Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Fesyen

Kaus Swan Sangat Disukai Bapak-bapak dan Ini Alasannya

Ahmad Natsir oleh Ahmad Natsir
10 Oktober 2021
A A
3 Alasan Kaus Swan Sangat Disukai Bapak-bapak terminal mojok.co

3 Alasan Kaus Swan Sangat Disukai Bapak-bapak terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Belum lama ini, saya melewati sebuah rumah yang cukup mewah. Tanpa sengaja saya melihat sesosok laki-laki yang sedang mencuci mobil di teras depan rumah tersebut. Pemandangan ini sekilas tampak tidak aneh. Namun, pandangan saya tertuju pada kaus Swan yang dia pakai. Bagian belakangnya sudah robek begitu lebar, tapi dia tampak tak ada masalah dengan itu.

Belakangan, saya menyadari saya juga memakai kaus yang sama, kaus dalam merek Swan berlengan. Padahal, di zaman saat saya masih kecil, saya sangat tidak menyukai bapak saya memakai kaus warna putih ini. Saya bosan melihat bapak dengan outfit yang sama selesai pulang dari kantor. Itu-ituuu saja. 

Apa yang saya lihat dari bapak akhirnya saya tiru. Selepas saya menikah dan mempunyai anak, saya diam-diam mulai mengoleksi kaus Swan. Pelan tapi pasti, saya kemudian naik ke kelas fanatik berat kepada kaus ini. Walaupun istri saya dengan terang-terangan mendeklarasikan “perang” jika saya membeli lagi. Warnanya yang putih jelas sangat tidak toleran dengan kebiasaan saya yang prak-pruk.

Saya menemukan setidaknya tiga alasan mengapa saya dan juga bapak-bapak di Indonesia begitu sangat menyukai kaus ini. Dan mereka tetap saja memakainya meskipun warnanya berubah jadi mangkak hingga berlubang sana-sini.

#1 Harga yang terjangkau

Pasti inilah alasan utama saya memilih kaus Swan. Harganya yang ramah di kantong menjadikan saya nggak pernah bosan untuk membelinya lagi jika kaus yang lama sudah rusak. Lha gimana lho, satu kaus ini bisa didapatkan dengan harga yang sama ketika kita membeli sebungkus capcay.

Nggak heran, kalau kaus ini bisa sangat melegenda di dunia per-bapak-an. 

#2 Praktis

Saya pernah sepulang dari kantor lalu langsung lepas baju dan hanya menyisakan kaus dalam ini. Saat itu, saya merasa ada yang saya lupa, tapi saya merasa nyaman saja. Ternyata, saya baru ingat bahwa kaos dalam saya belum saya lepas. Lantaran merasa nyaman, akhirnya hal ini menjadi kebiasaan. 

Saya pun melanjutkan pekerjaan dengan tetap mengenakan kaus ini. Baik ketika membersihkan halaman, mencuci motor, hingga pernah saya memakainya jalan-jalan sore bersama anak saya.

Baca Juga:

Kenapa Bapak-bapak Suka Pakai Kaos Partai Gratisan?

Kenapa Bapak-bapak Suka Pakai Helm Motor Gratisan dari Dealer?

Alhasil, saya bisa mengurangi jumlah pakaian yang saya cuci. Tentu, ini sangat meringankan pekerjaan rumah tangga saya yang kebetulan kebagian job cuci baju.

#3 Menyerap keringat

Sebetulnya, di lemari saya ada beragam jenis kaus dengan berbagai merek dan bahan. Namun, dari berbagai jenis kaus yang saya miliki tersebut, kaus Swan ini punya daya serap keringat yang paling unggul.

Tak jarang saya melihat seorang bapak-bapak yang mengenakan kaos ini saat bermain badminton di balai desa. Ini memperjelas bahwa daya serap keringat kaus Swan ini memang nggak kaleng-kaleng. 

Jadi, di balik bentuk fisiknya yang biasa aja dan harganya nggak bikin kantong ngos-ngosan, kaus Swan memang memberikan kenyamanan yang nggak biasa. Ia adalah salah satu investasi terbaik untuk menemani berbagai aktivitas di hidup kita.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2021 oleh

Tags: bapak-bapakkaus dalamKaus swan
Ahmad Natsir

Ahmad Natsir

Bapak rumah tangga yang nyambi nulis esai.

ArtikelTerkait

pakaian outfit seragam bapak-bapak pencinta burung berdasarkan burung kesukaannya mojok.co

Outfit Bapak-bapak Pencinta Burung Sesuai Burung Kesukaannya

29 Juni 2020
Kenapa Bapak-bapak Suka Pakai Kaos Partai Gratisan Terminal Mojok

Kenapa Bapak-bapak Suka Pakai Kaos Partai Gratisan?

23 Juni 2022
Kenapa Bapak-bapak Suka Pakai Helm Motor Gratisan dari Dealer Terminal Mojok

Kenapa Bapak-bapak Suka Pakai Helm Motor Gratisan dari Dealer?

6 Juni 2022
ariasan ibu-ibu MOJOK.CO

Jadi Tuan Rumah Arisan Ibu-ibu? Siapa Takut!

7 Juli 2020
Membedah Topik Obrolan Bapack-bapack ketika Sedang Nongkrong di Malam Hari terminal mojok

Membedah Topik Obrolan Bapack-bapack ketika Sedang Nongkrong di Malam Hari

31 Juli 2021
Membedah Alasan Bapak-bapak Pakai Nama Kota di Akun Media Sosialnya terminal mojok.co

Membedah Alasan Bapak-bapak Pakai Nama Kota di Akun Media Sosialnya

11 Februari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.