Twitter adalah salah satu media sosial yang berpengaruh terhadap perkembangan kabar di Indonesia. Berita-berita yang masuk trending mampu menjadi perbincangan hangat yang tak hentinya dibahas dan dengan mudahnya tersebar luas sampai ke seluruh pelosok negeri bahkan dunia. Saya sendiri adalah pengguna Twitter sejak tahun 2009. Kalau dihitung mundur, sudah hampir 12 tahun sebagai pengguna setia. Bisa dibilang cukup senior lah, ya. Hehehe.
Mendekati akhir November 2020, saya sedikit kaget dan kecewa dengan fitur terbaru Twitter yang menghadirkan kolom story yang dinamakan fleet. Kegunaannya sama saja seperti media sosial lain seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Kekecewaan saya terhadap fitur fleet pada Twitter tersebut sempat saya tuliskan di Terminal Mojok.
Ternyata setelah saya amati, banyak juga orang-orang yang merasakan hal serupa dengan saya. Fitur fleet pada Twitter itu terkesan cuma ikut-ikutan doang. Twitter itu, kan, memang terkenal dengan cuitannya yang bebas. Mau cari cerita bersambung alias thread dengan berbagai genre ada. Mau nge-post ulang cuitan orang lain bisa dengan mudah, tinggal pilih retweet atau kutip tweet. Sampai mau cari berita-berita hot beserta foto dan videonya pun tersedia. Saking bebasnya, sampai ada yang tanpa sensor disertai linknya. Hadeh. Dilihat dari kegunaan Twitter tersebut, sebenarnya penambahan fitur fleet dianggap nggak terlalu berguna. Kalau mau eksis, tinggal klik tweet doang. Mau upload foto, video, atau mau sambat sekalian tinggal pencet tombol lingkaran biru sudah selesai. Ngapain juga harus update strory di fleet? Buang waktu, energi, dan pikiran saja.
Saya sendiri pernah mencoba update story di fleet satu kali dan nggak pernah saya ulangi lagi. Alasan saya mencoba adalah ingin melihat apakah ada perbedaan antara update story di WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Hasilnya adalah nggak ada perbedaan yang signifikan antara story di Twitter dengan ketiga media sosial tersebut. Mboseni. Hampir setiap hari saya buka akun Twitter saya. Sekadar cek berita yang jadi trending atau baca-baca thread populer sering saya lakukan.
Tanggal 4 Agustus 2021 tepatnya pagi hari, seperti biasa saya buka akun Twitter saya dan mendapati ada sesuatu yang berbeda. Biasanya di samping kanan foto profil ada tombol untuk menambah fleet, tapi pagi itu nggak ada. Saya coba logout akun dan kembali masuk ke akun saya nggak ada perubahan. Saya cek internet, jaringannya aman. Saya refresh HP kemudian buka Twitter lagi, eh ternyata memang fitur fleet sudah hilang. Ini merupakan kabar yang mengejutkan dan menggembirakan bagi saya dan pengguna Twitter yang memang dari awal nggak menyukai adanya fitur fleet tersebut.
Sejak November 2020 sampai sekarang, kalau dihitung sebenarnya belum genap setahun fitur fleet ada di Twitter. Hilangnya fitur fleet membuat saya sebagai pengguna setia Twitter wajib merasa bahagia. Bahagia karena pada akhirnya Twitter kembali pada jati diri aslinya. Ciri khas Twitter yang nggak ada pada media sosial lain layak dipertahankan. Walau sejatinya perubahan itu penting, tapi kalau nggak berguna dan terkesan hanya mengikuti kemauan pasar sehingga dinilai ikut-ikutan ngapain juga dilakukan. Lenyapnya fitur fleet pada Twitter setidaknya menghilangkan kegelisahan penggunanya yang bingung mau update story Twitter apa hari ini. Nggak digunakan, kok, mubazir. Kalau digunakan, kok, kelihatan nggak ada kerjaan. Duh. Serba salah, deh, pokoknya.
Bagi pengembang Twitter yang mengambil keputusan untuk menghilangkan fitur fleet, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. Saya yakin itu bukanlah keputusan yang mudah. Pasti pengembang beserta staf-staf ahlinya tentu sudah mengadakan rapat berkali-kali membahas tentang fitur fleet tersebut. Baik kelebihan maupun kelemahannya. Hingga pada akhirnya menghilangkan fitur fleet adalah sebagai kesimpulannya. Memang, dalam dunia media sosial fitur-fitur yang canggih sekaligus menarik sanggat diminati oleh orang-orang. Tapi, bagaimana ciri khas yang menjadi perbedaan itulah yang membuat orang lain tetap setia menggunakannnya. Twitter memang menyuguhkan kemudahan dalam mendapatkan suatu kabar dan berita. Bijak dalam menggunakan media sosial adalah menjadi kunci utama yang harus dipegang.
BACA JUGA Jadi Buzzer Twitter: Modal Cuitan Dapat Cuan dan tulisan Istiqomah lainnya.