Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Biar Nggak Bikin Ulah Lagi, Akun Perencana Keuangan Baiknya Di-unfollow Aja!

Firdaus Al Faqi oleh Firdaus Al Faqi
21 Juni 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Tak habis-habis saya denger kasus dan viralnya perilaku ataupun cuitan dari perencana keuangan. Kalau nggak salah dulu ada Jouska, terus ada juga yang bikin biaya pernikahan sampai 80-an juta. Ada lagi yang bilang kalau umur 25 tahun harus punya tabungan Rp100an juta sama investasi. Baru kemarin ini, ada yang bilang umur 40 udah harus punya rumah yang udah lunas. Gitu kan ya kalau nggak salah?

Harap maklum, saya nggak pernah ngikutin rame-rame yang begituan. Apalagi untuk follow akun perencana keuangan. Lha wong uang saya hanya sedikit, kok, ngapain direncanakan. Paling mentok rencana saya ya tentang duit yang sedikit, itu bisa digunakan beberapa hari untuk kebutuhan rokok dan ngopi. Untuk biaya makan, alhamdulillah masih ditanggung orang tua.

Mau gimana. Masih baru lulus dan belum kerja, jadi ya saya masih bergantung sama orang tua. Namun, ke depannya, kalau udah ada kerjaan dan pendapatan stabil, baru saya bilang pengin mandiri secara finansial dan nggak mau bergantung lagi sama mereka.

Itu satu alasan yang bikin saya nggak follow akun perencana keuangan. Entah itu akun pribadi ataupun suatu platform perusahaan. Nggak cocok buat tingkat kepemilikan duit pas-pasan macam saya ini.

Omong masalah perencanaan, berhubung duit saya dikit, ya kadang harus benar-benar mempertimbangkan apa saja yang bisa dibeli. Misalnya, sejak kuliah, jatah saya per hari itu tiga puluh ribu rupiah. Dengan jumlah segitu, saya bisa menggunakannya untuk kebutuhan yang memang benar-benar saya butuhkan.

Pembagian uang tiga puluh ribu tersebut, saya jadikan tiga. Sepuluh ribu untuk makan sekali sehari, enam belas ribu untuk rokok Geo Mild, dan sisa empat ribunya untuk saya beli kopi atau jenis minuman lain saat nongkrong. Tentang keinginan terhadap suatu barang, nafsu untuk ikutan flash sale, beli makan di tempat-tempat mewah, dan ragam bentuk keinginan lainnya, mau nggak mau harus saya batasi.

Jatah tiga puluh ribu tersebut, mulai diterapkan saat saya mulai kuliah. Dan bahkan sampai lulus pun jatah saya masih tiga puluh ribu saja. Soalnya sesuatu yang dilakukan berulang-ulang, akan jadi kebiasaan. Dan, kebiasaan itulah yang hingga saat ini saya lakukan.

Tentang perencanaan keuangan yang baik dan sesuai kaidah para ahli, harusnya saya punya opsi untuk menabung atau bisa berinvestasi. Awalnya ini masuk dalam pertimbangan saya. Caranya sederhana, saya bisa mengurangi pengeluaran yang digunakan untuk sesuatu yang kurang diperlukan, rokok misalnya.

Baca Juga:

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Konten “5 Ribu di Tangan Istri yang Tepat” Adalah Bentuk Pembodohan

Duit rokok saya yang enam belas ribu per hari, kalau dalam sebulan, biaya rokok yang saya keluarkan adalah sebesar Rp480 ribu. Kalau ditabung kan lumayan tuh sebulan masih ada sisa segitu. Tapi ya kok kecut sehari udah nggak ngudud, makan harus sekali sehari pula. Kayaknya kurang bijak kalau saya memilih jalan itu.

Berhubung saya dari fakultas Ekonomi, saya diberitahu permasalahan awal kenapa ekonomi bisa terbentuk, yakni tentang kegiatan memilih. Tiap-tiap orang mau nggak mau harus memilih satu di antara sekian opsi yang dimiliki. Saya hanya punya dua opsi, tetap beli rokok tapi dalam sebulan nggak ada duit yang tersisa, atau berhenti merokok dan punya tabungan hampir lima ratus ribu sebulan.

Pasti kebanyakan bakal memilih opsi kedua. Namun seperti tadi, saya punya pilihan sendiri. Manusia bebas memilih kan, ya? Akhirnya saya pilih opsi pertama. Tau sendiri lah kalau perokok itu gimana. Kadang saya denger dari yang udah candu banget sama rokok, mending nggak makan daripada nggak merokok.

Namun, dalam ekonomi, tiap pilihan itu punya dampaknya masing-masing. Saya bisa tenang memilih opsi pertama lantaran sudah bersedia untuk menerima dampaknya. Saya nggak bisa nabung ataupun untuk investasi yang lagi tren ala-ala cah kiwari. Nah di sini, upaya putar otak agak diperlukan.

Kalau misalnya, saya pengin banget bisa nabung dan pengin punya duit buat ‘ditanam’, ya saya harus bisa kerja sampingan kek, bikin usaha kecil-kecilan kek, atau apa gitu pokoknya melakukan sesuatu sebagai jalan masuknya duit ke kantong saya. Kalaupun ntar nggak berhasil, ya nggak apa-apa, udah risikonya, kan? Namun, saya juga udah tenang lantaran di pilihan pertama tadi saya sudah bersedia untuk menerimanya.

Nah, balik lagi ke masalah perencana keuangan. Kalau nggak salah, tugasnya seperti yang saya tulis di atas kan, ya? Namun, skala duitnya jauh lebih besar. Bagi saya, besar kecilnya duit yang dipegang nggak ada pengaruhnya, kok. Hal yang penting mau aja usaha untuk belajar bikin perencanaan sendiri.

Mulai deh tuh dari merinci pengeluaran rutin. Kalau duitnya dikit ya pengeluaran duitnya untuk kebutuhan pokok saja. Kalau banyak ya terserah. Biar nggak makin ribet dan pusing, kalau bisa keinginan yang macem-macem itu di rem dulu. Setelahnya bikin opsi tentang sisa duit yang ada itu mau dibikin apa.

Selanjutnya, langsung aja belajar komponen-komponen yang sekiranya bisa jadi referensi untuk mengelola keuangan pribadi. Kalau mau ditabung saja, monggo. Kalau mau diinvestasikan juga monggo. Namun, sebelum menentukan pilihan, tinggal cari aja kemungkinan risiko yang bakal terjadi.

Tentang nanti bakal jadi kaya atau nggak dengan pengelolaan keuangannya, itu mah urusan hasil. Nggak usah terlalu dipikirin. Orang-orang di desa tempat saya tinggal banyak tuh yang kaya dan kalau ditanyain dia bilang nggak tahu kenapa bisa kaya. Dia hanya bilang, “Lha saya hanya bekerja sebisanya dan semampunya, tiba-tiba aja banyak hasilnya.”

Kalau tiap orang udah bisa nyari referensi dan mampu untuk mengelolanya keuangan pribadi, mau belajar. Mau untuk sedikit ngerem pengeluaran dan menentukan pilihan uangnya buat diapain, kayaknya udah nggak butuh deh ngefollow akun-akun perencana keuangan yang sering bikin rame gitu.

BACA JUGA Tak Peduli Apa Latar Belakangmu, Literasi Keuangan Itu Penting! dan tulisan Firdaus Al Faqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2021 oleh

Tags: Financial PlannerMedia Sosialperencanaan keuanganPojok Tubir Terminal
Firdaus Al Faqi

Firdaus Al Faqi

Sejak lahir belum pernah pacaran~

ArtikelTerkait

Anies Baswedan yang Marahnya Tepat Sasaran dan Mewakili Keresahan Para Karyawan terminal mojok

Anies Baswedan: Amarah yang Tepat Sasaran dan Mewakili Keresahan Para Karyawan

7 Juli 2021
merdesa

Merdesa, Indonesia

6 Agustus 2019
Orang Posting Status Screenshot WhatsApp Itu Motiavasinya Apa sih?! mojok.co/terminal

Jujur Aja, Saya Malas Banget Lihat Instagram Story Orang Lain

9 Februari 2021
permintaan pertemanan

Permintaan Pertemanan: Apa Harus Semua Dimasukkan?

24 Juli 2019
KPK penilapan duit bansos koruptor jaksa pinangki cinta laura pejabat boros buang-buang anggaran tersangka korupsi korupsi tidak bisa dibenarkan mojok

Cinta Laura, Pejabat Boros, dan Kita yang Dikit-dikit Self Reward

2 Juni 2021
Food Vlogger Semakin Nggak Bisa Mendeskripsikan Rasa: Miskin Kosakata, Cuma Menang "Pedas"

Food Vlogger Semakin Nggak Bisa Mendeskripsikan Rasa: Miskin Kosakata, Cuma Menang “Pedas”

22 Juni 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.