Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Yang Divaksin Orang Dewasa, yang Masuk Sekolah Anak SD: PTM Jadi Kebijakan Paling Pekok

Prima Ardiansah Surya oleh Prima Ardiansah Surya
28 September 2021
A A
PTM sekolah tatap muka mojok

sekolah tatap muka mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Halo Pak Nadiem Makarim, bagaimana kabarnya Pak? Sehat? Saya berani bertaruh walaupun secara fisik sampean sehat, tetapi secara jiwa sampean lagi sakit sesakit-sakitnya. Itu lo, gara-gara anak-anak yang sampean setujui masuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan protokol kesehatan ketat kemarin. Ternyata banyak yang jadi korban klaster sekolah. 

Eh nggak jadi, ternyata miskonsepsi. Terus kenapa kemarin datanya dirilis, Pak?

Dalam hati, sebetulnya saya bertanya, apa sih dasar Pak Nadiem berani masukin anak-anak buat PTM itu? Apa gara-gara cakupan vaksinasi sudah melejit? Atau gara-gara gelombang dua sudah reda, dan agaknya gelombang tiga masih jauh di depan mata? Kalau misal Sampean berani masukin mereka gara-gara cakupan vaksinasi? Hmmm, semua juga tahu kalau cakupan kita masih rendah, Pak. 

Untuk dosis 1 saja, per tanggal 18 September, masih 38,5 persen, Pak. Sebagai pembanding, pada campak yang notabene sama-sama virus, untuk menciptakan herd immunity, kita perlu mencapai angka 95 persen populasi. Untuk Covid-19 harusnya berapa? Ya belum tahu, yang sudah divaksin dan reinfeksi juga ada, angkanya jelas masih dalam perdebatan. 

Atau Bapak pede gara-gara kita sukses menangani gelombang dua? Hmmm, saya mau bicara fakta miris yang terjadi di lapangan saja ya Pak. Di gang-gang sempit itu banyak pasien yang meninggal dengan gejala Covid-19, tetapi nggak sempat PCR lo, Pak. Nggak tercatat oleh angka penambahan kasus puluhan ribu kemarin itu. 

Ya sudah, tiba-tiba tergelempang di kasur tidak bernyawa dengan riwayat batuk pilek sebelumnya. Kalau bicara pengalaman subyektif, saya secara pribadi banyak menemui kampung-kampung yang hampir semua warganya batuk pilek. Kalau sampean nggak percaya, coba suruh satu utusan yang jujur buat menelusur gang-gang di kampung kecil Surabaya. Harus jujur lo ya Pak. 

Kita ini nggak sukses lo, Pak. Kita ini hancur kena gelombang dua kemarin. Jumlah kasus yang tercatat itu ibarat gunung es yang muncul ke permukaan, yang di bawah jauh lebih banyak, Pak. Masih segar dalam rekaman semua orang bahwa beberapa waktu lalu jalanan riuh suara ambulan dan antrian oksigen mengular. 

Masihkah kita bisa sombong? Kita dipuji global, lalu dengan dagu tegak mantap, seraya berdiri di atas jenazah orang yang seharusnya masih ada jika kita lebih sigap? Oh iya sih, gara-gara sudah banyak yang kena Covid-19 dan belum tercatat. Mungkin kalau ada ukuran angka baru yaitu “cakupan antibody Covid-19” alih-alih angka vaksinasi, mungkin negara kita sudah 70 persen lebih. Lha masyarakatnya sudah banyak dapat antibodi dari proses alami, kok. Nggak perlu bantuan negara! 

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

Kembali ke PTM tadi. Kenapa sih kok Pak Nadiem ini masih ngebet betul PTM diadakan secara masif? Apa nunggu ada klasternya dulu baru libur? Apa nunggu ada yang meninggal dulu baru berhenti?

Saya paham Pak, kami semua paham. Sekolah memang kurang ada ruhnya kalau tidak dilakukan dengan tatap muka. Suasana riuh canda tawa bocah, ngacung kalau ada pertanyaan dari gurunya, dan semua bayangan gembira itu memang asyik. Eman-eman kalau generasi sekarang tidak merasakannya. Tapi, memang kita wajib memaksakan keadaan konyol ini? Siapa pula yang bisa menjamin anak-anak itu tertib memakai masker dan menjaga jarak?

Yang divaksin itu orang dengan usia 12 tahun ke atas lo Pak, bukan anak SD atau anak PAUD yang sampean juga paksa masuk. Padahal sejatinya anak-anak dan orang dewasa sama-sama punya potensi tertular. Memang anak-anak gejalanya lebih ringan. Tapi, mereka yang keliatan nggak rentan ini kan bisa menularkan ke ayah, ibu, nenek, kakek, atau ibu hamil di sekitarnya. 

Saya teringat teman nakes yang bercerita tentang klaster keluarga yang dialaminya sendiri. Awalnya anaknya demam dan batuk pilek. Dia menganggap penyakit anaknya cuma batuk pilek biasa. Tetapi, kelamaan satu keluarga termasuk dia dan suaminya kena batuk pilek semua, ditambah ada anosmia. Syukur keluarganya sekarang sudah sehat. 

Pak Nadiem, saya tanya ke sampean. Memangnya ada orang tua yang tega mengisolasi anaknya yang sakit sekaligus mampu berjauhan dengan anaknya yang sedang menderita itu? Ada Pak? Tega?

Ditambah lagi, sampean kapan hari malah nyuruh perguruan tinggi menyelenggarakan PTM buat mahasiswa. Padahal mahasiswa sekarang sudah aman dengan proses pembelajaran daring di rumah masing-masing. 

Halah, nggak kaget kok, pemerintah memang suka perayaan sesaat. Supaya bisa nyombong sambil bilang gini: “Hei Rakyat, ini lo pandeminya sudah teratasi, saking suksesnya kita bikin kebijakan dan menekan angka penyebaran, kalian bisa masukin anak-anak buat sekolah lagi lo. Buat beberapa yang positif, itu cuma beberapa saja, kok. Hal tersebut tidak akan mengganggu proses PTM dalam skala nasional.”

Bapak nggak harus jawab pertanyaan ini langsung sih. Bapak bisa menjawabnya dengan bikin kebijakan yang lebih masuk akal. Itu kalau peduli sih.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 September 2021 oleh

Tags: covid-19kebijakanklasterpilihan redaksiPTM
Prima Ardiansah Surya

Prima Ardiansah Surya

Dokter internship di RSU Aisyiah Ponorogo dan Puskesmas Jenangan Ponorogo.

ArtikelTerkait

4 Hal yang Membuktikan Fizi Bukan Karakter Paling Miskin dalam Serial Upin Ipin, Penonton Nggak Sadar!

4 Hal yang Membuktikan Fizi Bukan Karakter Paling Miskin dalam Serial Upin Ipin, Penonton Nggak Sadar!

26 Agustus 2024
Di Mie Gacoan, Kita Nggak Antre Nungguin Pesanan Datang, Kita Antre Nungguin Orang Selesai Makan

Mie Gacoan Bikin Saya Antre Nungguin Orang Lain Selesai Makan, Bukan Antre Nungguin Pesanan Datang

27 Oktober 2023
Kecamatan Sukolilo, Daerah Paling Underrated di Surabaya

Kecamatan Sukolilo, Daerah Paling Underrated di Surabaya

9 Januari 2024
4 Series yang Punya Konsep Sharing Universe dan Multiverse terminal mojok.co

4 Series yang Punya Konsep Sharing Universe dan Multiverse

31 Desember 2021
Jalan Sarjono Ambarawa, Jalan Terindah Se-Jawa Tengah yang Bisa Jadi Tempat Healing Gratis Mojok.co

Jalan Sarjono Ambarawa, Jalan Terindah Se-Jawa Tengah yang Bisa Jadi Tempat Healing Gratis

3 Februari 2024
Panduan Singkat Menggunakan "Ta" ala Jawa Suroboyoan

Ojo ngasal, Rek. Ini Panduan Singkat Menggunakan “Ta” ala Jawa Suroboyoan yang Benar

1 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.