Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Mengenang Nawal El Saadawi Melalui Novelnya ‘Perempuan di Titik Nol’

Dewi Widyawati oleh Dewi Widyawati
23 Maret 2021
A A
Mengenang Nawal El Saadawi Melalui Novelnya 'Perempuan di Titik Nol' terminal mojok.co

Mengenang Nawal El Saadawi Melalui Novelnya 'Perempuan di Titik Nol' terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kemarin tepatnya pada 21 Maret 2021, Nawal El Saadawi, seorang tokoh feminisme dari Mesir yang sangat terkenal dengan keberanian, tajam pikirannya dalam memperjuangkan kesetaraan gender telah meninggalkan kita semua. Ia meninggal dalam usia 89 tahun. Namun, meski begitu, karyanya yang sangat populer dengan feminisme tetap hidup dan banyak digunakan untuk diskusi dalam forum-forum formal maupun non formal.

Saya pernah membaca novel Nawal El Saadawi berjudul Perempuan di Titik Nol yang mengisahkan tentang sebuah perjalanan seorang gadis yang bernama Firdaus. Firdaus hidup di bawah kekuasaan patriarki di Mesir. Sekilas yang saya dapatkan dari novel ini adalah mempertontonkan tindakan kekerasan dan pelecehan seksual pada seorang perempuan. Hingga perempuan tersebut memilih hidup bebas sebagai pelacur dibandingkan jadi istri yang diperbudak.

Firdaus tumbuh jadi remaja yang ingin seperti pamannya: bisa belajar di Kairo. Namun, pamannya mengatakan bahwa El Azhar hanya diperuntukkan untuk laki-laki. Dalam kebudayaan Arab dulu memandang bahwa perempuan adalah sisi gelap kehidupan. Oleh karena itu, perempuan yang seolah menjadi kelas kedua menjadi inferior.

Nawal El Saadawi melalui novel Perempuan di Titik Nol, memang menguak sisi gelap laki-laki yang selalu ingin jadi nomor satu dalam segala hal. Lantas mereka memperlakukan perempuan dengan seenaknya karena dianggap lemah. Dari kecil, Firdaus sudah sering mengalami kekerasan seksual. Saat tinggal bersama pamannya pun, kejadian kekerasan seksual sering terjadi saat ada kesempatan dan waktu yang tepat. Namun, saat istri pamannya mengetahui kalau suaminya sedang menggoda Firdaus, ia justru tidak segan memukul Firdaus.

Hingga suatu hari, Firdaus dinikahkan dengan Syekh Mahmoud, seorang lelaki tua yang kaya raya. Bukannya mendapatkan perlindungan, ia justru mendapatkan perlakuan kasar berulang kali dari suaminya. Suaminya melakukan ini karena Firdaus adalah seorang perempuan dan istri, jadi dia menganggap bisa memperlakukan Firdaus dengan seenaknya.

Lantaran terlalu sering mendapatkan kekerasan, akhirnya ia memilih jadi seorang pelacur sebagai profesi. Pasalnya, dengan profesi ini ia lebih memiliki kebebasan dibandingkan jadi istri yang justru diperbudak oleh suaminya sendiri. Ia pun mulai melacur dari kelas-kelas bawah sampai hotel-hotel mewah dengan lelaki yang punya banyak uang.

Menurut saya, paling tidak ada dua alasan kenapa novel mungil dengan gambar wanita yang tertunduk tak berdaya itu diberi judul Perempuan di Titik Nol. Pertama, karena isi dari buku itu benar-benar memposisikan seorang perempuan yang hanya sebagai pemuas hawa nafsu laki-laki. Entah itu yang masih dalam lingkup keluarga, teman kerja, ataupun orang yang memang niatnya hanya mencari kepuasan seksual. Kedua, novel ini mengisahkan bahwa seorang perempuan adalah makhluk yang tidak berdaya. Ia dituntut dan dipaksa untuk selalu mengiyakan semua perkataan laki-laki.

Novel Perempuan di Titik Nol hanyalah satu dari sekian banyak karya Nawal El Sadaawi yang sama-sama memiliki rasa dan semangat untuk berjuang demi keadilan perempuan dan HAM. Nawal El Saadawi memang sudah tiada. Tentu ini menjadi duka bagi kita yang tengah berjuang di jalan yang sama. Namun, semangat juang beliau yang masih dapat terus dikobarkan melalui buku-bukunya, menjadi alasan untuk kita tetap menyalakan api bahwa tidak ada manusia kelas kedua. Tidak ada manusia yang berhak untuk menindas manusia lainnya.

Baca Juga:

Surat untuk Gus Yahya: Kesetaraan Gender Itu Nggak Cuma Ngurusin “Kapasitas”, Gus

Argumen Kuli dalam Obrolan Kesetaraan Gender Itu Basi

Sumber Gambar: YouTube Cunytv75

BACA JUGA Iklim Intimidatif Media Sosial Bikin Saya Takut Dicap Feminis dan tulisan Dewi Widyawati lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Desember 2021 oleh

Tags: FeminismeNawal El SaadawiPerempuan di Titik Nol
Dewi Widyawati

Dewi Widyawati

Being liberty human

ArtikelTerkait

the world of the married drakor selingkuh feminisme patriarki MOJOK.CO

The World of the Married Nggak Cuma Soal Cerita Perselingkuhan Lee Tae-oh

23 Mei 2020
Perempuan Harusnya Nggak Benci Laki-Laki Karena Kesetaraan Adalah Saling Melengkapi

Perempuan Harusnya Nggak Benci Laki-Laki Karena Kesetaraan Itu Saling Melengkapi

9 Maret 2020
Surat untuk Gus Yahya Kesetaraan Gender Itu Nggak Cuma Ngurusin Kapasitas, Gus Terminal Mojok

Surat untuk Gus Yahya: Kesetaraan Gender Itu Nggak Cuma Ngurusin “Kapasitas”, Gus

22 Januari 2023
Opini Julia Suryakusuma terhadap Film ‘Tilik’ Berbau Kolonialisme Gaya Baru feminisme terminal mojok.co

Opini Julia Suryakusuma terhadap Film ‘Tilik’ Berbau Kolonialisme Gaya Baru

20 September 2020
lagu iwan fals yang bisa saja dikritik feminisme mata indah bola pingpong pesawat tempur maaf cintaku lirik mojok.co

3 Lagu Iwan Fals yang Kalau Diciptakan Sekarang, Pasti Rame kayak Tilik

31 Agustus 2020
kesetaraan gender

Yang Kejam Kapitalisme, yang Ditolak Malah Kesetaraan Gender, Ukhti Sehat?

5 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet Mojok.co

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet

11 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.