Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Memahami Beda Disinformasi, Malinformasi, dan Misinformasi Biar Nggak Keder

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
11 Januari 2021
A A
Memahami Beda Disinformasi, Malinformasi, dan Misinformasi Biar Nggak Keder terminal mojok.co

Memahami Beda Disinformasi, Malinformasi, dan Misinformasi Biar Nggak Keder terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sekali waktu, saya pernah menjumpai seorang teman yang di-bully di grup WhatsApp. Perkaranya ia kedapatan menyebarkan berita hoaks. Meskipun ia sendiri nggak menyadarinya. Nasib teman saya itu nggak jauh beda dengan seseorang yang saya temukan di media sosial. Orang itu, atau sebut saja netizen itu dicecar habis-habisan oleh netizen lainnya karena menyebarkan berita bohong. Padahal, tunggu dulu, jangan-jangan yang kita pahami salah. Disinformasi, malinformasi, dan misinformasi itu beda-beda lho.

Lain lagi dengan kisah teman saya yang lain. Beberapa waktu lalu, teman saya itu menulis semacam tulisan yang mencoba membedah informasi yang beredar. Tulisan itu kemudian dilekatkan lema “misinformasi” di bagian judul.

Ia tak di-bully netizen, melainkan justru diserang oleh si penyebar informasi yang sudah terlanjur viral sebelumya. Yang ajaib si penyebar misinformasi tadi adalah seorang wartawan di salah satu media. Tampaknya, si penyebar misinformasi tadi nggak terima kalau informasinya dianggap hoaks oleh teman saya itu.

Padahal terang sekali di judul menyebut “misinformasi”. Teman saya sama sekali nggak menulis bahwa si penyebar informasi adalah penyebar hoaks. Sekali lagi, murni menjelaskan informasi yang tersebar dan viral bahwa itu misinformasi.

Melihat fenomena tersebut saya pikir, dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, kita lebih menyukai lema “hoaks” untuk menyebut informasi yang keliru. Orang yang menyebarkan itu adalah manusia yang bully-able. Sementara UNESCO dan Kementerian Komunikasi dan Informatika sendiri telah memberi maklumat bahwa semua informasi keliru tak bisa disebut hoaks.

Selain misinformasi yang saya sebutkan tadi, ada disinformasi dan malinformasi. Ketiganya memiliki perbedaan yang teramat mencolok. Jika kalian mencarinya di KBBI V, cuma ada frasa misinformasi, sedangkan dua lainnya nggak ada (atau belum?).

Supaya memahami itu, kamu mesti membaca lebih jauh, paling tidak mencari pengertiannya di internet. Sebab kamu terlanjur baca tulisan ini, saya akan kasih tahu tentang ketiganya. Ini saya dapat dari dua kali mengikuti Workshop Hoax Busting dan Digital Hygiene dari Google Internews dan AJI, serta tentu saja informasi yang saya akomodir dari Mbah Google.

Misinformasi

Secara sederhana, misinformasi yaitu informasi yang keliru tapi si penyebarnya nggak tahu kalau itu informasi keliru. Orang yang menyebarkannya mungkin tak punya waktu buat verifikasi, karena ya mungkin dia bukan wartawan yang sedang dikejar deadline.

Baca Juga:

Negeri Ini Darurat Hoaks

Siapa di Balik InsightID: Manipulasi Platform untuk Manipulasi Informasi

Selain nggak tahu kalau informasi yang disebar itu salah, si penyebar boleh jadi percaya informasi yang baru saja disebarkannya benar. Itu juga bisa disebut misinformasi.

Misalnya, kamu dapat informasi dari grup WhatsApp keluarga berupa link kuota gratis. Kamu begitu saja meneruskan informasi itu ke grup WhatsApp angkatan kuliah. Syahdan, beberapa menit berselang ada yang komplain link yang kamu bagikan itu bohong.

Kamu pun mengelak sebab kamu sendiri nggak tahu. Nggak membukanya lebih dulu tapi langsung mem-forward ke grup. Inilah yang disebut misinformasi.

Dalam hal ini, meski informasinya salah tapi kamunya tidak. Teman kamu itu juga semestinya tak perlu mencak-mencak. Lagipula hal ini bisa dicegah.

Bukan cuma kamu sebagai penyebar informasi keliru, melainkan juga si penerima misinformasi harusnya sadar. Sebelum menelan informasi baiknya dicek dulu kebenarannya agar misinformasi tak berlarut-larut terjadi.

Disinformasi

Jika misinformasi penyebarnya nggak tahu informasinya keliru, disinformasi nggak begitu. Si penyebar dalam disinformasi, berperan sebagai pihak yang sesungguhnya tahu informasinya keliru. Tapi, ia sengaja menyebarkannya.

Disinformasi dekat sekali dengan pelaku kejahatan. Umumnya digunakan untuk mengancam, menipu, atau membahayakan pihak tertentu.

Contoh, saya tahu bahwa si politikus E mendapat aliran dana dari sebuah perusahaan. Namun, karena saya berteman baik dengan politikus E, maka saat memberikan keterangan, saya bilang politikus E sepeser pun tak mendapat aliran dana itu.

Apa ini bisa dicegah? Pasti. Namun, hanya si penerima yang mampu melakukan tindakan preventif, sedangkan bagi pelaku, mustahil. Haaa mosok niat arep nyebar berita salah jur dicegah dewe? Kan Ramashoook.

Verifikasi atau mencari tahu lebih lanjutlah kuncinya. Kalau bukan itu apalagi coba? Disinformasi tak dapat dicegah dengan membuka YouTube lalu menonton Lesti dan Rizky Billar duet di atas panggung.

Malinformasi

Tiga-tiganya membahayakan dan merugikan. Tapi bagi saya, malinformasi yang paling jago bikin orang emosi. Jika di dunia kedokteran kita mengenal malpraktik, di dunia komunikasi dan informatika, kita mengenal malinformasi ini.

Secara gampang, malinformasi adalah informasi yang benar, hanya saja si penyebarnya ini memanfaatkan itu untuk tujuan yang tidak benar. Halah pie sih kalimatku. Intinya, informasinya benar, tapi disebarkan dengan tujuan buruk.

Kalau mau contoh banyak. Kurun waktu belakangan ini saja, publik lebih sering makan malinformasi. Sebab begitu sering, saya jadi bingung—untuk tidak menyebutnya lupa—milihnya buat contoh.

Informasi-informasi yang inheren dengan ideologi, agama, ras, golongan, sampai orientasi seksual sangat gurih untuk dibikin malinformasi. 

Oh ya, kalau kalian tanya hoaks masuk mana, saya kok mantap menjawab: disinformasi. Soal alasannya, silakan cocokkan sendiri pengertian disinformasi dan lema “hoaks” yang di KBBI V bermakna berita bohong.

BACA JUGA Fans Fanatik Sinetron Adalah Manusia Paling Barbar Seantero Galaksi dan tulisan Muhammad Arsyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Januari 2021 oleh

Tags: darurat hoaksmanipulasi informasi
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

siapa di balik insighID

Siapa di Balik InsightID: Manipulasi Platform untuk Manipulasi Informasi

8 Oktober 2019
Memahami Beda Disinformasi, Malinformasi, dan Misinformasi Biar Nggak Keder terminal mojok.co

Negeri Ini Darurat Hoaks

9 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.