Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Daging Anjing, Kuliner yang Sebaiknya Tidak Anda Coba di Solo

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
18 Oktober 2021
A A
olahan daging anjing di solo

olahan daging anjing di solo

Share on FacebookShare on Twitter

Kita sepakat bahwa cara ampuh mengakrabkan diri dengan kota yang kita singgahi adalah dengan cara mencicipi makanannya. Pun, jika kalian mencicipi makanan-makanan ikonis dari kota Solo. Bermalam di wedangan, menikmati nasi liwet, atau mencicipi serabi, maka kalian akan cepat mengenal Solo sebagai kota yang ramah, manis dan lembut. Ya, sebagaimana Solo di mata masyarakat luas.

Tapi, Solo juga tak beda jauh dari kota-kota lainnya. Di balik sisi baiknya, ia memiliki wajah keras dan kasar. Solo sering disebut sebagai kota yang identik dengan air Bekonangnya, meski sebenarnya Bekonang masuk wilayah Sukoharjo. Selain itu, di kota Solo, dengan mudah Anda akan menemukan spanduk-spanduk warung makan bertuliskan rica-rica gukguk, sate jamu, atau spanduk bergambar Scooby Doo di setiap sudut kota. Untuk yang terakhir tadi, itu semua merupakan olahan daging anjing. Ya, anjing! (ini saya nggak ngegas, loh, ya).

Untuk dua rupa Solo tadi, kamu sebenarnya tak mesti memaksakan diri mengakrabkan dengan cara “mencicipi” semuanya. Kadang, akrab dengan satu sisi saja cukup. Untuk urusan pengin “sok akrab” inilah yang pernah saya rasakan saat dihantui rasa penasaran untuk mencicipi “olahan daging anjing”.

Ya, tak berlebihan menyebut Solo identik dengan daging anjing. Menurut Animal Defenders Indonesia yang dilansir dari Kompas.com, kota Solo sendiri menempati peringkat teratas dalam urusan konsumsi daging anjing pada 2021. Daging anjing telah menjadi langgam hidup masyarakat abangan kota Solo selama bertahun-tahun.

Lalu balik ke penasaran saya, yang sebenarnya didorong oleh banyaknya cerita dan testimoni. Ada teman saya yang bercerita pernah membatalkan puasa dengan daging anjing. Lalu ada lagi teman saya yang “menghalalkan daging anjing”, tapi ia menentang babi sampai mati. Semuanya juga sepakat kalau daging anjing itu enak. Saya sempat berekspektasi tinggi, bahwa kalau masih banyak olahan yang wajar lain, mungkin daging anjing ini enaknya luar biasa, toh kalau mau sama-sama haram (karena kebanyakan teman saya juga Muslim), kan masih ada babi.

Tak lama-lama, penasaran itu mendorong saya dan teman saya yang juga penasaran, untuk melakukan aksi nyata, bergegas ke warung-warung daging gukguk. Tindakan ini sebenarnya tak ujug-ujug terlaksana dalam sekejap, karena saya dan teman saya dulunya tak pernah terbesit makan daging anjing. Tapi yah,kala itu penasaran sudah memuncak.

Kemudian saya terdampar di warung olahan gukguk di tepi kota. Jujur saja, Waktu itu saya kebingungan mencicipi olahan jenis apa, tapi setelah bertanya ternyata di warung tersebut, “Sisa ungkep saja, Mas” kata si ibu penjual. Yowis, gass! Tak masalah. Yang penting penasaran saya terjawab.

Kami tak gegabah, hingga kami berdua hanya memesan satu porsi ungkep gukguk dan dua porsi nasi. Kendati cuma pesan satu porsi, ternyata ungkep gukguk itu masih menyisakan sisa di piring. Ya, itu bertolak belakang dengan ekspektasi saya kalau daging anjing itu istimewa, tapi ternyata biasa saja. Bahkan sampai tak habis seporsi berdua. Kami hanya diam, sambil sebat sebentar.

Baca Juga:

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Jujur saja, tak enak untuk mengutarakan alasan kenapa sama-sama tak menghabiskan hidangan tersebut. Lebih tak enak kalau didengar penjual dan pengunjung lain yang didominasi bapak-bapak. Selain rasanya biasa, bagi saya memakan daging anjing tak semudah dan semenyenangkan itu. Sekonyong-konyong, mak jegagik, kala olahan itu masuk mulut, saya teringat kucing saya. Seolah ada perasaan bersalah mengonsumsi hewan yang lazimnya dipelihara sebagai teman.

Perasaan bersalah itu makin diperbesar dengan isu-isu soal pencurian anjing sebelum masuk ke dapur warung. Hingga isu soal penyembelihan daging anjing yang sering dilakukan dengan kekerasan. Saya benar-benar tak tega. Pun isu-isu di atas hanya sedikit faktor mengapa tak sedikit masyarakat yang menentang, dan mendesak pemerintah setempat untuk menjegal budaya makan anjing. Belum lagi bicara soal dampak kesehatan seperti rabies, dan minimnya pengawasan anjing sebelum dikonsumsi. Tapi, jujur saja, saya menyesal malam itu karena saya beneran nggak tega.

Teman saya juga sama, di motor ia mengaku menyesal. Tapi, ia menyesal karena olahan di tempat itu nggak enak. Hingga beberapa hari kemudian, ia mencoba di warung lain, dan katanya enak. Sialan pikir saya. Tapi, yowis, lah, saya hargai prinsip dia, sementara saya berprinsip tak akan memakan lagi daging anjing karena alasan tak tega.

Ya, pengalaman ini terjadi pada 2019 silam. Tiga tahun berlalu, tak banyak yang berubah, saya masih teguh memegang prinsip saya, sementara warung-warung daging anjing masih banyak yang berjualan. Walau di beberapa wilayah Solo raya seperti Kabupaten Karanganyar, daging anjing sudah dijegal peredarannya. Namun, di Solo, cerita masih sama. Dan mungkin akan tetap sama dalam waktu yang lama.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Oktober 2021 oleh

Tags: daging anjingharamilegalsolo
Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

ArtikelTerkait

Mengenal Pokwe, Sebutan untuk Warung Makan Prasmanan di Solo terminal mojok UNS

5 Rekomendasi Warung Pokwe Andalan Mahasiswa UNS yang Wajib Dicoba para Maba

1 September 2023
7 Hal Menyenangkan di Solo yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Hal Menyenangkan di Solo yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

29 Oktober 2025
Fresh Graduate Solo Culture Shock Kerja di Jakarta, Cukup Jadi Pengalaman Sekali Seumur Hidup Aja Mojok.co

Fresh Graduate Solo Culture Shock Kerja di Jakarta, Cukup Jadi Pengalaman Sekali Seumur Hidup Aja

30 Maret 2024
Klaten

Klaten, Kota Indah yang (Sialnya) Terjepit Jogja dan Solo

9 November 2021
Jogja di Mata Orang Solo: Saya Tak Punya Cukup Alasan Membenci Jogja

Jogja di Mata Orang Solo: Saya Tak Punya Cukup Alasan Membenci Jogja

1 Agustus 2022
3 Sisi Suram Gerbang Belakang UNS yang Sebaiknya Diwaspadai Mahasiswa Mojok.co

3 Sisi Suram Gerbang Belakang UNS yang Sebaiknya Diwaspadai Mahasiswa

14 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok Mojok.co

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok

12 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.