Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Acara TV

Flashback Bersama Akademi Fantasi Indosiar (AFI)

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
26 Agustus 2019
A A
Flashback Bersama Akademi Fantasi Indosiar (AFI)

Flashback Bersama Akademi Fantasi Indosiar (AFI)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari yang lalu, saat sedang makan malam bersama suami dan anak di sebuah rumah makan, saya sempat mendengar percakapan antara lima orang ibu-ibu yang kira-kira usianya tidak jauh beda dengan saya. Sebenarnya sih saya juga bukan sengaja ingin mendengar, tapi tempat duduk kami yang lumayan berdekatan ditambah dengan suara mereka yang terlalu besar—dan sambil ketawa ngakak—yang membuat saya mau tak mau akhirnya jadi tahu apa yang sedang mereka tertawakan bersama.

Dari hasil tidak sengaja dengar itu, saya jadi tahu ternyata mereka sedang flashback, alias membahas kenangan masa lalu. Nah, yang serunya adalah, mendengar pembahasan mereka itu saya jadi ikutan flashback. Loh, kok bisa? Ya bisa dong.

Jadi, mereka-mereka itu, sedang membahas sebuah tayangan televisi yang dulu sangat digandrungi masyarakat Indonesia. Tayangan apakah itu? Yang jelas sih bukan Rumah Uya, bukan apa-apa, soalnya tayangan tersebut masih terbilang cukup baru lah yah untuk bisa membuat seseorang jadi flashback.

Tayangan atau acara televisi yang mereka bahas adalah—jeng jeng—Akademi Fantasi Indosiar atau yang disingkat dengan AFI. Ada yang pernah nonton juga? Pasti ada dong yah.

Ada pun hal yang membuat mereka tertawa ngakak ketika membahas AFI ini adalah: mereka merasa pernah “segila” itu sama orang yang dikenal dan cuma bisa dilihat di layar kaca. Mereka termasuk orang-orang yang pada waktu itu rela menyisihkan uang jajan untuk beli majalah GAUL yang edisi AFI. Kamarnya penuh poster akademia favorit. Terus, ada yang rela “nyolong” pulsa bapak atau ibu demi mengirim SMS dukungan untuk akademia favorit. Bahkan ada juga yang beneran nangis pas akademia favorit mereka angkat koper alias tereliminasi. Uh, wow!

Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, mendengar percakapan mereka itu, saya jadi ikutan flashback. Saya ingat betul, AFI 1 itu tayang saat saya masih duduk di bangku SMP (tahun 2003). Setiap pagi, sebelum guru masuk ke kelas untuk mengajar, hampir semua siswa perempuan di dalam kelas saya, membahas satu hal yang sama: AFI. Bahkan, saking kuatnya pesona AFI, ada masa ketika mata pelajaran Matematika yang membahas tentang metode eliminasi, guru kami sempat mengaitkannya dengan AFI. Lucu sih kalau ingat kejadian itu. Siswa laki-laki juga kayaknya ikutan nonton, tapi entah karena gengsi atau malas, mereka jarang hampir tidak pernah untuk membahasnya di sekolah.

Dulu kan keseharian akademia itu juga ditayangkan dalam program acara yang namanya Diary AFI. Nah, dalam tayangan Diary AFI itulah semua penggemar atau penonton setia AFI jadi dapat asupan bahan cuap-cuap tentang AFI. Kadang kalau ada akademia yang terlibat pertengkaran dengan akademia lain, besoknya teman kelas yang ngefans sama akademia tersebut, jadi pada heboh sendiri. Mencari siapa yang mulai duluan dan siapa yang harus disalahkan. Mereka jadi malah kayak pengen mengambil peran Pak Tamam sebagai kepala sekolah di AFI. haha

Lain lagi kalau misalnya ada akademia yang disinyalir terlibat cinta lokasi, ini juga kabar yang bisa bikin heboh. Banyak yang kemudian mendadak ingin mengambil peran menjadi calon mertua atau anggota keluarga akademia untuk menilai pantas atau tidaknya mereka berpacaran. Padahal orang tua atau keluarga langsung akademia-akademia tersebut juga belum tentu sejauh itu pikirannya. Tetapi, mau gimana lagi, namanya juga ngefans, kadang tingkahnya memang suka ada-ada saja. Betul tidak?

Baca Juga:

4 Alasan Tokoh Utama Sinetron Azab Lebih Memilih Wirausaha daripada Jadi PNS

Mulai dari Semangka Goreng sampai Fotokopi Keliling, Sinetron Indosiar Memang Sumbernya Ide Usaha Kreatif dan Inovatif

Selain itu, tidak sedikit juga teman-teman kelas saya yang kemudian jadi rajin nulis lirik lagu yang dibawakan oleh para akademia. Lirik lagu yang sudah pasti ada tentu saja theme song-nya AFI, Menuju Puncak. Ada juga tuh yang benar-benar hapal sampai koreografinya segala. Saya sih sekadar tahu lirik dan nyanyi saja, koreonya tidak.

Hal yang juga tidak kalah memorable-nya mengenai AFI adalah kata pitch control dari Mbak I’ie atau Trie Utami—sebagai komentator. Dua kata ini setiap minggu selalu ada di setiap konser eliminasi. Mbak I’ie ini juga terkenal sebagai komentator dengan kritik pedasnya. Jarang sih dia memuji akademia.

Dari AFI ini juga saya jadi tahu ternyata yang namanya Ari(e) itu bukan cuma punya Dagienkz tapi ada Tulangnya juga. hehe

Ah iya, sama ada satu hal lagi yang rasanya lekat banget dengan keseharian para akademia. Satu hal itu adalah Mi Instan. Hampir setiap nonton Diary AFI, pasti ada adegan akademia yang masak mi instan. Ini mereka malah jadi kayak saya waktu ikut perkemahan pramuka, menu andalannya adalah mi instan. Bedanya, mereka terhitung sedang jadi bintang iklan, saya jadi “korban” bintang iklan alias konsumen.

Apalagi yah? masih banyak sih sebenarnya, tapi terlalu panjang untuk dituliskan semua—halah, alasan, padahal sebenarnya sudah lupa. Intinya AFI ini pernah begitu berjaya pada masanya. Bahkan rating dari penayangan grand final AFI musim kedua sampai saat ini belum ada program acara serupa yang bisa menandingi. Sayangnya, kesuksesan AFI tidak berlangsung lama. AFI, terakhir muncul pada tahun 2013. Itu pun sudah tidak begitu banyak yang mengikuti. Entah karena konsep acara yang dirasa sudah membosankan, atau memang tayangan TV sebelah yang dirasa jauh lebih menarik.

Dari enam musim AFI yang ada, tentu saja saya tidak menghapal nama para akademia. Nama yang teringat sampai saat ini paling yang  AFI 1 dan 2, akademia favorit atau kah akademia yang masih/pernah eksis.

Akademia favorit saya ada Mawar (AFI 1), Nia dan Pasha (AFI 2), dan Desy (AFI 3). Untuk AFI musim berikutnya, saya sudah tidak punya akademia favorit. Bukan karena mereka tidak bagus, tapi memang sayanya saja yang saat itu tidak menemukan sesuatu dari mereka yang membuat saya bisa ngefans. Soalnya saya tuh ngefans atau mem-favoritkan akademia tidak selalu hanya karena suaranya yang bagus, saya mem-favoritkan Desy karena selain suaranya bagus, dia juga lucu menurut saya. hehe

Sedangkan untuk akademia atau jebolan AFI yang masih atau pernah eksis, yang paling saya ingat ada Tiwi dan Tika (keduanya pernah tergabung dalam duo T2). Lalu ada Widi, vokalisnya band Hello. Terus ada Oly juga yang jadi vokalis band Winner. Selain mereka masih ada juga sih sebenarnya, tapi sengaja tidak saya tulis biar yang pernah ikutan nonton jadi ikut menyebutkan biar saya tidak flashback sendiri—alasan terooosss!

Buat yang tidak pernah atau tidak tahu AFI karena mungkin pada saat itu belum lahir atau masih kecil, kalau misalnya penasaran, silakan cari videonya di youtube. Masih ada kok itu, tapi mungkin memang tidak lengkap sih yah. Yah, lumayanlah untuk sekadar melepaskan rasa penasaran. Itu juga kalau memang penasaran, kalau b aja, ya tidak usah. Hal-hal semacam ini sepertinya memang asyiknya ya diasyikin aja lah yah.

Jadi, kembali lagi sama yang pernah nonton AFI, siapa nih akademia favorit kalian? Atau jangan-jangan malah lebih ngefans sama Adi Nugroho? Wah, kalau benar, ya tidak apa-apa sih. wkwk. (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: afiakademi fantasi indosiareliminasiflashbackindosiarkenanganMasa Lalu
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

Melalui Lagu Kita Kembali ke Masa Lalu

5 Maret 2020
move on PDKT gagal cinta kandas mojok.co

Apa yang Sebenarnya Terjadi pada Orang yang Butuh Waktu Lama untuk Move On?

30 Agustus 2021
pencitraan masa kecil

Pencitraan Semasa Kecil

4 Agustus 2019
5 Alasan Mengapa Kita Perlu Berdamai dengan Mantan

5 Alasan Mengapa Kita Perlu Berdamai dengan Mantan

22 November 2019
3 Hal yang Bikin Pendukung Barcelona Optimis meski Habis Dikalahkan Real Madrid laporta

Barcelona yang Selalu Bikin Mata Berkaca-kaca

24 Februari 2023
copet

Copet Dapat Beraksi Di Mana Saja, Waspada Terhadap Segala Modusnya

8 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.