Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Darurat Gunung Sewu: Kalau Uang Sudah Berbicara, Gunung pun Dihancurkan!

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
28 November 2022
A A
Darurat Gunung Sewu: Kalau Uang Sudah Berbicara, Gunung pun Dihancurkan!

Darurat Gunung Sewu: Kalau Uang Sudah Berbicara, Gunung pun Dihancurkan! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Di tengah bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sebagian wilayah Gunungkidul akhir-akhir ini, Pemkab berencana ingin mengurangi kawasan bentang alam karst Gunung Sewu. Kawasan karst seluas 75.835, 45 hektar itu akan dikurangi menjadi 37.018, 06. Katanya, pembukaan lahan ini dilakukan untuk pembangunan wisata dan perbaikan infrastruktur.

Gunung Sewu sendiri merupakan kawasan krast yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Global Geopark Network (GGN) pada 2015 lalu. Kawasan ini mencakup tiga segmen, yang meliputi Kabupaten Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan. Dari tiga segmen tersebut, hanya Pemkab Gunungkidul saja yang berinisiatif untuk “menghancurkan” sebagian perbukitan itu. Sungguh keputusan brilian!

Rencana pengurangan kawasan karst ini ditolak banyak pihak, terutama para pemerhati lingkungan, karena berpotensi merusak ekosistem lingkungan. Mengingat karst dinilai bisa menahan air, maka dikhawatirkan dengan dihancurkannya sebagian bukit ini akan membuat air bawah tanah semakin berkurang dan hilang.

Buat saya pribadi, agenda Pemkab Gunungkidul ini sangat ironi. Kok bisa, ada rencana seperti ini di daerah yang notabene rentan terjadi kekeringan setiap tahunnya. Terlebih usulan ini mencuat saat sebagian warga Gunungkidul masih berjuang bangkit dari keterpurukan akibat bencana longsor beberapa waktu lalu. Bukannya membantu warga yang terkena dampak tanah longsor dan berupaya menanggulangi bencana, malah membahas hal-hal yang justru berpotensi merusak lingkungan serta meningkatkan risiko bencana alam. Pitikih.

Rencana menyengsarakan warga

Dengan dalih membangun wisata dan meningkatkan taraf ekonomi, Pemkab terkesan (berusaha) membodohi warga demi keuntungan segelintir orang saja. Kalau alasannya untuk pembukaan wisata demi menyejahterakan warga, tentu terjadi cacat logika yang cukup fatal. Sebab, selama ini sebagian warga Gunungkidul cuma jadi penonton saja di tengah wisata yang semakin mendunia. Ini serius!

Sebagai warga Gunungkidul, saya sudah sangat kenyang dengar istilah “demi meningkatkan taraf ekonomi warga” dari para pembuat kebijakan. Dengan alasan itu, pemerintah seolah punya hak berbuat apa saja, termasuk “memperkosa” bentang alam Bumi Handayani. Padahal, melihat fakta di lapangan, proyek seperti ini (biasanya) justru bakal semakin menyengsarakan warga.

Ya, usulan pengurangan kawasan karst tentu jadi ancaman nyata bagi masyarakat Gunungkidul. Kita tahu, karst memiliki fungsi utama sebagai penyimpanan air. Jika rencana pengurangan bentang karst ini benar-benar terjadi, jelas berpotensi akan mengurangi sumber air yang ada di dalamnya. Dan nggak menutup kemungkinan tanah kelahiran saya bakal makin rentan kekeringan, yang setiap tahun jadi momok menakutkan.

Rencana pengurangan kawasan karst ini juga bukti nyata ada upaya eksploitasi alam yang dilakukan secara terang-terangan oleh pihak Pemkab. Kegiatan ini disinyalir bakal merusak instalasi pengelolaan sungai bawah tanah yang ada di Goa Bribin I, Goa Seropan, Bribin Baron, dan Bribin II. Padahal, unuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebagian warga Gunungkidul sangat bergantung dengan instalasi sumber air tersebut.

Baca Juga:

Kasihan Solo, Selalu Dibandingkan dengan Jogja, padahal Perbandingannya Kerap Tidak Adil!

Drini Park, Tempat Wisata Viral di Gunungkidul yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

Lagian sudah tahu daerah ini rawan kekeringan, lha kok malah bikin wacana yang justru berpotensi mengurangi sumber air, piye sih jane logikane?

Gunung Sewu ora didol!

Dengan berat hati harus saya katakan, Pemkab Gunungkidul tampaknya memang sudah kehilangan nurani. Ketika sebagian warga tengah berjuang bangkit dari keterpurukan akibat bencana tanah longsor, mereka justru sibuk berencana mengeksploitasi alam. Sebuah keputusan yang amat, sangat, disayangkan karena kurang memahami mana prioritas dan terkesan nirempati.

Jujur, melihat fenomena ini, saya jadi curiga, apakah di balik keputusan ini ada peran pemodal rakus yang berusaha mengambil semua lahan di Gunungkidul?

Kalau itu benar-benar terjadi, jelas, Gunung Sewu dalam kondisi darurat. Sebab, di mata para investor “lapar”, kekayaan alam yang dimiliki Gunungkidul adalah ladang subur menumpuk pundi-pundi uang. Demi memuaskan hasratnya, para cukong nggak segan-segan merusak ekosistem di Gunungkidul. Dan sudah pasti, warga dan anak cucu nanti yang bakal menelan pil pahit dari proyek ambisius ini.

Lihat saja pembangunan taman kota di kawasan Bukit Patuk itu. Demi mempercantik kota dan “menghibur wisatawan”, puluhan tanaman bambu segitu banyaknya harus dibabat habis, lalu digantikan proyek betonisasi. Padahal kita tahu, tanaman bambu merupakan mitigasi bencana alami yang mampu mencegah banjir dan tanah longsor. Tak ayal, beberapa waktu lalu, tanah longsor benar-benar terjadi di kawasan bukit ini.

Apa yang kini tengah terjadi di Bukit Patuk adalah contoh kecil dari perilaku manusia rakus yang cuma mementingkan perutnya sendiri. Wacana pengurangan kawasan wisata karst tentu juga akan menambah daftar panjang masalah lingkungan di Gunungkidul. Tanpa melibatkan para pemerhati lingkungan, Pemkab acap kali tampak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Akibatnya, kebijakan-kebijakan itu selalu merugikan warga.

Keinginan warga Gunungkidul itu sebenarnya sangat sederhana. Kami cuma pengin hidup tenang dan tentram tanpa dibayang-bayangi “kutukan alam” akibat tangan-tangan berlumur darah yang terus-terusan mengeksploitasi alam secara berlebihan. Ya, tanah di Bumi Handayani tidak dijual! Kami, warga Gunungkidul, masih ingin melihat anak-cucu tumbuh sehat dan bisa menghirup udara segar di sekitar rumah. Bukan kepengapan yang keluar tembok-tembok menjulang penuh kepulan asap. GUNUNG SEWU ORA DIDOL!

Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jogja (Sudah Tidak) Istimewa, Gunungkidul (Tetap) Merana

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 November 2022 oleh

Tags: gunung sewuGunungkidulinvestor
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

Dear Pemkab Gunungkidul, Berhenti Membangun Embung kalau Ujung-ujungnya Mangkrak dan Rusak!

Dear Pemkab Gunungkidul, Berhenti Membangun Embung kalau Ujung-ujungnya Mangkrak dan Rusak!

5 November 2023
Riwayat Air Terjun Kedung Kandang Gunungkidul, Surga Pemberian Tuhan yang Kini Disulap Pemerintah Jadi Comberan

Riwayat Air Terjun Kedung Kandang Gunungkidul, Surga Pemberian Tuhan yang Kini Disulap Pemerintah Jadi Comberan

2 Februari 2025
5 Rekomendasi Soto Gunungkidul Paling Enak dan Autentik, Jaminan Mantap!

5 Rekomendasi Soto Gunungkidul Paling Enak dan Autentik, Jaminan Mantap!

24 April 2025
Hati-hati Beli Rumah di Gunungkidul, Banyak Developer Bodong!

Hati-hati Beli Rumah di Gunungkidul, Banyak Developer Bodong!

9 Mei 2024
Resort and Beach Club Gunungkidul: Raffi Ahmad (Semakin) Kaya, Warga Setempat (Tetap) Merana Mojok.co

Resort and Beach Club Gunungkidul: Raffi Ahmad (Semakin) Kaya, Warga Setempat (Tetap) Merana

27 Desember 2023
Pantai Gesing Gunungkidul, Tempat Terbaik buat Healing dan Berburu Ikan Segar yang Kini Tinggal Kenangan

Pantai Gesing Gunungkidul, Tempat Terbaik buat Healing dan Berburu Ikan Segar yang Kini Tinggal Kenangan

20 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Gear Ultima, Wujud Kebohongan Motor Yamaha

Gear Ultima Wujud Kebohongan Yamaha, Katanya Bikin Motor Matik Ternyata Bikin Tank

28 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.