Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Dear Ustaz Yusuf Mansur, Nggak Usah Pilih-pilih Darah kalau Lagi Darurat Kayak Gini Atuh!

Raden Muhammad Wisnu oleh Raden Muhammad Wisnu
24 Juli 2021
A A
Dear Ustaz Yusuf Mansur, Nggak Usah Pilih-pilih Darah kalau Lagi Darurat Kayak Gini Atuh! terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari yang lalu, saya membaca berita yang menyebutkan bahwa Ustaz Yusuf Mansur diberitakan tengah sakit. Judul berita tersebut kurang lebih begini Hemoglobin Rendah dan Butuh Transfusi Darah, Ustaz Yusuf Mansur Pilih Pendonor yang Hafal Al-Qur’an. Saya berharap berita tersebut hanya clickbait, tapi nyatanya tidak.

“Ustaz Yusuf Mansur mengatakan bahwa pihak RSPAD tengah melakukan screening pendonor darah untuk dirinya. Ia bahkan diizinkan untuk memilih pendonor darah untuknya dan memilih pendonor dari kalangan penghafal Al-Qur’an.” Saya langsung mengernyitkan dahi ketika membacanya. Kadar hemoglobin Ustaz Yusuf Mansur sangat rendah. Tidak hanya itu, kadar eritrosit dan zat besi dalam tubuh beliau juga lagi drop sehingga dilarikan ke rumah sakit. Mau tidak mau, Ustaz Yusuf Mansur harus mendapatkan tranfusi darah dengan segera.

Saya pun membaca bahwa kadar hemoglobin Ustaz Yusuf Mansur itu hanya di angka 5, sedangkan angka normal hemoglobin seorang pria harusnya berada di angka 13. Kok sempat-sempatnya pilih pendonor? Beberapa tahun yang lalu, tante saya yang kadar hemoglobinnya berada di angka 6 saja sudah kelihatan sangat lemas dan pucat, ibarat mayat hidup di film-film zombie! Harus segera dapat transfusi darah. Boro-boro memikirkan darah siapa yang ditransfusikan, yang penting dapat darah biar bisa bertahan hidup.

Saat itu keluarga saya pusing cari pendonor darah yang bersedia mendonorkan darahnya. Sayangnya, waktu itu saya lagi tidak bisa donor darah soalnya beberapa hari sebelumnya sudah melakukan donor darah di PMI Kota Bandung. Setelah dapat pendonor, tante saya bilang ternyata darahnya tidak cocok lantaran blio jadi menggigil tak karuan. Saat saya tanya perawat yang bertugas, reaksi menggigil tidak karuan tersebut wajar dalam setiap proses transfusi darah. Sebab, memasukkan darah orang lain ke tubuh seseorang itu, kan, kategorinya memasukkan benda asing ke dalam tubuh, sehingga tubuh manusia secara alamiah akan berusaha menolaknya sebelum akhirnya menerimanya.

Sebagai pendonor darah aktif yang sudah mendonorkan darah sebanyak 61 kali di PMI Kota Bandung, saya sendiri tidak peduli darah yang saya sumbangkan itu untuk siapa. Entah untuk orang kafir, orang ateis, orang agnostik, bahkan untuk sesama umat muslim. Bodo amat! Yang penting saya berusaha membantu sesama manusia atas nama kemanusiaan. Saya belum bisa menyumbangkan uang yang banyak seperti para jutawan, makanya saya inisiatif menjaga kesehatan dengan berolahraga di gym dan makan makanan sehat agar bisa donor darah rutin. Kalau suatu saat nanti saya jatuh sakit dan butuh donor darah, saya tidak peduli darah tersebut dari orang kafir sekalipun, yang penting saya segera pulih saja. Sesederhana itu.

Sebagai (mantan) karyawan rumah sakit swasta di Kota Bandung, saya sering menyaksikan pasien yang akhirnya meninggal dunia karena terlambat mendapatkan transfusi darah. Penyebabnya apa? Karena jumlah pendonor tetap di PMI Kota Bandung itu sedikit, sedangkan permintaan terus bertambah setiap harinya. Permintaan darah itu dimulai dari ibu yang mau melahirkan, korban kecelakaan lalu lintas, hingga pasien yang mau operasi. Kebutuhan darah tiap pasien bisa berbeda-beda. Ada yang cuma butuh satu kantong darah, ada juga yang perlu 10 kantong darah sekaligus! Iya, kalian tidak salah baca, sepuluh kantong darah! Artinya harus cari 10 pendonor darah yang bersedia mendonorkan darahnya, lho. Gimana nggak repot, cari satu saja susah! Tapi mau gimana lagi, pasien tersebut dalam kondisi mengalami pendarahan hebat setelah operasi.

Tidak lagi pandemi saja dapat darah itu susahnya bukan main, apalagi di masa pandemi. Banyak orang yang tidak bisa mendonorkan darahnya lantaran sedang positif Covid-19 yang mana berarti baru bisa donor darah tiga bulan setelah dinyatakan sembuh oleh dokter. Banyak yang baru saja vaksin Covid-19 yang mana berarti baru bisa donor darah dua minggu setelah vaksinasi kedua dilakukan. Repot, kan? Lah, kok bisa-bisanya sih pilih-pilih darah di situasi kayak gini? Padahal lagi darurat, lho. Lagi pandemi!

Padahal dalam Islam, setahu saya, hukum menerima transfusi darah dari orang kafir sekalipun tidak jadi masalah sama sekali selama darah tersebut sudah lolos screening yang dilakukan oleh PMI dan Bank Darah Rumah Sakit. Dalam artian begini, darah tersebut steril dari penyakit yang ditularkan melalui transfusi darah seperti HIV/AIDS, malaria, hepatitis, dan penyakit-penyakit lainnya. Mendonorkan darah pada orang muslim atau orang ateis sekalipun juga tidak jadi masalah sama sekali karena keduanya sama-sama mengandung pahala. Tidak usah ngomongin pahala, deh, donor darah itu demi kemanusiaan! Ini kok lagi kondisi kritis gitu bisa-bisanya pilih pendonor?

Baca Juga:

Pengalaman Saya Menjalani KKN Gaib, Sendirian Ngerjain Proker, Tau-tau Selesai

Acara Donor Darah dengan Doorprize itu Merepotkan dan Menyebalkan!

Saya jadi ingat salah satu kisah yang pernah saya dengar, kalau tidak salah cerita dari kerajaan Thailand atau Tiongkok berabad-abad yang lalu. Saat itu dikisahkan salah satu anak Raja tenggelam di sungai, tapi tidak ada satu pun pengawal kerajaan yang membantu sama sekali. Pengawal kerajaan tersebut tentu saja bisa berenang, namun karena ada aturan “tidak boleh menyentuh tubuh anggota keluarga kerajaan”, para pengawal kerajaan tersebut tidak berani menolongnya. Akhirnya anak Raja tersebut meninggal dunia.

Itu hanyalah kisah yang pernah saya dengar saja, saya juga tidak tahu itu beneran terjadi atau fiksi belaka. Tapi kisah tersebut saya tuliskan sebagai ilustrasi yang dialami oleh Ustaz Yusuf Mansur yang memilih untuk mendapatkan transfusi darah hanya dari kalangan penghafal Al-Qur’an.

Mungkin, penyebab Indonesia tidak jadi negara maju karena selalu mengedepankan soal hal-hal yang seragam atau hal-hal yang satu warna melulu dari dulu. Saat melakukan sesuatu harus dipastikan orang yang bekerja sama dengan kita itu satu agama, satu suku, dan satu ras. Padahal, apa pun agamanya, apa pun sukunya, apa pun rasnya, kita kan sama-sama orang Indonesia. Harusnya bisa bekerja sama sesuai kapasitas masing-masing untuk memajukan negara ini. Kok bisa-bisanya hari gini masih pilih-pilih?

BACA JUGA 6 Kudapan yang Sering Didapat setelah Donor Darah dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2021 oleh

Tags: anemia defisiensi besidonor darahpandemiPojok Tubir TerminalUstaz Yusuf Mansur
Raden Muhammad Wisnu

Raden Muhammad Wisnu

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

ArtikelTerkait

tren tiktok welcome to indonesia mojok

Tren ‘Welcome to Indonesia’ dan Latah yang Bermasalah

7 Juli 2021
marjinal negri ngeri mojok

‘Negri Ngeri’ Adalah Gambaran Indonesia Saat Dihajar Pandemi

7 Juli 2021
KPK penilapan duit bansos koruptor jaksa pinangki cinta laura pejabat boros buang-buang anggaran tersangka korupsi korupsi tidak bisa dibenarkan mojok

Apa pun Alasannya, Penilapan Duit Bansos Itu Nggak Bisa Dibenarkan!

5 Agustus 2021
paket wisata vaksinasi bali mojok (1)

Paket Wisata Vaksinasi Adalah Gambaran Kesenjangan Sosial Kala Pandemi

4 Juli 2021
membandingkan statistik kematian itu goblok mojok

Membandingkan Statistik Kematian Akibat Pandemi Adalah Perbuatan Biadab

23 Juli 2021
kalrifikasi gofar hilman rekomendasi podcast, bkr brothers podcast mojok.co

Video Klarifikasi Gofar Hilman: Situ Mau Klarifikasi atau Membela Diri?

25 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.