Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ranitidin: Obat Asam Lambung yang Ditarik dari Pasaran Karena Diduga Memicu Kanker

Wilda Zakiyah oleh Wilda Zakiyah
14 Oktober 2019
A A
Ranitidin

Ranitidin

Share on FacebookShare on Twitter

Akhir-akhir ini, obat asam lambung yang sering diresepkan oleh dokter kepada pasien sedang ramai diperbincangkan. Entah oleh para dokter, perawat, pengonsumsi Ranitidin sampai apoteker-apoteker. Mereka semua membahas obat yang telah ditarik dari pasaran karena diduga memicu kanker, penyakit yang sangat sulit penyembuhannya. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mencabut obat tersebut karena mengandung cemaran NDMA yang jumlahnya melebihi batas yang diperbolehkan.
US Food and Drug Administration (US FDA) dan European Mediciane Agency (EMA), sebelumnya telah mengeluarkan peringatan tentang adanya temuan berupa cemaran NDMA pada sampel produk obat Ranitidin. NDMA merupakan turunan dari Zat Nitrosamin yang dapat terbentuk secara alami. (Lifestyle,Okezone).

Keluarga saya dan saya sendiri yang menderita asam lambung dan mengonsumsi Ranitidin dari dua tahun yang lalu menjadi takut dan uring-uringan. Apalagi saat saya menonton sebuah berita di televisi yang mengungkapkan bahwa obat ini dapat meyebabkan kanker karena mengandung cemaran NDMA yang berlebih.

Begitu pula yang diungkapkan studi global, Ranitidin jika dikonsumsi lebih dari 96 mg/hari bisa mengeluarkan Zat Karsinogenik yang secara otomatis dapat memicu kanker. Terlebih jika dikonsumsi setiap hari.

Pada senin tanggal 7 oktober kemarin, Penny K Lukita memaparkan dalam siaran persnya.

“Menindak lanjuti informasi tersebut, BPOM saat ini sedang melakukan pengambilan sampel produk Ranitidin. Hasil uji sebagian sampel mengandung cemaran NDMA dengan jumlah yang melebihi batas,” ujarnya.

Uji coba terbatas juga dilakukan FDA. Ranitidin mengandung karsinogen Nitrosodimethylamine yang disebut NDMA yang kadarnya melebihi batas. Laboratorium juga melakukan uji coba. Dan menjelaskan bahwa satu tablet mengandung NDMA lebih dari 300 ribu mg. Padahal batas yang diizinkan hanya 96 mg.

Awalnya saya mendengar sekilas saat para ibu-ibu yang berkerumun di halaman rumah waktu membeli sayur sedang membicarakan tentang Ranitidin. Saya acuh tak acuh dengan gosip tersebut. Karena menurut saya, para ibu-ibu hanya suka membicarakan hal kecil yang kemudian dibesar-besarkan. Kata mereka peredaran Ranitidin sudah dicabut di pulau Bali. Malamnya, bapak saya memanggil. Memberi tahu siaran tv yang tengah menayangkan berita tentang obat asam lambung yang dapat memicu tumbuhnya kanker.

Saya yang sedang santai di kamar langsung ikut menyaksikan televisi. Antusias memperhatikan. Belum selesai ketakutan saya, saya baru ingat bahwa kami sekeluarga memiliki banyak stok Ranitidin di rumah. Karena obat itu sangat ampuh. Setiap kali asam lambung kambuh, kami mengandalkan pil kecil tersebut. “Bu, buang saja semua Ranitidin-nya.”

Baca Juga:

Crystalline Nggak Cuma Enak dan Menyegarkan, tapi Juga Ramah Sobat Asam Lambung  

Minyak Gosok sampai Obat Kuat, Ini 5 Obat Cina yang Wajib Ada di Rumah Saya

Tepat bulan puasa kemarin. Karena kami sekeluarga memiliki penyakit yang sama, asam lambung. Saya, ibu, bapak, mas dan mbak ipar saya mengonsumsi Ranitidin setiap berbuka puasa untuk menghindari kambuhnya penyakit tersebut. Setelah tahu, betapa menyesalnya kami. Mengonsumsi lebih dari 300 ribu NDMA dalam sehari.
Ranitidin adalah kelompok obat yang disebut histamin-2 blocker. Obat ini bekerja untuk mengurangi jumlah asam yang dihasilkan oleh lambung. Ranitidin digunakan untuk mengobati dan mencegah terjadinya gangguan di saluran pencernaan dan menurunkan asam di lambung. Selain itu, Ranitidin juga diresepkan untuk mengobati Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dan kondisi lainnya yang membuat asam lambung mencapai kerongkongan hingga menyebabkan mual.

Sebelum ramai diperbincangkan, karena mengandung karsinogen dalam jumlah tinggi. Ranitidin sering diresepkan oleh dokter untuk mengatasi masalah kesehatan yang berkaitan dengan asam lambung. Ranitidin sama seperti obat-obat pada umumnya, juga memiliki efek samping. Antara lain:
Pneumonia, Gejala pneumonia antaranya adalah nyeri dada, demam, napas pendek, dan batuk lendir berwarna hijau atau kuning. Gangguan Makan, Efek samping Ranitidin juga menyebabkan hilangnya nafsu makan. Sakit Perut, walaupun Ranitidin dikonsumsi untuk mengobati asam lambung, obat ini memiliki efek samping menyebabkan sakit perut. (Okezone, MNC now).

Di tempat kerja saya, saya bekerja di sebuah Apotek yang juga menjual Ranitidin. Karyawan-karyawan lain juga memperbincangkan berita serupa. Para dokter, bidan dan perawat tidak ada lagi yang berbelanja obat tersebut di apotek tempat saya bekerja setelah berita Ranitidin menjadi momok yang membahayakan kesehatan.
Lebih baik memakai cara alami seperti kunyit untuk meredakan asam lambung. Khasiat kunyit juga banyak, salah satunya mengurangi gas pada pencernaan, mengurangi mual hingga mengurangi diare. Daripada tetap mengonsumsi obat yang membahayakan, lebih baik kita mulai dari obat-obatan yang alami. Bagi para pengonsumsi obat-obatan, sebaiknya tidak terlalu berlebihan.

Jangan hanya kasihan pada pacar dan selalu diperhatikan, tubuhmu juga. hehe (*)

BACA JUGA Balada Orang Sakit yang Takut Suntik dan Susah Minum Obat atau tulisan Wilda Zakiyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2019 oleh

Tags: asam lambungmemicu kankerObatobat berbahayaRanitidinsakit perut
Wilda Zakiyah

Wilda Zakiyah

ArtikelTerkait

Pembodohan Masyarakat dalam Obat Tanpa Kemasan terminal mojok.co

Pembodohan Masyarakat dalam Obat Tanpa Kemasan

6 November 2020
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Vaksin Corona Tetap Dibutuhkan meskipun Kelak Obatnya Sudah Ada

29 Juli 2020
Aturan Tidak Tertulis Apotek, Sebaiknya Pelanggan Tahu supaya Tidak Merepotkan Apoteker Mojok.co jogja

3 Aturan Tidak Tertulis Apotek, Sebaiknya Pelanggan Tahu supaya Tidak Merepotkan Apoteker

4 Januari 2024
Apoteker: Dituntut Sat-Set dan Multitalenta, tapi Minim Apresiasi jurusan farmasi

Apoteker: Dituntut Sat-Set dan Multitalenta, tapi Minim Apresiasi

27 Oktober 2023
Raditya Dika

Mengenal Penyakit Raditya Dika yang Belum Bisa Disembuhkan

6 September 2019
Dilema Nggak Kuat Makan Pedas: Dari Dianggap Cupu Sampai Sakit Perut

Dilema Nggak Kuat Makan Pedas: Dari Dianggap Cupu Sampai Sakit Perut

17 Maret 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.