Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

7 Tipe Mahasiswa Pas Ngerjain Tugas Kelompok

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
24 April 2020
A A
7 Tipe Mahasiswa Pas Ngerjain Tugas Kelompok

7 Tipe Mahasiswa Pas Ngerjain Tugas Kelompok

Share on FacebookShare on Twitter

Saya sedang ingin sedikit nostalgia tentang masa perkuliahan, khususnya ketika mendapatkan tugas kelompok dari dosen. Mulai dari pembagian materi, sampai dengan pembagian kelompok secara mandiri. Biasanya, banyak mahasiswa tergabung dalam kelompok yang itu-itu aja. Masih teman satu circle, sepermainan. Katanya sih, sudah klop. Sebagian lainnya beralasan, karena ada anggota kelompok yang terbilang rajin. Jadi, yang lainnya hanya tinggal “ngikut” aja. Formalitas agar namanya masih tercantum pada makalah yang dibuat. Dan masih banyak lagi alasan lain.

Sebab itu, saya jadi menyadari suatu hal, berdasarkan pengalaman pribadi, ada beberapa tipe mahasiswa pada saat mengerjakan tugas kelompok.

Satu: Inisiatif ngerjain makalah sendirian

Saya pernah satu kelompok dengan mahasiswa yang terbilang perfeksionis, termasuk pada saat mengerjakan tugas kelompok. Setelah mendapatkan tema makalah dari dosen, ia langsung gercep menyelesaikan sendirian. Padahal, tugasnya untuk dikerjakan secara kelompok. Ekspektasi saya, saya juga yang lain dapat tugas masing-masing dalam pencarian materi. Namanya juga tugas kelompok. Apalagi makalah yang sudah disusun dengan rapi, nantinya akan dipresentasikan di kelas, di depan dosen dan mahasiswa lainnya.

Maksud saya, oke, saya dan beberapa anggota lain senang karena makalah sudah beres dan selesai. Tapi, di sisi lain, kami juga harus memahami dengan baik bagaimana isi makalah, untuk persiapan dalam sesi tanya-jawab.

Setelah saya tanya kenapa dikerjakan sendirian, jawabannya agak gimana gitu “Maaf, soalnya aku susah percaya kalau tugas dikerjakan orang lain. Tapi, ini pasti bener, kok.” Kan, nyebelin.

Dua: Cuma semangat pas patungan, nggak kerja, dan nggak baca makalah sebelum presentasi

Bagi saya, ini adalah representasi dari teman satu kelompok yang bikin mangkel maksimal. Terkesan bossy gitu. Status kita sama-sama mahasiswa, begitu ada tugas kelompok kok ya bisa-bisanya hanya menitipkan uang untuk menjilid makalah, ngeprint, dan sebagainya. Giliran presentasi aa-eu-aa-eu. Dapat pertanyaan, nggak tau mau jawab apa. Sebisa apa pun dirimu improvisasi, paling tidak harus tahu dan menguasai materi, dong.

Nah, yang kayak gini biasanya pas mau jilid makalah atau patungan beli camilan gercep banget, nih.

Tiga: Cari materi seadanya, merasa sudah banyak kerja

Memang, katanya sih ikut kerja juga, cari bahan juga di internet atau buku, lalu materi yang ketemu cuma sedikit, diserahkan ke teman kelompok lain. Setelah itu lepas tangan dan merasa sudah paling banyak kerja. Kalau kerja kelompoknya lagi di rumah teman, biasanya yang kayak gini kerjanya sebentar, tapi rebahannya nggak kelar-kelar. Giliran ngabisin camilan semangat bener. Kerja sedikit di awal, sisanya leha-leha sampai pengerjaan selesai.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Empat: Ikut nimbrung hanya karena pengin bergosip

Mau anggota kelompok cewek atau cowok, kalau udah nyatu ada aja gosip yang dibahas. Ya dosen, lah. Dunia pertwitteran, lah. Teman satu kelas, gebetan, pokoknya ada aja gitu yang dibahas. Kalau biang gosip satu sudah berkumpul dengan biang gosip lainnya dalam satu kelompok, fix, yang ngerjain pasti anggota kelompok lain.

Lima: Selalu “ngeles” ketika diajak kerja kelompok

Selalu ada satu anggota kelompok yang sok sibuk, dihubungi selalu sulit, nggak ada kepastian dan tanpa kabar sama sekali. Setelah berlalu sekian lama, kerja kelompok sudah selesai, baru merespon. “Eh, maaf baru respon, ini kita jadinya kerja kelompok kapan?,” please, deh. Nggak usah berlaga seperti polisi di film-film India.

Enam: Nggak ikut ngerjain, tapi pas presentasi show off

Pertanyaan saya, kenapa tipe mahasiswa seperti ini selalu ada di beberapa kelompok? Atau malah di setiap kelompok? Tapi, setelah saya telusuri, mahasiswa tipe seperti ini memang akan selalu ada untuk menunjukkan eksistensi diri meski minim partisipasi. Padahal belum tentu juga mereka ini paham dengan isi materi. Terpenting pede dulu aja kali.

Tujuh: Jika anggota kelompoknya cowok semua durasi main PS > kerja kelompok

Memang, dalam satu kelompok itu selalu dibutuhkan penyeimbang. Bisa cewek atau cowok. Pokoknya harus ada anggota yang cerewet soal tugas yang harus diselesaikan. Bukannya apa-apa, kalau anggota kelompoknya cowok semua, pasti lebih banyak main PS-nya. Dalihnya selalu sama, “Satu game lagi, abis itu kerja kelompok dimulai, ya,” gitu aja terus seharian. Jadi, butuh penyeimbang. Bisa cowok yang nggak suka ngegame sama sekali atau cewek sekalian, deh.

Berlaku juga untuk yang cewek, lho. Kalau anggota kelompok cewek semua, nggak menutup kemungkinan malah bergosip. Sekali lagi, penyeimbang dalam suatu kelompok itu perlu.

BACA JUGA Dear Maba: Jangan Jadi Temen Kelompok yang Menyebalkan dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 April 2020 oleh

Tags: kerja kelompokMahasiswatugas kelompok
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Skripsi Molor Bukan Sepenuhnya Salah Mahasiswa, Dosen Juga Terlibat kesalahan dosen terminal mojok.co

Skripsi Molor Bukan Sepenuhnya Salah Mahasiswa, Dosen Juga Terlibat

9 September 2020
4 Pertimbangan Penting Sebelum “Menjual Jiwa” pada Kuliah S3 Mojok.co

4 Pertimbangan Penting Sebelum “Menjual Jiwa” pada Kuliah S3

10 April 2025
Pengalaman Saya Menghadapi Ibu-ibu yang Antre dengan Keras Kepala terminal mojok.co

Dari Anak Kos Untuk Ibu Kos

9 September 2019
anak stm

Dear Anak STM, Kalian Sudah Baca RUU-nya Belum Sih?

1 Oktober 2019
Nggak Usah Heran Banyak yang Pamer PPSMB di Media Sosial, Menjadi Maba UGM Memang Membanggakan, kok

Nggak Usah Heran Banyak yang Pamer PPSMB di Media Sosial, Menjadi Maba UGM Memang Membanggakan, kok

6 Agustus 2023
Jurusan Sejarah Kerap Dipandang Sebelah Mata, padahal Berjasa Menyelamatkan Ingatan Banyak Orang Mojok.co

Jurusan Sejarah Kerap Dipandang Sebelah Mata, padahal Berjasa Menyelamatkan Ingatan Banyak Orang

14 Mei 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga Mojok

4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga

11 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok Mojok.co

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok

12 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.