Tren untuk menemukan hidden gems kuliner memang membuat pengusaha kuliner mengeksplorasi suasana seperti di rumah, serba ndeso, dan bertema nostalgia. Keseragaman nostalgia bisa ditemukan di desa wisata mana saja, termasuk di Kabupaten Bantul. Narasi tentang keotentikan rasa yang didapat dari situs-situs pemberi ulasan menjadi kunci popularitas. Menu seperti ingkung, sate klathak, dan mangut lele akhirnya dinobatkan menjadi menu yang mBantul banget.
Padahal, sesungguhnya setiap restoran memiliki cita rasa otentiknya masing-masing. Untuk Anda yang terobsesi menemukan mangut lele yang paling otentik (sesuai dengan selera lidah), saya rekomendasikan untuk mencoba tujuh mangut lele istimewa dari Bantul berikut ini.
#1 Bu Is, Sumberagung
Mangut Bu Is sudah ada sejak 1978. Ia berlokasi di Jalan Imogiri Barat No.12, Turi, Sumberagung, Jetis. Menurut beberapa narasumber, warung makan ini termasuk salah satu pioner dalam dunia per-mangut-lele-an di Bantul. Lokasi warung makan tak terlalu jauh dari perempatan Jetis dan berada di pinggir jalan, sehingga tak sulit untuk menemukannya.Â
Harga saat ini sekitar Rp25.000 per porsi. Dengan membayar seporsi mangut lele Bu Is, Anda akan mendapatkan mangut lele, nasi, lalapan, sambal jenggot, sambal terasi, oseng lombok ijo, dan minum berupa es teh atau es jeruk. Sayur mentah yang disediakan sebagai lalapan kadang terasa terlalu langu. Maka, agar lebih nikmat, Anda bisa tambahkan sambal jenggot yang dibuat dengan bahan utama parutan kelapa untuk membuat lalapan jadi lebih mudah dinikmati. Anda juga bisa memilih makanan pelengkap lain berupa tahu dan tempe bacem yang juga disediakan di Warung Makan Mangut Lele Bu Is.Â
#2 Dapur Asli Mbok Marto Ijoyo, Panggungharjo
Mangut lele ini juga dikenal dengan nama Mangut Lele Mak Badar. Ia adalah restoran bergaya open kitchen yang paling melegenda di Bantul. Lokasinya berada di Jalan Sewon Indah, Ngireng-ireng, Panggungharjo, Sewon. Jika tak sempat datang ke sana, mangut lele ini juga dapat dibeli lewat GoFood, GrabFood, atau ShopeeFood.Â
Rasa pedas mendominasi mangut buatan rumah makan ini. Untuk Jamaah Mojokiyah yang nggak tahan pedas, lebih baik menghindari kuahnya, cukup makan lelenya saja. Kenikmatan dari Mangut Lele Dapur Asli Mbok Marto Ijoyo tak hanya tercipta berkat resep yang diturunkan oleh Mbah Marto. Di tempat ini, keindahan visual berupa suasana dapur tradisional menjadi magnet sekaligus penambah kenikmatan saat memakannya.
#3 Mbah Marto, Patalan
Mangut Lele Mbah Marto Patalan berdiri sejak 2019. Pemilik warung makan ini memegang sertifikat legal atas merek Mangut Lele Mbah Marto sejak 2020. Rasa mangut lele dari rumah makan ini pedasnya nendang. Rumah makan ini juga punya konsep open kitchen lengkap dengan pemandangan lanskap persawahan yang disukai pengunjung dari kota-kota metropolis.Â
Lokasinya yang mblusuk, membuatnya sempurna disebut oleh warganet sebagai rumah makan hidden gems. Jamaah Mojokiyah bisa menemukan lokasinya dengan panduan Google Maps. Ada isu tentang kegaduhan yang terjadi dalam bisnis keluarga Mbah Marto. Namun, hal itu hanya menjadi isu minor, meski tampaknya menimbulkan polarisasi pelanggan. Pada akhirnya, yang penting adalah rasanya yang nikmat berkat aroma smokey alias sangit, gurih, dan pedas yang mantap betul.Â
#4 Yu Temu, Kasihan
Mangut Lele ini dapat ditemukan di Google Maps dengan nama Mangut Lele Mbah Temu. Lokasinya berada di desa Sembungan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Dinding rumah makan ini terbuat dari bambu. Kesederhanaan bangunan lawas menyatu dengan asrinya lingkungan sekitar. Pohon gayam, rumpun bambu, dan aliran sungai Bedog menjadi daya tarik natural yang membuat pelanggannya selalu ingin kembali lagi.Â
Dari segi rasa, Mangut Lele Yu Temu punya cita rasa berbeda dari mangut lele Bantul pada umumnya. Tak ada aroma smokey karena mangut lele di rumah makan ini menggunakan lele goreng, bukan lele asap. Mangut lele Yu Temu dihidangkan bersama dengan nasi dan pecel. Anda bisa memilih warung makan ini untuk sarapan yang berkesan. Yang penting jangan datang di hari Minggu. Soalnya pada hari Minggu kuturut ayah ke kota warungnya tutup, Bosque.Â
#5 Pak Jantuk, Sidomulyo
Warung makan Mangut Lele Pak Jantuk berada di Pedukuhan Ngireng-ireng, Sidomulyo, Bambanglipuro. Warung makan ini tak terlalu sulit dicari meski ia tak berada di jalur utama Jalan Samas. Hingga artikel ini ditulis, belum ada papan penunjuk arah yang dapat digunakan sebagai pemandu. Oleh karena itu, Anda perlu mengandalkan Google Maps dan arahan penduduk sekitar untuk dapat menuju ke warung Pak Jantuk.Â
Di warung makan ini, ada sayur lodeh terong yang rasanya sangat nikmat dan cocok dinikmati bersama seporsi mangut lele. Sambal yang disajikan terpisah dari mangut juga memudahkan kamu yang tidak suka pedas biar nggak perlu megap-megap. Menurut narasumber saya yang merupakan langganan di warung ini, Bapak Mamik, biasanya mangut sudah habis sebelum jam dua siang. Maklumlah, warung makan ini termasuk yang digemari para aparat yang berdinas di sekitar lokasi untuk makan siang.Â
#6 Yu Mur, selatan Pasar Turi Bantul
Mangut Lele Yu Mur berlokasi di pojok selatan Pasar Turi, Kretek, Bantul. Untuk menuju ke lokasi, Anda bisa memilih lewat Jalan Samas maupun lewat Jalan Parangtritis, tentu saja tetap perlu mengandalkan Google Maps. Lokasi warung yang berada di pinggir jalan, cat temboknya yang berwarna hijau ngejreng, dan spanduk yang terbentang niscaya memudahkan Anda untuk menemukan warung ini.
Ia punya keunggulan berupa duri lele yang lunak. Jika doyan, Anda juga dapat melahap kepala lele hingga tak bersisa. Warung ini sering dikunjungi oleh para pesepeda yang melintasi rute alternatif penghubung Jalan Samas dengan Jalan Parangtritis.Â
#7 Kampoeng Mataraman, Panggungharjo
Lokasi Kampoeng Mataraman berada di Jalan Ringroad Selatan, Glugo, Panggungharjo, Kecamatan Sewon. Untuk bisa sampai ke lokasi, Jamaah Mojokiyah tinggal menuju ke ringroad Jalan Parangtritis, lalu belok ke barat. Kampung Mataraman berada di sisi selatan jalan ringroad. Ada artefak bus sekolah berwarna kuning terparkir di dekat jalan masuknya yang mudah dikenali sebagai penanda.Â
Di sini menggunakan lele yang yang sudah diasap. Cita rasanya smokey, tak terlalu pedas, dan gurih. Di tempat ini, tersedia juga aneka makanan pendamping untuk Anda yang tak suka lele. Salah satu keunggulan dari tempat ini adalah luasnya lahan untuk parkir yang didukung dengan banyaknya pilihan tempat duduk. Kampoeng Mataraman sangat cocok dipilih untuk menjamu tamu, tapi sebaiknya reservasi dulu supaya nggak kelamaan menunggu hidangan.Â
Di Bantul sebenarnya makanan ini adalah menu sehari-hari yang mudah ditemukan di pasar tradisional. Jika Jamaah Mojokiyah ingin menemukan hidden gems mangut lele yang sesungguhnya, blusukan untuk jajan ke pasar tradisional bisa menjadi pilihan. Tujuh warung makan di atas adalah alternatif jika Anda terlalu lelah untuk blusukan.Â
Kata anak senja, jajan di mana pun enak karena yang utama bukan jajanannya, tapi dengan siapa kamu jajan. Akan tetapi, hal itu tak berlaku untuk bertualang ke tujuh mangut lele istimewa dari Bantul yang nikmatnya luar biasa itu. Kamu bisa jajan sendiri, berdua dengan ayang, atau ramai-ramai dengan teman. Dan yang terpenting, tetap prokes, ya. Jaga diri, jaga ayang, dan jaga kesehatan.
Penulis: Butet Rachmawati Sailenta Marpaung
Editor: Audian Laili