Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Perubahan Sistem Seleksi Masuk PTN: Niat Baik yang Keliru

Lentera Fajar Muhammad oleh Lentera Fajar Muhammad
9 September 2022
A A
Perubahan Sistem Seleksi Masuk PTN: Niat Baik yang Keliru

Perubahan Sistem Seleksi Masuk PTN: Niat Baik yang Keliru (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Apakah mengubah sistem seleksi masuk PTN ini tepat, atau justru jadi blunder?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan perubahan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan Seleksi Mandiri. Sebuah terobosan yang berani dan menarik. Tapi, apakah perubahan ini baik atau buruk?

Yang menjadi perhatian saya adalah tentang perubahan sistem SBMPTN dan alasannya.

Seleksi masuk PTN melalui jalur tes nantinya akan berfokus pada pengukuran kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Hal ini ditunjukkan dengan menghapus tes mata pelajaran dari ujian. Yang tersisa hanya tes skolastik yang mengukur empat hal yaitu potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris.

Penyebab dihapuskannya tes mata pelajaran adalah karena selama ini SBMPTN mengujikan terlalu banyak materi. Akibatnya guru jadi terkesan kejar tayang menuntaskan materi sehingga kurang menekankan pemahaman.

Peserta didik lantas merasa harus mengikuti bimbingan belajar (bimbel). Hal ini menimbulkan kesenjangan terhadap peserta didik dari keluarga kurang mampu yang tidak bisa mengikuti bimbingan belajar. Sementara seleksi masuk PTN dipandang perlu lebih inklusif dan adil.

Niat baik yang keliru

Saya mengapresiasi perubahan yang ditawarkan meskipun kurang setuju atas niat dan eksekusinya. Kalau memang niatnya adalah agar anak-anak dengan latar belakang ekonomi yang kurang mampu tetap dapat menempuh pendidikan tinggi, selama ini juga ada program Bidikmisi.

Meskipun memang setiap tahun ada saja laporan penerima Bidikmisi yang salah sasaran, nyatanya program ini terbukti membantu beribu-ribu mahasiswa baru dari latar belakang ekonomi sulit. Pemerintah juga bisa menyediakan jalur afirmasi untuk anak-anak dari daerah 3T. Beberapa universitas juga sudah menerapkan sistem ini.

Baca Juga:

7 Sekolah Kedinasan yang Lulusannya Punya Masa Depan Cerah dan Bikin Orang Tua Bangga

S2 UGM Diperebutkan Lulusan S1 dari Kampus Mana Aja kecuali dari UGM Sendiri

Ada banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah, yang jelas jangan malah mengurangi kesulitan sistem seleksi masuk PTN. Dari namanya saja seleksi, yang berarti bertujuan menyaring siapa yang layak dan siapa yang tidak.

Sekarang kita membahas tentang pelajaran yang diujikan.

Berdasarkan pengalaman saya pribadi, soal yang diujikan saat SBMPTN bisa dibilang sebagai soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). Soal dengan level ini menguji kemampuan analisis tingkat dalam pengerjaannya. Bahkan dalam pelajaran sosiologi dan geografi juga, soalnya berhubungan dengan penalaran sehari-hari.

Lalu bukankah dalam beberapa waktu terakhir guru-guru di seluruh Indonesia sudah mulai mengubah pembelajaran agar tidak menekankan kepada hafalan? Lantas mengapa justru tes mata pelajaran harus dihapus? Apa karena langkah tersebut lebih mudah dibanding mengubah soalnya?

Kalau soal seleksi masuk PTN dengan level HOTS ternyata dipandang memberatkan calon mahasiswa, jangan-jangan memang selama ini materi pelajarannya terlalu banyak. Bila siswa sampai harus berbondong-bondong mengikuti bimbingan belajar, berarti memang masalahnya terletak pada kualitas pendidikan di Indonesia yang belum sampai ke level HOTS. Bukan di sistem seleksi mahasiswa baru

Selanjutnya, tes literasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang akan diujikan menekankan kepada kemampuan pemahaman secara mendalam. Hal ini baik mengingat kemampuan masyarakat dalam memahami bacaan mungkin memang rendah. Tercermin dari perdebatan tiada ujung di media sosial setiap harinya

Tapi, saya merasa waswas waktu mendengar bahwa komponen literasi tadi tidak mencakup gramatika atau tata bahasa. Seolah-olah tata bahasa yang baik tidak berhubungan dengan pemahaman literasi yang baik.

Tapi, sebelum hari H pelaksanaan dan asumsi yang masih jadi asumsi, saya berharap tes literasi yang akan diujikan setidaknya mencakup reasoning. Dalam arti ada soal yang mengharuskan peserta ujian untuk membuktikan argumen yang dipilih sesuai dengan bacaan. Ya minimal seperti di tes SAT itu lah.

Lalu dengan dihapusnya tes mapel dalam seleksi masuk PTN, saya malah khawatir justru bias kelas makin terlihat. Bahasa Inggris yang selama ini jadi momok banyak siswa (selain matematika tentunya) akan menjadi lebih besar lagi bobotnya dalam ujian. Sementara saya merasa berhak curiga, kebanyakan mereka yang lancar berbahasa Inggris dibesarkan di keluarga yang mampu.

Mereka dengan akses ekonomi yang lebih tentu saja bisa menikmati sumber belajar bahasa Inggris yang lebih banyak. Mulai dari buku bacaan, film, lagu, dan tentu saja, bimbingan belajar.

Jangan harap juga bimbingan belajar lantas tidak laku. Bimbel akan selalu mencari cara untuk beradaptasi. Justru bisa saja mereka memasang harga lebih karena materi yang diujikan “berbeda” dengan di sekolah. Kalau memang selama ini ada kecurigaan bahwa peserta bimbel mendapat bocoran soal, yang perlu diusut adalah pihak yang terlibat, bukan soalnya.

Baik atau buruk sistem seleksi masuk PTN yang akan berlaku ini kita hanya bisa menunggu. Yang jelas akar masalah yang kompleks membutuhkan penyelesaian yang tidak sederhana pula. Tapi, saya percaya kita semua berharap yang terbaik untuk masa depan pendidikan bangsa.

Semoga.

Penulis: Lentera Fajar Muhammad
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA SNMPTN Lolos Terus Ngerasa Jenius? Sombhong Amat, Kalian Cuma Beruntung

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 September 2022 oleh

Tags: HOTSptnsbmptnSeleksi masuk
Lentera Fajar Muhammad

Lentera Fajar Muhammad

ArtikelTerkait

Nggak Usah Sedih, Jadi Mahasiswa PTN Tak Harus Melalui Jalur SNMPTN terminal mojok

Nggak Usah Sedih, Jadi Mahasiswa PTN Tak Harus Melalui Jalur SNMPTN

25 Maret 2021
mantan kekasih

Pengalaman Diputuskan Mantan Kekasih Karena Belum Diterima di Kampus Negeri

14 Juli 2019
belajar dari rumah wfh orang tua anak mojok.co wabah corona Sebetulnya Kuliah di Sekolah Kedinasan Bukanlah Hal yang Patut Dibanggakan

Sebetulnya Kuliah di Sekolah Kedinasan Bukanlah Hal yang Patut Dibanggakan

7 April 2020
tidak lolos sbmptn

Surat Terbuka untuk yang Tidak Lolos SBMPTN

11 Juli 2019
Jangan Terlalu Bangga Bisa Masuk PTN Top karena yang Penting Perjuangan Lulus dari Sana dan Nggak Berhenti di Tengah Jalan

Jangan Terlalu Bangga Bisa Masuk PTN Top karena yang Penting Perjuangan Lulus dari Sana dan Nggak Berhenti di Tengah Jalan

19 Juni 2025
Pengumuman SBMPTN 2021 di Depan Mata, Berikut Etika yang Perlu Kamu Jaga Jika Dinyatakan Lolos SBMPTN terminal mojok

Pengumuman SBMPTN di Depan Mata, Berikut Etika yang Perlu Kamu Jaga Jika Dinyatakan Lolos SBMPTN

14 Juni 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.