Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Beban Moral Content Creator YouTube alias YouTuber

Andri Valerian oleh Andri Valerian
25 Mei 2019
A A
Saya Menyayangkan Video Reaksi Gus Miftah yang Menegur Ustaz Maheer di YouTube terminal mojok.co

Saya Menyayangkan Video Reaksi Gus Miftah yang Menegur Ustaz Maheer di YouTube terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ramadan satu tahun yang lalu, saya menjadi volunteer  di sebuah kegiatan pesantren kilat sebuah masjid. Saya kebagian tugas menjadi mentor pendamping kelompok. Lalu ada sebuah sesi acara di mana para peserta diminta untuk menuliskan cita-cita  mereka besar nanti beserta alasanya. Ekspektasi saya pasti anak-anak akan menuliskan cita-cita yang kemudian menjadi favorit anak-anak kala diajukan pertanyaan semacam itu. Sebut saja guru, polisi, dokter, atau tentara. Setidaknya itu cita-cita yang menjadi favorit teman-teman seangkatan saya waktu SD dulu. Mungkin sekitar sepuluh tahunan yang lalu.

Saya mulai memperhatikan yang mereka tuliskan di sticky notes berwarna-warni tersebut. Beberapa ada yang langsung saya tanya karena terlihat sudah selesai dan tampak yakin dengan pilihannya. Saya cukup terkejut dengan jawaban dari anak-anak tersebut.

“Aku pengen jadi YouTuber, Kak. Pengen kayak Atta Halilintar. Bisa terkenal dan beli mobil bagus.”

Kemudian beberapa ada yang ingin jadi gamer yang punya channel YouTube karena merasa dirinya jago main Mobile Legend—game android yang cukup popular sebelum PUBG menyerang. Dari sepuluh anggota kelompok saya, tujuh orang laki-laki memiliki cita-cita seperti itu. Kemudian saya bertanya pada sang anak, tahu dari mana ia bahwa jadi YouTuber bisa membuat mereka jadi terkenal dan bisa beli mobil mahal. Kemudian anak-anak malah bertanya saya punya handphone Android atau tidak. Saya pun mengurungkan niat untuk mempelajari fenomena tersebut lebih lanjut.

Awalnya saya tidak terlalu ambil pusing dengan fenomena tersebut. Mungkin saja booming-nya YouTuber sama seperti booming-nya penjual batu akik. Sampai sekarang memang masih ada, namun tidak seramai dulu.

Ternyata perkiraan saya salah. Semakin hari YouTuber semakin menjamur. Para selebriti yang habitat aslinya di televisi kemudian beramai-ramai hijrah untuk membuat channel YouTube. Beberapa selebriti kemudian mengatakan secara gamblang bahwa pundi-pundi uang yang didapatkan dari YouTube kemudian jauh lebih besar daripada pendapatan mereka di televisi. Apalagi pajak penghasilan belum mampu menginterupsi penghasilan dari YouTube.

Alhasil, saat ini YouTube kemudian menjadi lahan basah yang diperebutkan oleh banyak orang. Selain karena menyediakan penghasilan yang “wah”, YouTube juga memberikan kebebasan pada kita sebagai content creator. Tidak seperti televisi yang masih ada ganjalan benama KPI, YouTube relatif lebih aman. Mau ngomong kotor terus dalam sebuah video rasanya tidak ada yang akan mencekal atau memberikan sanksi. Ganjalannya mungkin hanya nyinyiran dari netizen ketika kita mengunggah konten yang aneh atau tidak sesuai dengan kemauan mereka.

Kebebasan yang tidak ada batasnya biasanya akan menimbulkan masakah. Itu yang terjadi dengan YouTube hari ini. YouTube yang menurut saya pribadi awalnya adalah sebuah media altenatif dari program di televisi yang semakin tidak jelas—malah ikut-ikutan tidak jelas. Salah satu indikatornya adalah konten di YouTube yang secara sekilas sudah semakin mengikuti acara televisi.

Baca Juga:

5 Dosa yang Sering Dilakukan Food Vlogger dan Bikin Penonton Jengkel

7 Rekomendasi Channel YouTube untuk Belajar Materi SKD CPNS secara Gratis

Ketika saya membuka jendela trending di Youtube, konten yang booming pasti tidak jauh dari review kuliner, berkunjung ke rumah artis terus ngobrol-ngobrol, dan acara ngerjain orang alias ngeprank. Pola acara seperti ini sebetulnya akan dengan mudah kita temukan di berbagai stasiun televisi. Ditambah lagi dengan para gamer yang juga eksis di YouTube, tanpa pikir panjang mengucapkan kata-kata “kotor.” Sulit bagi saya hari ini untuk menemukan konten YouTube yang benar-benar beda dengan yang ada di satuan televisi sekarang.

Saya menjadi ingat dengan John Elkington yang mengemukakan konsep triple bottom line yang terdiri dari people, profit dan planet dalam kegiatan berbisnis. Mari kita anggap kegiatan menjadi YouTuber adalah sebuah kegiatan bisnis karena pasti ada modal yang dikeluarkan dengan mengharapkan sejumlah keuntungan. Dalam konsep tersebut, Elkington mengemukakan bahwa dalam menjalankan bisnisnya sebuah perusahaan tidak bisa hanya memikirikan profit yang akan didapat. Perusahaan juga harus memikirkan kontribusi untuk lingkungan (planet) dan juga orang-orang (people) di sekitarnya.

Para kreator konten tentu harus menyadari bahwa mereka punya tanggung jawab moral kepada penontonnya. Jangan sampai membuat konten hanya karena mengincar viewers agar mendapat keuntungan yang besar. Sama seperti yang sering digaungkan oleh KPI, konten acara hiburan tetaplah harus menyelipkan nilai edukasi dan menjunjung tinggi nilai moral. Saya yakin jika video para gamer yang kadang-kadang suka diselipkan kata-kata kasar akan langsung ditegur KPI jika tayang di TV.

Mereka juga memiliki tanggung jawab kepada anak-anak yang menyaksikan mereka. Apalagi beberapa dari kreator konten di YouTube sekarang sudah menjadi idola tersendiri bagi anak-anak SD. Yang diharapkan dari seoang figur idola adalah sikap teladan yang baik, di depan maupun di belakang layar.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Content CreatorYoutubeYoutuber
Andri Valerian

Andri Valerian

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, yang masih berjuang untuk lulus

ArtikelTerkait

youtuber youtube

Kiat Survive Jadi YouTuber Melawan Gempuran Artis yang Mendadak YouTuber

22 Mei 2019
soleh solihun

Belajar dari Soleh Solihun

12 Desember 2019
Deddy Corbuzier Perlu Bikin Konten-konten Baru Selain Podcast di YouTube-nya terminal mojok.co

Deddy Corbuzier Perlu Bikin Konten Baru Selain Podcast di YouTube-nya

2 Desember 2020
Belajar Coding Melalui Lima Channel YouTube Berikut terminal mojok.co

Belajar Coding Melalui Lima Channel YouTube Berikut

19 Oktober 2020
Belajar Sulap lewat YouTube Adalah Hal Sia-sia yang Pernah Saya Lakukan terminal mojok.co

Belajar Sulap lewat YouTube Adalah Hal Sia-sia yang Pernah Saya Lakukan

27 November 2020
youtuber mojok.co

Siapa Bilang YouTuber, Selebgram, dan Artis di Bawah Umur Tidak Kena Pajak?

15 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga Mojok

4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga

11 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.