ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Membedah Topik Obrolan Bapack-bapack ketika Sedang Nongkrong di Malam Hari

Adhitiya Prasta Pratama oleh Adhitiya Prasta Pratama
31 Juli 2021
A A
Membedah Topik Obrolan Bapack-bapack ketika Sedang Nongkrong di Malam Hari terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Pada kenyataannya, menjadi tua adalah kepastian. Sekuat apa pun tenaga, sehitam apa pun rambut, jika sudah memiliki tanggung jawab keluarga, yakni anak dan istri, maka nggak usah mengelak lagi jika sudah dipanggil “bapak”.

Pesona bapak-bapak akhir dekade ini tampaknya semakin populer. Hal ini tentu bukan sebuah mukjizat, dong. Sebab, bapak-bapak saat ini sedang menjadi ikon baru di dunia perkomedian. Pasalnya, jokes yang ringan dan cenderung receh, tampaknya menguatkan identitas bapak-bapak di era modern ini. Kalau saya boleh mengartikan, sih, bapak-bapak ini masih mau eksis saja. “Ya kali, masa anak muda doang yang bisa ngetop,” begitu kira-kira ucap mereka.

Mengamati dunia perbapak-bapakkan, saya rasa, saya cukup lihai dengan itu. Meskipun saya belum menjadi bapak, sih. Tapi, dijamin, deh, untuk mengamati perilaku bapak-bapak, bisa dibilang saya ini juaranya. Hahaha.

Di sekitar rumah saya, fenomena bertamu di kalangan bapak-bapak desa tampaknya menjadi rutinitas yang mengasyikkan. Saya menggolongkannya menjadi dua tipe, yakni bapak-bapak tipe pos kamling dan bapak-bapak tipe teras. Uniknya, topik obrolan yang mereka lakukan memiliki perbedaan satu sama lain. Misal, bapak-bapak tipe pos kamling selalu bahas A, sedangkan bapak-bapak tipe teras selalu bahas B. Namun, jika kedua tipe bapak-bapak ini bergabung, obrolannya pun masih nyambung. Bisa jadi BA, AB, bahkan C sekalipun. Gokil!

Nah, untuk memulai pembedahan topik obrolan bapak-bapak, khususnya obrolan bapak-bapak tipe teras (alias tipe rumahan), di bawah ini adalah uraian topik apa saja yang sering diperbincangkan. Saya telah merangkumnya ke dalam empat bagian. Check these out!

#1 Topik tentang kesibukan

Topik obrolan yang pertama menurut saya adalah perihal kesibukan. Saya mencoba menerawang tingkat kebasa-basian bapak saya ketika di rumah ada temannya yang datang. Dimulai dari rumus 5W+1H, berbagai isi dari perbincangan pun sangat beragam. Namun, yang paling sering ditanyakan adalah masalah pekerjaan.

Sepertinya, prioritas obrolan bapak-bapak nggak akan jauh-jauh dari hal-hal di dekatnya, pekerjaan salah satunya. Akan tetapi, yang bikin saya sebel adalah penggunaan format awalan ketika ngobrol. Sangat klise dan formatnya itu-itu saja. Seperti begini, “Repot apa sekarang?”

Setelah itu, untuk tipe bapak-bapak yang ada di desa saya, permasalahan topik yang dibahas ini biasa menyangkut masalah pertanian dan peternakan. Wes, dua hal tersebut kemungkinan besar sudah nggak bisa dipisahkan. Pasalnya, baik bapak saya dan teman bapak saya, semuanya seolah-olah terprogram dengan struktur kalimat itu.

“Repot ndek endi saiki?”

“Nggarap tanaman apa saiki?”

“Ngopeni sapi/kambing berapa saiki?”

Selalu seperti itu. Saya kadang mbatin, apakah mungkin nanti saya akan juga seperti itu, ya? Hehehe.

#2 Topik tentang keluarga

Yup, benar. Topik tentang keluarga. Jangan salah, di balik sikap elegannya, ternyata bapak-bapak suka curhat juga, lho. Tapi, curhatnya ya dengan elegan juga dong pastinya. Hehehe.

Sama halnya seperti topik kesibukan, topik obrolan tentang keluarga nyatanya membuat bapak-bapak betah ngobrol sampai larut malam. Saya nggak tahu kenapa, mungkin pada kondisi ini rasanya uneg-uneg yang sudah dipendam bapak-bapak harus dikeluarkan. Sebab, nggak enak saja jika diungkap dengan anggota keluarga lain. “Lah, ya iyalah, wong mau curhat tentang keluarganya, kok.”

Biasanya, topik yang dibahas selalu dikoneksikan dengan kehidupan anak. Kadang-kadang istri juga, sih. Tapi, frekuensinya nggak sepadat itu. Permasalahan tentang anak membuat bapak-bapak saling berlomba-lomba adu nasib, seperti berlomba dalam menentukan berapa tanggungan yang dibayar, perolehan kesuksesan anak, bahkan menyangkut mantu dan cucu pun dijabani dah.

Kadang-kadang, ketika bapak-bapak teras ini masih asyik ngobrol, saya nguping di balik tembok kamar. Mereka tengah asyik memperdebatkan mana tanggungan yang lebih besar dimiliki.

“Aku ngene iki sebenere susah. Tapi ya gimana lagi, anak masih pada sekolah, mau nggak mau dengan sekuat tenaga, yo, daklakoni ae,” ucap bapak-bapak tetangga.

Akhirnya dibalas bapak saya, “Ya, sampeyan masih mending, Pak. Lha, aku sekarang ini Si X (nama saya) sudah masuk kuliah semester lima. Bantuan UKT yo nggak cair-cair. Belum lagi tanggungan adiknya. Repot wes,” jawab Bapak saya nggak mau kalah.

Jika didengar-didengar, pergulatan seperti akan mblarah ke mana-mana dan nggak ada habisnya. Saya sendiri kadang sampai bosen, kok. Apalagi perdebatan mengenai keaktifan cucu mereka masing-masing. Yang satu sudah bisa mbrangkang, yang satu sudah bisa jalan, yang satu sudah bisa jalan, yang satu sudah bisa salto. Hahaha, jan mashok tenan.

#3 Topik tentang penyakit

Saya juga heran, ketika saya mengantar Bapak saya bertamu ke rumah orang, selain beradu nasib tentang keluarga, nyatanya adu nasib tentang penyakit juga sangat populer. Mungkin, bagi bapak-bapak yang sudah sepuh akan selalu berperang dengan masalah ini.

“Dengkul saya ini beberapa hari ini suaaakkkittt, dibuat jongkok aja susahnya minta ampun.”

“Saya juga gitu, Pak. Boyok ini rasanya kayak ada linggisnya. Kemarin saya belikan obat gosok sampai habis dua kali.”

“Lah, situ baru dua kali aja, Pak… Wong saya ini setiap hari beli pil asam urat. Kalau sehari telat, wes, wasalam. Rak iso tangi.”

“Pancen usia itu wes nggak bisa dibohongi, Pak. Sebelum ke sini aja saya suntik dulu ke mantri. Padahal obatnya pun sama kayak yang saya beli di apotek sebelumnya.”

Pokoknya belum ada yang mau mengalah kalau membahas perihal penyakit-penyakitnya. Saya pun kadang mau mengomentari, tapi kok ya gimana namanya orang tua, apalagi bapak-bapak, susah untuk dilawan. Hahaha.

#Topik tentang masalah sosial politik

Setelah capek dengan perdebatan yang sudah-sudah. Barulah topik yang “seharusnya dibutuhkan” keluar. Bagaimana tidak? Topik yang seserius ini harus hadir ketika jam malam semakin menciut. Mungkin, jika saya mau menerawangnya lagi, waktu yang larut semakin malam, akan semakin intens, tajam, dan trengginas dalam mengomentari isu-isu tersebut.

Biasanya, diawali dengan berita-berita nasional yang ditonton di MetroTV atau TVOne. Ya, memang itu aja kanal TV-nya bapak-bapak. Saya rasa, jika kedua kanal itu saya hapus, maka saya kemungkinan akan di-DO dari Kartu Keluarga. Hehehe.

“Beh, sekarang ini rektor sudah bisa njabat dobel, ya, pak? Duwitnya, ya, nggak karu-karuan, dong, kalau gitu. Dulu aja, saudara saya yang ada di Kalimantan itu sampai diberhentikan, lho, gara-gara jadi kepala sekolah nyambi jadi kepala dusun. Padahal itu, kan, sebenarnya bukan sebuah institusi formal.”

“Anehnya lagi, Pak, saya lihat di Metro tadi rektornya nggak diberhentikan atau suruh milih salah satu, tapi malah undang-undangnya yang diganti.”

“Wah, ini, wes zamane sulit, Pak. Perilaku seperti itu malah dibudidayakan. Ya, ajur wong cilik.”

“Tapi, rektornya akhirnya milih mundur dari komisaris, sih, Pak. Di TVOne tadi sudah klarifikasi.”

Yah, kira-kira seperti itulah topik bahasan bapak-bapak teras ketika sedang nongkrong berjam-jam. Di samping itu, biasanya diselingi dengan update-an berita olah raga terbaru, seperti hasil pertandingan sepak bola dan lain sebagainya.

“Wingi itu, MU kalah lagi, Pak… Pak. Cavani nendangnya pengkor, padahal musuh Norwich ae kepontang-panting.” Xixixi.

Dengan begitu, hal seperti ini saya rasa sangat penting, mengingat saya pun nantinya akan menjadi bapak-bapak pula. Saya banyak belajar dari bapak-bapak di sekitar saya, tetap tersenyum dan tertawa meskipun masalahnya banyak. Ya, mudah-mudahan kluster bapak-bapak gokil, tegar, dan jenaka masih eksis sampai kapan pun.

BACA JUGA Alur Obrolan Cowok kalo Lagi Nongkrong dan tulisan Adhitiya Prasta Pratama lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 September 2021 oleh

Tags: bapak-bapakGaya Hidup Terminalngobroltopik obrolan
Adhitiya Prasta Pratama

Adhitiya Prasta Pratama

Seorang mahasiswa yang hobi baca apa aja di depannya.

ArtikelTerkait

4 Alasan Sulitnya Berteman dengan Penutur Asli Bahasa Korea terminal mojok

4 Alasan Sulitnya Berteman dengan Penutur Asli Bahasa Korea

27 Juli 2021
Mematahkan Stereotip soal Orang Kidal yang Beredar di Indonesia terminal mojok

Mematahkan Stereotip Orang Kidal yang Beredar di Indonesia

8 Agustus 2021
7 Lagu Kangen Band Paling Underrated yang Pernah Diciptakan Lima Gimmick Konser Musik Khas Band Indonesia yang Dirindukan di Masa Pandemi terminal mojok.co

Lima Gimmick Konser Musik Khas Band Indonesia yang Dirindukan di Masa Pandemi

9 Juli 2021
Marlboro Kretek Itu Sebenarnya Enak, meskipun Tembakaunya Kadang Nggak Merata dan Kurang Padat terminal mojok

Marlboro Kretek Itu Sebenarnya Enak, meskipun Tembakaunya Kadang Nggak Merata dan Kurang Padat

18 Juni 2021
Perintah untuk Tambah Anak, Basa-basi yang Seharusnya Tak Perlu Dilontarkan terminal mojok

Perintah untuk Tambah Anak, Basa-basi yang Seharusnya Tak Perlu Dilontarkan

7 Agustus 2021
5 Topik Terhangat Mom Shaming Abad Ini yang Seharusnya Kita Hentikan terminal mojok

5 Topik Terhangat Mom Shaming Abad Ini yang Seharusnya Kita Hentikan

5 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Rurouni Kenshin: The Beginning, tentang Masa Lalu Battosai yang Kelam dan Dilematis terminal mojok.co

Rurouni Kenshin: The Beginning, tentang Masa Lalu Battosai yang Kelam dan Dilematis

Drakor Nevertheless: Toxic Relationship dan Anggapan Perempuan Cuma Suka Bad Boy terminal mojok.co

Drakor Nevertheless: Toxic Relationship dan Anggapan Perempuan Cuma Suka Bad Boy

Gaya Parenting Orang Tua Shinichi Kudo yang Bikin Saya Kepingin Juga terminal mojok.co

Gaya Parenting Orang Tua Shinichi Kudo yang Bikin Saya Kepingin Juga

Terpopuler Sepekan

Alasan Wisuda S2 Kalah Heboh dengan Wisuda S1, padahal Lulusnya Lebih Susah Mojok.co

Alasan Wisuda S2 Kalah Heboh Dibanding Wisuda S1, padahal Lulusnya Lebih Susah

9 Mei 2025
Dramaga, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Bogor. Semua Serba Tanggung di Sini

Dramaga, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Bogor. Semua Serba Tanggung di Sini

10 Mei 2025
4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, Biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu Mojok.co

4 Perpustakaan Gunungkidul yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang, biar Mainnya Nggak ke Pantai Melulu

11 Mei 2025
3 Sisi Gelap Tinggal di Jogja Bagian Kota Dipaksa Ikhlas (Unsplash)

Sisi Gelap Tinggal di Tengah Kota Jogja: Sebuah Wilayah yang Dikepung Sampah

7 Mei 2025
Depok, Adik Tiri Jakarta Selatan yang Kini Punya Gaya Sendiri (Unsplash)

Depok, Adik Tiri Jakarta Selatan yang Kini Punya Gaya Sendiri

12 Mei 2025
Kita yang Tidak Sempurna Berhak Bahagia seperti Luna Maya (Unsplash)

Masa Lalu Luna Maya Saja Dimaafkan, Masa Lulusan SMA Nggak Dapat Kesempatan Menikah?

10 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_ns1MCy_8lA

DARI MOJOK

  • Upaya Merawat Candi Borobudur agar Bisa Bertahan 2000 Tahun Lagi
  • Tongseng Enthog Pak Badi Kudus, Kuliner Warisan Bapak untuk Anak yang Suka Touring
  • Ojol Jogja-Jateng Tolak Merger Grab dan GoTo karena Bisa Kurangi Pendapatan Driver dan Sebabkan Ledakan Pengangguran
  • Tak Mudah Jadi Orang dengan KTP Malang, Susah Payah Berbuat Baik tapi Rusak karena Aremania
  • Jadi Mahasiswa UIN Merasa Rendah Diri karena Kena Banyak Label Menyebalkan
  • Mereka yang Mendapat Berkah dari Produksi Upanat, Sandal Khusus untuk Naik ke Candi Borobudur

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.