasiswa Ambisius Selama Kuliah, Sekarang Jadi Susah Dapat Kerja Mojok.co

Menyesal Nggak Jadi Mahasiswa Ambisius Selama Kuliah, Sekarang Jadi Susah Dapat Kerja

8 April 2024
Nasihat Penting untuk Gen Z yang Pengin Banget Jadi ASN

Nasihat Penting untuk Gen Z yang Pengin Banget Jadi ASN

25 September 2023
Gen Z Lulus Kampus Ternama, dapat Gaji Kecil dan Diperbudak MOJOK.CO

Gen Z Kuliah di Kampus Ternama, Berakhir Menderita Kerja di Perusahaan Asing dengan Gaji Kecil, Tanpa Kontrak Kerja, Overtime Setiap Hari

24 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025
motor Honda Stylo 160: Motor Matik Baru dari Honda tapi Sudah Disinisin karena Pakai Rangka eSAF, Bagusan Honda Giorno ISS Honda motor honda spacy

Honda Stylo: Rangkanya Dibilang “Bom Waktu”, tapi kok Masih Laris?

9 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.