Beberapa hari ini, film Pengabdi Setan 2: Communion jadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat. Seperti biasa, netizen terbagi jadi dua kubu. Ada yang memuji sekuelnya, ada yang bilang sekuelnya biasa saja. Tapi saya nggak akan membahas hal tersebut di tulisan ini.
Dua film Pengabdi Setan karya Joko Anwar menampilkan sosok ustaz yang kalah melawan setan. Nggak cuma kalah, bahkan kedua ustaz di film Pengabdi Setan mati konyol ketika melawan setan.
Tentu, hal ini membuat saya sedikit kecewa. Pasalnya, “Kalau pemuka agama aja bisa mati konyol ketika melawan setan, kita-kita yang kurang agamis ini bisa apa kalau ketemu setan?”
Bisa nangeeez.
Nggak cuma dua film Pengabdi Setan saja yang menampilkan kalahnya pemuka agama ketika melawan setan. Film horror karya James Wan seperti The Conjuring dan Annabelle saja menampilkan pastor yang kalah melawan setan. Contohnya, Father Perez di film Annabelle sampai harus dilarikan ke rumah sakit ketika melawan Annabelle.
Saya langsung overthinking dan ngajakin teman saya yang cukup relijus, baik dari umat Muslim dan umat Katolik untuk diskusi terkait hal tersebut. Akhirnya saya dapat pencerahan dari teman saya yang beragama Katolik. Kurang lebih blio ngomong gini ke saya, “Mau rajin ibadah kayak gimanapun juga belum tentu selamat dari sekte atau kuasa gelap di luar kuasa manusia. Selain itu, di Pengabdi Setan kan hantunya pocong alias mayat hidup yang ada wujud fisiknya, bukan makhluk halus tak kasat mata. Makanya mau berdoa sekencang apapun, nggak akan mempan. Lu bayangin aja tinju lawan Mike Tyson, emang bakal menang cuma modal doa-doa doang?”
Teman saya yang beragama Islam pun berkata, “Gua cerita dikit waktu ngadepin orang kesurupan waktu masih di pesantren. Gua bacaan Ayat Kursi, eh setannya malah ngetawain gue! Dia malah ngoreksi Ayat Kursi yang gua baca karena kurang tartil dan ada tajwid yang salah! Makanya pemuka agama yang kalah lawan setan ya nggak salah juga”
“Lagian, godaan pemuka agama itu lebih berat dari kita yang cuma jadi jemaat biasa lho! Godaannya seperti ingin jadi terkenal, punya banyak pengikut, sampai tergoda uang! Contoh paling simpel, kalau mimpin shalat berjamaah, sengaja pakai surat panjang biar sekalian pamer hafalan, padahal Nabi udah nyontohin, pakai surat pendek aja karena nggak semua orang itu fisik prima. Ada juga yang punya kepentingan lain.”, lanjut teman saya.
Dari diskusi di atas, saya juga salah satu tweet yang bilang bahwa banyak pemuka agama yang kalah melawan setan dalam dirinya sendiri. Bahkan kelakuannya lebih setan dibandingkan setan itu sendiri. Contohnya, di negara manapun, nggak sedikit kasus pemuka agama seperti ustaz dan pastor yang kedapatan melakukan kasus pencabulan pada jemaat yang dipimpinnya. Nggak sedikit juga pemuka agama yang kedapatan menggelapkan dana umat yang harusnya dipergunakan untuk kepentingan umat. Apa yang terjadi di Pengabdi Setan jadi masuk akal.
Dalam kasus film Pengabdi Setan 2, mungkin keberadaan Ustaz Mahmud di film ini sebagai sarkasmenya Joko Anwar pada (oknum) pemuka agama yang suka mengurusi hal-hal di luar tugasnya. Tugas pemuka agama kan harusnya mengajarkan ilmu agama secara baik dan benar pada umatnya. Fokus pada hal-hal yang harusnya ia perhatikan.
Sebagai penutup, saya ingin menjawab pertanyaan di atas tentang ustaz saja kalah sama setan, apalagi kita yang nggak agamis. Begini, kematian itu hanya Tuhan yang tahu, jadi ketimbang takut sama hal-hal duniawi, mending kita memikirkan sangu akhirat nanti. Ya baliknya kita harus lebih sering beribadah, agar sangu akhirat nanti terpenuhi.
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 3 Orang yang Sebaiknya Nggak Nonton Film Pengabdi Setan 2: Communion