8 Fakta Menarik tentang Sumo, Olahraga Tradisional Jepang yang Masih Lestari Hingga Kini

8 Fakta Menarik tentang Sumo, Olahraga Tradisional Jepang yang Masih Lestari Hingga Kini Terminal Mojok

8 Fakta Menarik tentang Sumo, Olahraga Tradisional Jepang yang Masih Lestari Hingga Kini (Unsplash.com)

Kalau mendengar istilah “sumo”, yang terlintas pertama kali di benak hampir semua orang adalah orang gemuk bergulat, kan? Ya nggak salah juga, sih, karena faktanya memang atlet sumo Jepang sebagian besar bertubuh tambun. Tapi, pernahkah terbesit pertanyaan tentang bagaimana mereka bebersih setelah BAB atau menggosok punggung mereka sendiri saat mandi mengingat tubuh tambun para pesumo? Saya cukup kaget saat mendapatkan fakta bahwa ternyata ada orang lain yang membantu mereka cebok, lho!

Selain fakta tersebut, ada beberapa fakta menarik lainnya tentang sumo Jepang. Mari kita cek satu per satu.

#1 Olahraga tradisional yang masih eksis sampai sekarang

Sumo merupakan salah satu jenis seni atau olahraga tradisional Jepang yang masih lestari sampai hari ini. Pada zaman dulu, sumo dijadikan sebagai pekerjaan alternatif bagi samurai Jepang yang ingin mencari penghasilan tambahan. Biasanya pertandingan sumo ini diadakan di kuil Shinto sebagai ritual manusia biasa yang “menantang” dewa. Oda Nobunaga, seorang daimyo Jepang pada zaman dulu, sangat suka menonton sumo untuk hiburan.

Nah, sampai sekarang sumo ini masih cukup esksis di Jepang, setidaknya generasi tua Jepang sangat antusias menonton pertandingan sumo. Mereka bisa berteriak histeris saat atlet kesayangan mereka bertanding dan marah sampai melempar bantal duduk saat atletnya kalah. Meski tak begitu populer di kalangan anak muda Jepang, faktanya, sumo menjadi ikon Jepang di mata dunia. Stasiun TV di Jepang juga selalu menyiarkan acara turnamen sumo nasional, lho.

Ada ritual khusus sebelum naik ke arena pertandingan (Unsplash.com)

#2 Sarat dengan ritual Shinto

Pertandingan sumo diawali dengan ritual Shinto yang cukup ribet dan memakan waktu. Bisa jadi persiapan untuk ritual ini jauh lebih lama ketimbang pertandingannya sendiri. Sebab, kadang hanya butuh waktu beberapa detik untuk mengeluarkan lawan dari arena sumo. Inti dari pertandingan sumo kan menang dengan cara menarik atau mendorong lawan agar keluar dari ring.

Biasanya sebelum bertanding, pesumo akan melempar garam untuk menyucikan arena pertandingan dari roh jahat. Mereka juga melakukan ritual membersihkan ketiak pakai kain dan mencuci muka serta mulut sebelum masuk ring. Mereka juga akan menepuk perut dan paha mereka.

Selain pesumo, wasit juga punya ritual sendiri sebelum pertandingan sumo berlangsung. Biasanya wasit akan menyiapkan rumput laut dan sake untuk ritual. Wasit dalam pertandingan sumo bukan orang biasa, melainkan biksu atau tetua Shinto yang keputusan penjuriannya sangat dihormati oleh para atlet yang bertanding. Wasit juga selalu membawa pisau ketika memimpin pertandingan yang konon katanya akan digunakan untuk harakiri jika dia melakukan kesalahan. Wah.

Ritual melemparkan garam sebelum mulai pertandingan (J. Henning Buchholz/Shutterstock.com)

#3 Olahraga yang agak bias gender

Perempuan dilarang masuk ke arena pertandingan sumo karena tradisi kuno Shinto yang ingin menjaga kesuciannya. Pernah ada kasus Wali Kota Osaka perempuan yang nggak diizinkan menyerahkan piala ke pemenang padahal Kota Osaka saat itu merupakan sponsor utama kompetisi sumo tersebut.

Dulu juga ada sumo untuk perempuan di Jepang. Akan tetapi, mungkin karena terlalu bahaya dan ada kecenderungan pelecehan seksual, sumo untuk perempuan akhirnya ditiadakan.

#4 Perjuangan menjadi pesumo berat

Sebenarnya dulu pesumo itu bertubuh normal dan nggak perlu besar. Namun sekarang, pesumo yang punya badan semakin besar malah dinilai semakin bagus. Seorang pesumo memiliki berat badan sekitar 200 kilogram!

Saat bergabung ke sebuah padepokan sumo (heya), calon pesumo harus berkomitmen penuh. Biasanya pesumo junior direkrut saat mereka berusia belasan tahun. Mereka akan berlatih dari pagi-pagi sekali, makan banyak, bersih-bersih padepokan, hingga melayani keperluan para senior. Pokoknya, senioritas di padepokan sumo sangat ketat dan bisa dibilang “kejam”. Tak heran kalau banyak orang yang nggak kuat dan memutuskan keluar dari padepokan.

Meski memiliki badan yang sangat gemuk, pesumo nggak memiliki lemak visceral yang menumpuk di perut layaknya orang obesitas. Mungkin karena banyak gerak dan berolahraga, ya? Namun, ada juga yang mengatakan kalau rata-rata pesumo akan meninggal dunia 7-10 tahun lebih cepat ketimbang orang biasa.

Jadi bisa dikatakan, saat memutuskan ingin menjadi pesumo, seseorang harus berkomitmen seumur hidup. Dia harus tahu risiko pilihannya sekaligus tahu apa yang ia perjuangkan.

#5 Gaji dan karier pesumo

Kalau ditanya berapa jumlah pesumo di Jepang sekarang, jawabannya kira-kira berjumlah sekitar 700 orang. Para pesumo ini tersebar di 54 padepokan sumo yang ada di seluruh Jepang. Meski gaji bulanan mereka cukup tinggi, nggak semua pesumo menerima gaji, lho. Hanya pesumo yang tergolong tinggi yang berhak menerima gaji bulanan besar. Bagi pesumo yang masih junior atau tingkatannya di bawah, mereka berhak menerima uang saku saja.

Berapa sih gaji bulanan pesumo? Paling tinggi sekitar 2.820.000 yen atau sekitar 338 juta rupiah per bulan. Jumlah yang fantastis, ya? Eits, tapi tunggu dulu, itu gaji buat pesumo tingkatan tertinggi yang sering menjuarai turnamen sumo.

Setidaknya ada 10 tingkatan dalam karier pesumo, yakni yokozuna, ozeki, sekiwake, komusubi, maegashira, juryou, makushita, sandanme, jonidan, dan yang paling rendah jonokuchi. Yang berhak menerima gaji adalah pesumo tingkat juryou ke atas, sedangkan pesumo tingkat makushita ke bawah biasanya hanya mendapat uang saku. Tentu saja pesumo tingkat bawah bisa meningkatkan kariernya sedikit demi sedikit dengan proses dan perjuangan yang nggak mudah.

Wasit sumo biasanya seorang biksu atau tetua Shinto (Unsplash.com)

#6 Harus menjaga tradisi

Seorang pesumo harus hidup dengan menjunjung tinggi tradisi. Setiap hari mereka harus berkimono dan bersandal kayu (geta). Pesumo juga harus menjaga rambut dengan model chonmage yang mirip samurai zaman dulu.

Selain menjaga penampilan, pesumo juga diharuskan bertingkah laku sopan dan menaati segala aturan yang berlaku. Kalau melanggar, pasti akan ada hukuman. Hukumannya berupa sanksi sosial, baik dari masyarakat Jepang umumnya maupun penggemar sumou. Intinya, mereka harus menjaga image pesumo maupun padepokan mereka.

#7 Orang asing boleh jadi pesumo

Nggak hanya orang Jepang yang boleh menjadi pesumo, orang asing pun boleh-boleh saja, kok. Pesumo asing di Jepang biasanya berasal dari Mongolia, Hawai, Samoa, Rusia, Turki, Eropa timur, dll. Jumlahnya memang dibatasi, namun ternyata orang asing juga antusias dengan olahraga satu ini. Saat ini tingkat yokozuna dipegang oleh orang asing yang bernama Hakuho yang berasal dari Mongolia.

#8 Kehidupan pribadi dan setelah pensiun

Seorang pesumo ternyata juga boleh menikah, lho. Tentu saja dengan syarat dan ketentuan yang berlaku di masing-masing padepokan. Mereka biasanya akan pensiun dengan ritual memotong rambut chonmage-nya. Biasanya setelah pensiun, mantan pesumo akan menjadi pelatih atau mendirikan padepokan sumo.

Seperti itulah kira-kira fakta menarik tentang sumo, olahraga tradisional Jepang yang namanya cukup mendunia. Kalau pergi ke Jepang, jangan lupa menonton sumo di Ryogoku, Tokyo, pusatnya pesumo, ya. Pasti kece banget kalau bisa berfoto dengan mereka.

Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Fakta Menarik tentang Yakuza Jepang yang Perlu Kamu Ketahui.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version