Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mengabadikan Nama Pengarang Novel ‘Ketika Cinta Bertasbih’ Menjadi Nama Anak Pertama Saya yang Lahir di Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal05

Suzan Lesmana oleh Suzan Lesmana
15 April 2021
A A
Mengenang Kelahiran Anak Pertama di Bulan Ramadan Melalui Novel Ketika Cinta Bertasbih. #TakjilanTerminal05
Share on FacebookShare on Twitter

Memasuki bulan Ramadan, saya selalu merasa haru dan bahagia. Selain memang Ramadan selalu menjadi penantian seluruh umat Islam sedunia, bagi saya ada hal spesial di bulan tersebut. Ya, di bulan Ramadan di tahun 2007, saya mendapatkan anak pertama, anak laki-laki bernama Habiburramdhan Lesmana. Dari namanya sudah pasti lahir di bulan Ramadan. Sedangkan Habibur dari kata Habibi yang berarti kesayangan dan lengkapnya Habiburramdhan atau kesayangan bulan Ramadan.

Sesungguhnya, nama Habiburramdhan saya ambil dari nama pengarang novel roman religi Ketika Cinta Bertasbih yang terbit di tahun 2007. Akan tetapi, lantaran anak pertama saya lahir pada tanggal 21 Ramadan saat 10 malam terakhir, maka saya utak-atik menjadi Habiburamdhan. Jauh lebih religius daripada nama bapaknya yang mengkhianati gendernya sendiri ini. Hehehe.

Jauh sebelum film Ketika Cinta Bertasbih dirilis pada tahun 2009, saya telah membaca tuntas novelnya di tahun 2007. Istri saya yang membelinya. Selepas ia baca, saya pun ikut tertular membacanya. Dari lembar demi lembar yang saya baca, tokoh Azzam dalam novel begitu luar biasa menurut saya. Menempuh pendidikan di kampus terkenal, Universitas Al Azhar Kairo, ia sangat konsisten dan berkomitmen menjalankan prinsip-prinsip Islam dalam kehidupannya. Mashoook sekali dengan jiwa saya saat itu yang tengah giat-giatnya belajar agama.

Begitu pula tokoh Furqon yang tampan namun mempunyai konflik rumit dengan statusnya sebagai pengidap HIV. Sungguh membolak-balik hati penonton di akhir film yang ternyata Furqon tidak mengidap HIV. Namun sudah terlambat lantaran Azzam dan Anna Alfatunnisa sudah terikat pernikahan.

Alih-alih menamakan anak pertama saya Azzam atau Furqon, saya justru lebih memilih nama pengarangnya. Pemilihan nama pengarangnya untuk dijadikan nama anak pertama saya bukan tanpa sebab. Menurut saya, di balik sebuah novel dan film yang bagus pastilah ada otak di belakang layarnya yakni sang penulis dan sutradara. Seperti juga dunia di mana kita tinggal, bagaikan panggung sandiwara seperti yang dilantunkan oleh grup rock lawas God Bless. Ada Allah SWT yang menjadi sutradaranya.

Maka, saat anak saya lahir di dunia tanggal 21 Ramadhan 1428 H bertepatan dengan 3 Oktober 2007, saya menamainya Habiburramdhan Lesmana, merujuk nama Habiburrahman El Shirazy. Anak lelaki saya ini selanjutnya saya panggil Abib, ya lagi-lagi merujuk nama Kang Abik, panggilan sang pengarang novel. Saya pikir cukup saya saja yang mempunyai nama unik Suzan. Jangan sampai anak saya nantinya merasa kikuk saat dipanggil oleh teman-teman atau gurunya seperti saya. Berbeda jika namanya Habiburramdhan. Kan lebih pas kalau dipanggil Ustaz Habib.

Alhamdulillah, pemberian nama anak saya yang dinisbatkan dengan sang pengarang Ketika Cinta Bertasbih, Kang Abik, telah membawa berkah kepada keluarga kami. Selain selalu mengingatkan saya akan bulan Ramadan yang penuh berkah, pun membuat saya selalu bersyukur telah diberikan nikmat seorang anak laki-laki. “Maka Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?”

Saat novel kedua Ketika Cinta Bertasbih terbit, lagi-lagi banyak hikmah sekaligus referensi dan ilmu agama baru yang saya dapatkan. Literasi Islam begitu terasa di novel kedua ini, baik ilmu Tasawuf, Fiqh Islam, bahkan ilmu alat dalam Islam baik Nahwu, Shorof, dan Balaghoh tak terasa muncul dalam setiap lembarnya. Pembaca pun seolah-olah dibawa dalam atmosfer emosi yang diaduk-aduk dan tak terduga di setiap situasi yang diciptakan Kang Abik. Baik suasana tegang, sedih, gembira, semuanya terelaborasi indah dalam sentuhan tangan Kang Abik.

Baca Juga:

Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam

Preman Pensiun 9 Sebaik-baiknya Sinetron Ramadan, Bikin Saya Nonton TV Lagi 

Ambience yang tercipta dari lokus kisah terjadi membuat kita juga seakan-akan merasakan suasana negeri Mesir dan Jawa Tengah dalam Ketika Cinta Bertasbih 1 dan Ketika Cinta Bertasbih 2. Makanya ketika novel Ketika Cinta Bertasbih 1 diangkat ke layar lebar tahun 2009, saya tak melewatkannya begitu saja. Sambil menggendong Abib kecil ke bioskop, saya dan istri begitu menikmati setiap epik adegan yang tersaji. Film Ketika Cinta Bertasbih selanjutnya kami tonton hanya di rumah, namun tak mengurangi rasa kagum kami terhadap Kang Abik.

Ingat Kang Abik, ingat anak saya Abib. Ingat Habiburrahman El Shirazy, ingat Habiburamdhan El Lesmana. Eh, nggak pake El, ya, saya lupa menyelipkannya dulu. Ehehehe~

*Takjilan Terminal adalah segmen khusus yang mengulas serba-serbi Ramadan dan dibagikan dalam edisi khusus bulan Ramadan 2021.

BACA JUGA Mengenal Istilah Godin: Kenakalan Puasa Orang Sunda. #TakjilanTerminal04 dan tulisan Suzan Lesmana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 April 2021 oleh

Tags: film adaptasi novelnovelPenulis NovelRamadanTakjilan Terminal
Suzan Lesmana

Suzan Lesmana

Seorang MC yang suka menulis sejak pandemi

ArtikelTerkait

Mengenang Sinetron ‘Ikhlas’: Tontonan Buka Puasa yang Bikin Penonton Nggak Ikhlas. #TakjilanTerminal13 terminal mojok.co

Mengenang Sinetron ‘Ikhlas’: Tontonan Buka Puasa yang Bikin Penonton Nggak Ikhlas. #TakjilanTerminal13

19 April 2021
Ngaji Kilatan dan Tradisi Melancong Santri di Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal30

Ngaji Kilatan dan Tradisi Melancong Santri di Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal33

29 April 2021
Pengin Punya Pasangan Sempurna? Pacaran Sama Aja Tokoh Novel!

Pengin Punya Pasangan Sempurna? Pacaran Aja Sama Tokoh Novel!

18 Maret 2020
Perjalanan Penuh Makna dan Misteri Bersama Oskar Belajar Pergi Terminal Mojok

Perjalanan Penuh Makna dan Misteri Bersama Oskar Belajar Pergi

13 Januari 2023
anak bertanya

Bimbo: Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya sebagai Playlist Musik Ramadan

8 Mei 2019
Derita Penjahit Kebanjiran Order Menjelang Lebaran hingga Nggak Punya Waktu Libur Mojok.co

Derita Penjahit Kebanjiran Pesanan Menjelang Lebaran hingga Nggak Punya Waktu Libur

31 Maret 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
4 Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Medsos X, dari Titip Menfess sampai Jasa Spam Tagih Utang Mojok.co

4 Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Medsos X, dari Titip Menfess sampai Jasa Spam Tagih Utang

9 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Orang Jakarta Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Tidak Cocok untuk Kalian Mojok.co

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

11 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
3 Hal Soal Lamongan yang Jarang Dibahas Banyak Orang Mojok.co

3 Hal Soal Lamongan yang Jarang Dibahas Banyak Orang

9 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.