Pasar otomotif terus bergeliat, mobil-mobil baru pun bermunculan setiap tahun. Dari sekian banyak mobil merek terkenal, mobil dari pabrik mobil Jepang rupanya paling gencar dipasarkan ke Indonesia. Dengan menawarkan berbagai produk andalannya, mereka rela mendirikan pabrik di Indonesia dengan niatan produk yang diraciknya laris.
Namun, tak semanis yang mereka rasakan, kini beberapa mobil yang awalnya ramai diperbincangkan justru menghilang. Ada beberapa mobil yang terpaksa dihentikan penjualannya karena sepi peminat. Berikut beberapa mobil merek terkenal yang nggak laku karena kalah saing.
#1 Toyota Etios Valco
Meski menjadi merek terlaris di Indonesia, ternyata ada juga loh mobil Toyota yang kalah pamor. Alhasil mobil ini harus dihentikan produksinya. Salah satunya adalah mobil dengan merek terkenal, yaitu Etios Valco. Mobil ini diproduksi di Karawang, Jawa Barat. Mobil ini dibuat pada 2013, namun tak berumur panjang. Pada 2018, Toyota mengumumkan bahwa mereka tak lagi memproduksi Etios Valco. Alasan utamanya karena penjualan mobil ini terbilang rendah dan kalah bersaing dengan mobil LCGC (Low Cost Green Car) atau dikenal juga dengan mobil hemat energi.
#2 Honda Freed
Honda Prospect Motor (HPM) sejak 2015 sudah tidak menjual mobil Honda Freed di Indonesia. Pada 2009 sampai 2014, penjualan mobil ini terus menurun. Salah satu alasan mobil merek terkenal ini tidak laku adalah masyarakat tidak begitu suka dengan desain mobil kotak seperti Freed. Namun, di Jepang sudah diproduksi generasi baru, meski belum ada rencana untuk dijual di tanah air. Padahal generasi terbarunya memiliki teknologi yang lebih kece dari mobil sebelumnya.
#3 Nissan Murano
Ketika pamor Toyota Harrier mulai menurun, Nissan mengambil kesempatan dengan meluncurkan mobil SUV (Sport Utility Vehicle) versi mereka. Nissan Murano tampil dengan bentuk yang ganteng, tapi sayangnya tidak menarik perhatian. Mobil merek terkenal yang diproduksi pada 2013 ini tidak dilanjutkan karena promosinya yang tidak jelas. Alhasil Nissan tidak menjual satu unit Murano pun pada 2014.
#4 Mitsubishi Delica
Mitsubishi memberhentikan penjualan Mitsubishi Delica pada 2018. Keputusan tersebut tidak mengejutkan, sebab Mitsubishi Delica tak bisa lagi diharapkan. Sangat sayang nih, Guys, pada 2018 mobil tersebut hanya laku terjual sebanyak 26 unit. Meskipun begitu, Mitsubishi Delica masih diproduksi dan dijual di Jepang.
#5 KIA Morning
Mobil keluaran 2014 ini diplot sebagai mobil merek terkenal versi murah dari KIA Picanto. Namun, peminatnya tidak sebesar mobil KIA Picanto. Kia Morning terpuruk di Indonesia pada 2016 lalu. Melihat data KIA Mobil Indonesia (KMI). Produksi mobil ini dihentikan pada 2015. Meski begitu masih ada beberapa dealer yang menjual mobil KIA Morning ini loh. Harganya cuma Rp100 jutaan, tapi mobil ini tidak menarik perhatian orang Indonesia.
#6 Chevrolet Spin
Nama Chevrolet memang belum terlalu baik di Indonesia. Awalnya perusahaan ini dikontrol oleh orang Indonesia sendir, yakni Donald Rahmad. Namun, setelah itu akibat penjualan yang tidak meningkat, perusahaan Chevrolet pun mengganti manajemennya. Saat pergantian itulah Spin diluncurkan. Meski begitu, Spin tidak bisa memenuhi ekspektasi masyarakat dan tidak membuat nama Chevrolet lebih baik.
#7 Toyota NAV1
Bercita-cita jadi raja di segmen MPV atau Multi Purpose Vehicle, Toyota NAV1 justru harus menelan pil pahit kegagalan. MPV sendiri adalah mobil serbaguna yang memiliki tempat duduk untuk tujuh orang serta bagasi. Umumnya tempat duduk baris tengah dan belakang pada MPV dapat dilipat atau dilepas agar dapat memuat barang lebih banyak.
Mobil Toyota NAV1 ini ketika diproduksi di Indonesia ternyata penjualannya di bawah ekspektasi dan menjadi pencapaian terburuk Toyota selama ikut masuk dalam pasar mobil di Indonesia. Toyota sendiri dikenal sebagai merek mobil terkenal yang punya nama dan produk baik, namun justru terpuruk akibat Toyota NAV1 yang terjual hanya 600 unit.
#8 Suzuki Celerio
Gagal. Itulah yang dapat digambarkan pada produk seri mobil merek terkenal ini untuk perusahaan sebesar Suzuki. Celerio yang tidak menunjukkan inovasi seperti yang diinginkan Suzuki selama ini juga berpengaruh pada ketertarikan masyarakat. Kegagalan Celerio justru jadi awal yang baik untuk Suzuki Ertiga. Dikabarkan Suzuki sedang bekerja sama dengan Proton untuk produksi Celerio lagi di bawah nama produsen Malaysia tersebut.
Nama besar bukan jaminan mobil merek terkenal bakal laku di pasaran. Membeli mobil jelas beda perkara dengan beli camilan dan kacang di pinggir jalan. Selain harganya yang nggak murah, mobil adalah soal mesin, kenyamanan, sekaligus tampilan.
BACA JUGA Sebenarnya Bahaya Nggak sih Flushing Oli Mesin Menggunakan Solar?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.