6 Tipe Ustaz yang Harus Kamu Hindari Ceramahnya – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

6 Tipe Ustaz yang Harus Kamu Hindari Ceramahnya

Mubaidi Sulaeman oleh Mubaidi Sulaeman
4 Juli 2020
0
A A
uztaz MOJOK

uztaz MOJOK

Share on FacebookShare on Twitter

Akhir-akhir ini beredar video pengakuan seorang ustaz hasil “konversi” agama melayang di beranda medsos saya. Awalnya, ketika melihat dari penampilan, tidak ada yang aneh.

Menjadi “menarik” ketika langsung mengakui kalau nama beliau aneh. Bukan nama yang biasa dipakai oleh orang Islam, apalagi untuk ustaz. Namanya “Insiyur Ignatius Yohanes” mendaku seorang anak tunggal Kardinal di Indonesia. Padahal, setahu saya, sebagai lulusan Perbandingan agama, seorang Kardinal tidak menikah.

Yang menjadi lucu lagi ketika beliau menjelaskan tentang latar belakang keluarganya. Bapaknya adalah Kardinal Prof. Dr. Ignatius Sastrawardaya M.Th., di mana di Indonesia hanya terdapat 3 Kardinal saja jika kita ketahui. Ibunya seorang penginjil bernama Ir. Maria Laura M.Th.

Bahkan beliau menambahkan bahwa setelah lulus Universitas Diponegoro, Semarang, mengikuti jejak orang tuanya sekolah di “Injil Vatican School”, Roma. Memang anak yang baik itu meneruskan perjuangan orang tuanya. Namun, itu tempatnya di Google Map ada nggak ya?


Mungkin bagi sebagian jemaah atau justru panitia acara yang tidak mengetahui hukum gereja akan setuju-setuju saja dengan perkenalan janggal ini. Mungkin juga jemaah merasa bangga bahwa di majelisnya didatangi oleh ustaz mualaf yang memiliki pengalaman studi banding  agama yang lain.

Ketika datang di majelis, mereka mungkin memiliki ekspektasi bahwa dengan mendengarkan pengalaman si ustaz, menjadikan mereka tidak perlu lagi murtad dulu untuk lebih mengimani agama Islam.

Memang mengherankan kenapa ustaz-ustaz seperti ini masih saja laku di masyarakat. Mungkin memang masyarakat tidak tahu latar belakang si penceramah, atau memang masyarakat menikmati ceramah para ustaz-ustazah mualaf yang isinya pasti dapat ditebak, yaitu menjelek-jelekan agamanya terdahulu. Mulai dari Hj. Irene, Ust. Bangun Samudra, hingga Felix Siauw, contohnya.

Bukan masalah serius jika ceramah tersebut dianggap hiburan semata. Isi ceramahnya tidak menjadi gerakan anti-pluralitas yang mengakibatkan kebencian di antara umat beragama di negeri ini. Menjadi masalah besar ketika isi ceramah tersebut menjadi “trigger” memecah belah kehidupan bangsa ini.

Nah, biar kamu lebih aware, berikut tipe ustaz yang harus kalian hindari ceramahnya, karena pasti absurd isinya:

Daftar Isi

  • Ustaz yang mengaku mualaf
  • Ustaz yang berkata-kata kotor
  • Ustaz yang tidak lucu
  • Ustaz yang terlalu lucu
  • Ustaz yang nggak bisa baca Qur’an
  • Ustaz yang tidak jelas pendidikan agamanya

Ustaz yang mengaku mualaf

Jika hendak menghadiri suatu pengajian, perhatikan banner pengumumannya. Jika banner pengumumannya mencantumkan bahwa si penceramah seorang ustaz mualaf, mending nggak usah datang ke pengajian tersebut. Dapat ditebak, isi ceramahnya pasti menjelek-jelekan agama terdahulu.

Saya yakin, tidak akan ada hikmah dari isi ceramah tersebut. Satu-satunya yang kalian dapatkan yaitu kalian semakin membenci umat agama lain. Kalian akan merasa mendapatkan pembenaran “stigma” yang ada dari isi ceramah si ustaz mualaf tersebut. 

Ustaz yang berkata-kata kotor

Beberapa waktu lalu lebih tepatnya menjelang Pilpres 2019, kita disunguhi tontonan yang tidak patut ditonton oleh anak-anak. Di mana antara ustaz, politisi, dan preman di pasar sangat sulit dibedakan kelakuannya. Mereka sama-sama melontarkan kata-kata kotor yang membuat telinga kita memerah karena risih dan sangat mengganggu.

Nama binatang hingga umpatan khas daerah digaungkan di depan ribuan jemaah. Lebih parahnya, majelis yang mereka sebut “pengajian” atau “doa bersama” didokumentasikan dan diunggah ke media sosial.

Yang seperti ini memang akan mengundang rasa penasaran untuk menonton atau minimal menghadiri pengajian si ustaz ini. Bukan karena ingin mendapatkan siraman rohani, tetapi emosi kita seolah-olah dibangkitkan oleh kata-kata kotor yang dilontarkan ustaz-ustaz tersebut.

Saran saya, jauhi pengajian yang konten ceramahnya seperti hal itu. Satu-satunya hal yang kalian dapatkan memang semacam kepuasan emosi, karena merasa terwakili untuk marah kepada keadaan dunia yang sering kita benci. Ini tidak baik untuk kesehatan “rohani” kita, karena cenderung menumbuhkan sikap benci dan mendendam kepada objek si ustaz penceramah tipe ini.

Ustaz yang tidak lucu

Bagi sebagian orang, penceramah lucu merupakan hiburan tersendiri. Selain mendapatkan ilmu agama, kelucuan adalah daya tarik tersendiri. Tetapi anehnya, ada sebagian yang lain, justru menyukai ustaz yang tidak lucu sama sekali, tetapi suka marah-marah jika berceramah.

Entah disebabkan kondisi politik negara yang dianggapnya kacau karena tidak sesuai dengan ideologi, atau karena kondisi masyarakat dalam menjalankan agama dianggapnya menyimpang atau disebabkan tersinggung oleh penceramah yang lain. Ribet.


Jauhi ceramah ustaz tipe ini.Yang akan kalian dapatkan hanya kebencian. Rasanya ingin mengambil tongkat dan memukul orang-orang yang dianggap menyimpang dari isi ceramah. Hanya ada rasa geram kepada yang berbeda aliran.

Ustaz yang terlalu lucu

Nah, kalau ini kebalikan ustaz sebelumnya. Bukan membuat kita marah-marah memang, tetapi membuat kita ingin tertawa terbahak-bahak, tetapi merasa tidak enak rasanya jika melakukannya di hadapan si ustaz ketika mendengar konten ceramahnya.

Kebanyakan dari ustaz model begini ini biasanya ahli teori konspirasi atau ahli menafsirkan kejadian di sekitar kita. Parahnya, bisa kita murtad. Mereka terkadang sangat serius dalam menjelaskan teori-teori ataupun tafsir tersebut. Sehingga saking seriusnya ada beberapa hal yang membuat kita geli dan ingin tertawa tetapi merasa tidak enak jika tertawa langsung di hadapan si penceramah karena takut menyinggung perasaan.

Jika menemukan konten ceramah tersebut maka hindarilah, karena mereka pada dasarnya hanya ingin menemukan “rasionalitas” dari kejadian-kejadian yang dianggapnya tidak sesuai dengan keyakinan mereka. Terkadang mereka merasa kurang puas dengan penjelasan dari pihak berwenang–entah itu pemerintah, ilmuwan atau pakar agama yang lain.

Ustaz yang nggak bisa baca Qur’an

Agama Islam itu landasan hukumnya Al-Qur’an dan Hadis. Jika ada seseorang mengaku ustaz tetapi bacaan Al-Qur’annya tidak enak didengarkan, larilah.

Saya yakin ujung-ujungnya si ustaz akan mengutip sebuah ayat Al-Qur’an kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia untuk memprovokasi masa agar setuju atau sekedar membenarkan pendapat.

Terlebih ayat yang dikutip si ustaz tersebut salah dan ada kata-kata di dalam ayat yang sengaja ataupun tidak sengaja hilang ketika dilafalkan. Tentu hal ini sangat berbahaya bagi pemahaman keagamaan kita. Kita bisa-bisa ikut tersesat dan justru melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.

Ustaz yang tidak jelas pendidikan agamanya

Dalam ajaran Islam, tidak ada yang namanya belajar otodidak. Ajaran Islam bukan pelajaran merakit komputer. Islam mewajibkan seorang muslim harus bersanad (memliki ketersambungan ilmu agamanya dari para guru yang nyambung sampai Rasulullah) dalam berilmu. Membutuhkan guru untuk keabsahan ilmunya.

Jika ada ustaz yang mendaku belajar otodidak atau belajar langsung kepada Rasulullah, tolong jauhi. Sudah pasti yang dia ucapkan akan banyak pertentangannya dengan ajaran Islam sesungguhnya. Ustaz yang masih memiliki sanad gurunya menyambung sampai Rasulullah saja masih bisa salah, apalagi yang belajar secara otodidak.

BACA JUGA Belajar dari Kolor Perdamaian Gus Dur dan tulisan Mubaidi Sulaeman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Juli 2020 oleh

Tags: ceramahMasjidUstazustaz mualaf
Mubaidi Sulaeman

Mubaidi Sulaeman

Pura-Pura jadi Peneliti

Artikel Lainnya

5 Rekomendasi Masjid di Sekitar Kota Bogor yang Jadi Destinasi Wisata Religi

5 Rekomendasi Masjid di Sekitar Kota Bogor yang Jadi Destinasi Wisata Religi

22 April 2022
5 Masjid Terdekat dari Pantai Losari yang Bisa Ditempuh dengan Jalan Kaki (Oen Michael via Shutterstock.com)

5 Masjid Terdekat dari Pantai Losari yang Bisa Ditempuh dengan Jalan Kaki

20 April 2022
Masjid terdekat saat perjalanan darat Banyuwangi Bali

6 Rekomendasi Masjid Terdekat jika Motoran ke Denpasar Bali Lewat Gilimanuk

9 April 2022
Masjid di dekan kawasan simpang lima semarang

4 Masjid Terdekat dari Simpang Lima Kota Semarang

7 April 2022
9 Masjid di Jogja yang Sediakan Menu Takjil Gratis Terminal Mojok.co

9 Masjid di Jogja yang Sediakan Menu Takjil Gratis

5 April 2022
5 Tempat Ibadah Terdekat dari Gedung Sate yang Keren dan Bersejarah

5 Masjid Terdekat dari Gedung Sate yang Keren dan Bersejarah

4 April 2022
Pos Selanjutnya
cancel culture mojok.co

5 Alasan Kenapa Cancel Culture Harus Punah

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
uztaz MOJOK

6 Tipe Ustaz yang Harus Kamu Hindari Ceramahnya

4 Juli 2020
Fitur Canggih pada Mobil yang Sebenarnya Nirfaedah Terminal Mojok

Fitur Canggih pada Mobil yang Nirfaedah

14 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Nasirun, Santrinya, dan Lukisan-lukisan yang Pulang
    by Arif Hernawan on 19 Mei 2022
  • Cerita Simone Inzaghi yang Sering Dibandingkan dan Stefano Pioli yang Kerap Diremehkan
    by Ali Ma'ruf on 19 Mei 2022
  • Kerasukan: Menjadi Medium, Tentang Trauma, dan Luka Ingatan
    by Khoirul Fajri Siregar on 19 Mei 2022
  • Silampukau Rilis Single ‘Lantun Mustahil’, Bercerita tentang Badai dan Lautan
    by Purnawan Setyo Adi on 19 Mei 2022
  • Ciptakan 4,6 Juta Lapangan Kerja, Kominfo Kebut Jaringan 5G
    by Yvesta Ayu on 19 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In