Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Sistem Pendidikan Negara Panem ‘The Hunger Games’ Adalah Contoh Baik bagi Indonesia

Lina Yasmin oleh Lina Yasmin
5 Juli 2021
A A
Negara Panem The Hunger Games Adalah Contoh Baik bagi Sistem Pendidikan Indonesia terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Setelah selesai membaca novel The Hunger Games karya Suzanne Collins, saya jadi tergelitik untuk menulis karena sistem pendidikan negara fiktif yang mengorbankan anak-anak berusia 12-18 tahun sebagai tumbal ini tampaknya memiliki jawaban atas beberapa permasalahan pendidikan di Indonesia. Loh, kok bisa?

Bagi yang belum tahu, Panem adalah negara fiktif bekas Amerika Serikat dan Kanada setelah Perang Dunia ke-3 terjadi. Negara tersebut dibagi menjadi 12 distrik sesuai dengan sumber daya alam dan industri yang dihasilkan. Ibu kota negara tersebut adalah Capitol. Di dalam cerita, ke-12 distrik dikontrol untuk memenuhi segala kebutuhan Capitol secara otoriter. Silakan baca atau tonton The Hunger Games jika tertarik lebih jauh!

Meski bukan pengamat atau praktisi pendidikan, saya menilai bahwa sistem pendidikan negara Panem dalam The Hunger Games mungkin punya beberapa jawaban dari sebagian kecil permasalahan pendidikan di Indonesia. Apa saja itu?

#1 Semua anak wajib bersekolah

Di negara Panem, bersekolah adalah wajib dan semuanya gratis. Hal ini bukan tanpa alasan. Anak-anak ini adalah generasi selanjutnya yang akan menjadi pekerja industri-industri daerah. Setiap anak dari umur 7 hingga 18 tahun harus pergi bersekolah, yang kemudian setelah lulus akan disalurkan ke pabrik-pabrik distrik atau menjadi penyedia kebutuhan sehari-hari seperti pedagang. Maka dari itu, keluar sekolah adalah sebuah kejahatan, kecuali memiliki kasus pengecualian seperti memenangkan Hunger Games.

Mengingat kasus putus sekolah di Indonesia yang tinggi, kita dapat belajar bahwa bukan hanya masyarakat yang rugi jika putus sekolah, namun negara juga akan rugi. Mereka yang putus sekolah akan mendapatkan pekerjaan dengan upah rendah saat bekerja. Di sisi lain, kualitas sumber daya manusia dan ekonomi negara juga yang akan menurun. Maka bersekolah adalah sesuatu yang wajib dan terdapat sanksi keras jika sampai putus sekolah.

Jadi, kasus putus sekolah karena bosan sekolah daring hingga lebih baik kawin ada baiknya tidak usah dilegalkan secara hukum. Hal ini juga sekaligus sebagai pesan untuk pihak sekolah agar tidak buru-buru mengeluarkan anak didik akibat hal remeh-temeh seperti ingin viral di medsos. Masih ada jalan mediasi dan peringatan ketimbang jalan pintas men-drop out siswa/i.

Dengan mewajibkan anak-anak bersekolah sampai jenjang setingkat SMA, akan menekan potensi siswa putus sekolah yang disebabkan alasan khas negara berkembang, yakni alasan kemiskinan, premarital pregnancy (a.k.a tekdung duluan) bagi remaja perempuan, serta dikeluarkan akibat pelanggaran peraturan sekolah.

#2 Pembelajaran berbasis kedaerahan

Selain pendidikan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, materi yang diajarkan di bangku sekolah Panem adalah pengetahuan mengenai geografi, sumber daya alam, industri, dan potensi distrik masing-masing. Meskipun anak-anak akan diajarkan mengenai sumber daya dan industri distrik-distrik lain, mereka akan belajar sumber daya dan industri distrik mereka secara lebih mendalam.

Baca Juga:

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Maka dari itu, setiap distrik akan menghasilkan ahli-ahli dalam bidang industri mereka masing-masing. Contohnya, terdapat karakter bernama Beete, yakni seorang pemenang Hunger Games dari distrik 4 yang merupakan distrik penghasil barang-barang elektronik. Ia adalah ahli elektronik yang bahkan dipercaya oleh Capitol untuk merancang sistem saluran TV.

Salah satu dari beberapa permasalahan pendidikan Indonesia yang paling mencolok adalah ketidaksetaraan antara kota dan daerah, terutama kota-kota di Pulau Jawa dengan daerah-daerah terpelosok seperti di Pulau Papua.

Sebenarnya, permasalahan ini telah ada sejak dahulu kala, bahkan Presiden Indonesia sebelumnya, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono telah menyinggung hal ini pada Panel Tingkat Tinggi PBB pada tahun 2015. Presiden Indonesia ke-6 tersebut ingin menerapkan prinsip “tanpa meninggalkan siapa pun” yang berarti memastikan setiap anak, dalam kondisi apa pun, harus menyelesaikan pendidikan dasar sehingga dapat membaca, menulis, dan berhitung secara cukup baik untuk memenuhi pembelajaran minimal.

Hal yang serupa masih tercermin pada Peta Pendidikan Indonesia untuk tahun 2020-2035 yang berisi cita-cita pendidikan Indonesia (yang tentunya indah), bahwa Indonesia menargetkan 100% anak Indonesia dapat mengenyam pendidikan dasar, 80% sekolah lanjutan, dan 50% perguruan tinggi. Dengan target ini, diharapkan Indonesia dapat menciptakan masyarakat maju yang kompeten dan sejahtera.

Tapi hal ini masih belum menjawab kekhawatiran utama pendidikan kita, yakni bagaimana menumpas ketidaksetaraan. Materi, kurikulum, dan bahan ajar masih berpusat pada perkotaan. Bahkan saya masih ingat guru Bahasa Indonesia saya sewaktu SMP sampai tidak bisa habis pikir, bagaimana pemerintah memberikan soal yang sama-rata untuk Ujian Nasional padahal sebagian besar anak-anak di Papua bahkan tidak bisa membayangkan seperti apa bentuk kereta api.

Kuncinya utama masih cliché, yakni pengelolaan yang baik antara sumber daya finansial, kognitif, serta manusianya. Meski kita memiliki jawaban atas permasalahan, tapi tidak ditangani dengan baik semuanya akan percuma.

Memang, banyak orang beranggapan bahwa sekolah bukan segalanya, namun sekolah dapat menjadi menjadi solusi atas berbagai permasalahan masyarakat di Indonesia yang belum memiliki budaya belajar dan membaca, tapi menanam fixed mindset dan inferiority complex terhadap bangsa lain. Terus semangat belajar!

BACA JUGA Memahami Pendidikan Seks ala Yuni Shara: Nonton Film Bokep Bersama Anak dan artikel Lina Yasmin lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2021 oleh

Tags: IndonesiaPanempendidikan terminalSekolahsistem pendidikan
Lina Yasmin

Lina Yasmin

Fresh graduate Sastra Inggris yang sedang bergelut dalam bursa pencarian kerja. Penikmat novel-novel roman Jane Austen dan Bronte Sisters. Pemakan segala (yang halal) dan petidur ulung.

ArtikelTerkait

ranking 1 terminalmojok

Untuk Orang yang Suka Nanya ‘yang Ranking 1 Pas SD Sekarang Gimana Kabarnya?’, Sini, Si Ranking 1 Menjawab

4 Agustus 2021
5 Alasan Pembelajaran Tatap Muka Lebih Disukai daripada Daring terminal mojok.co

5 Alasan Pembelajaran Tatap Muka Lebih Disukai daripada Daring

24 September 2021
Menjadi Pengangguran Setelah Lulus Kuliah Adalah Fase Hidup Paling Menyebalkan terminal mojok

Menjadi Pengangguran Setelah Lulus Kuliah Adalah Fase Hidup Paling Menyebalkan

16 Juni 2021
administrasi ribet Indonesia mojok

Administrasi Ribet di Indonesia Itu Sebuah Keharusan. No Fotocopy No Party

17 April 2021
Tukang Parkir Liar Nggak Hanya Bikin Pengendara Sebel, tapi Juga Bikin Pengusaha Kecil Bangkrut tempat parkir ilegal tukang parkir atm, capres surabaya bogor, kota malang polisi cepek qris parkir indomaret

Seharusnya Sekolah Bikin Parkir Motor Khusus Siswa, Siswa Berhak Tenang dan Bebas dari Pungutan Parkir Liar!

27 Maret 2024
rekomendasi film pendek

Rekomendasi Film Pendek Bagus di YouTube yang Wajib Kamu Tonton

8 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga Mojok

4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga

11 Desember 2025
4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok Mojok.co

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok

12 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.