Dalam rangka menyemarakkan kemerdekaan RI yang jatuh pada bulan Agustus ini, Starbucks Indonesia memanjakan pelanggannya dengan beberapa tawaran menarik. Salah satunya memberikan potongan sebesar Rp17 ribu untuk setiap pembelian makanan atau minuman senilai Rp100 ribu dan diskon hingga 70% untuk pembelian merchandise pilihan.
Nggak cuma diskon dan potongan harga, Starbucks juga meluncurkan produk baru pada bulan Agustus ini, yakni 4 tumbler edisi khusus yang diberi nama “Beauty of Indonesia”. Keempat tumbler tersebut memiliki variasi warna yang berbeda; merah, ungu, hijau, dan hitam. Selain itu, hadir pula dua menu minuman baru yang diberi nama Mung Bean Cream Frappuccino dan Iced Mung Bean Latte yang harganya Rp35 ribu per gelas.
Membaca deretan promo di atas sudah bikin kalian kebelet pengin ke gerai Starbucks terdekat? Eits, tunggu dulu. Sebelum memutuskan pergi ke sana, ada baiknya kalian membaca daftar orang-orang yang sebaiknya nggak ngopi di Starbucks berikut ini. Apakah kalian salah satunya?
#1 Orang yang percaya ngopi di Starbucks masuk neraka
Sekitar tahun 2017-2018 ada salah seorang penceramah di Indonesia yang menyerukan pemboikotan Starbucks lantaran brand kopi berlambang siren itu melakukan donasi terhadap kelompok LGBT. Nggak cuma memboikot, blio mengatakan jika minum kopi di Starbucks bisa bikin seseorang masuk neraka.
Saya sih nggak ingin mendebat argumen blio, meskipun nggak ingin memercayainya juga. Ha sejak kapan urusan neraka ditentukan manusia? Tapi, kalau kalian percaya perkataan blio, tentu saja kalian masuk ke dalam golongan orang yang sebaiknya nggak usah ngopi di Starbucks.
#2 Orang jorok atau tukang nyampah
Saya sering banget melihat pelanggan Starbucks membiarkan sampah makanan dan minumannya berserakan. Padahal jarak antara meja tempat mereka duduk dengan tong sampah nggak begitu jauh, lho, cuma beberapa langkah. Parahnya lagi, orang-orang yang suka nyampah seperti ini nggak pernah merasa bersalah dan menganggap kalau mereka sudah membayar kopi mahal, sehingga nggak punya kewajiban membersihkan sampahnya sendiri.
Kalau kalian seperti ini, sebaiknya ngopi di rumah saja, nggak perlu ngopi di Starbucks atau coffee shop lain supaya nggak nyusahin orang lain. Ayolah, ini sudah tahun 2022, Gaes, buang sampah pada tempatnya harusnya sudah jadi basic manner kita mau di coffee shop mahal atau murah. Apalagi kalau sampahnya berasal dari makanan dan minuman kita sendiri.
#3 Orang hemat
Beberapa waktu lalu ada konten di TikTok yang memberikan tips hemat nongkrong di Starbucks. Caranya dengan membeli minuman Starbucks yang literan (ukuran 1 liter) lalu diminum beramai-ramai di gerai Starbucks bersama teman-teman.
Ya tahu sih, harga kopi literan di Starbucks memang lebih murah ketimbang minuman standar gelasan. Harga 1 liter kopi hanya Rp85 ribu, itu juga sering banget didiskon jadi Rp100 ribu dapat 2 liter. Tapi, kemasan literan tersebut khusus take away, ya, Bestie. Jangan diminum dine in apalagi dijadikan konten TikTok dan mengajak orang melakukan hal sama.
Tindakan itu berisiko membuat barista yang sedang bekerja saat itu terancam kena teguran dari pihak Starbucks, lho. Sebab, mereka akan dianggap lalai atau nggak memberitahu pelanggan jika kemasan literan khusus untuk take away. Kalau pengin hemat, silakan datang setiap hari Kamis membawa tumbler sendiri dari rumah, nanti minuman kalian mendapat diskon 50%.
Atau kalau masih pengin lebih hemat lagi, ya nggak usah ngopi di Starbucks sekalian. Soalnya memang nggak ada yang murah di sini. Ha wong permen lolipop saja harganya Rp18 ribuan.
#4 Tim mendang-mending
Saya sering banget mendapat pertanyaan begini, “Mending ngopi di Starbucks atau di tempat lain? Ngopi di Starbucks enak, sih, tapi harganya mahal dan bla bla bla…”
Gini, lho, kalau kalian merasa berat mengeluarkan uang Rp50 ribu dan masih berpikiran mending minum kopi yang ini dan yang itu, berarti kalian bukan target market-nya Starbucks. Jadi, nggak usah dipaksain juga, Rek, ketimbang sudah telanjur pesan minuman, tapi di otak kita terus-terusan mikirin harganya yang mahal. Bukannya minum dengan nyaman, eh malah stres mikirin harga.
Starbucks memang nggak hadir untuk tim mendang-mending. Kedai kopi satu ini berdiri untuk mereka yang rela mengelurkan banyak uang untuk sekadar menyesap secangkir kopi sambil mendengarkan musik jazz.
#5 Sobat misqueen
Meskipun nggak ada tulisan “orang miskin dilarang ngopi di Starbucks”, harga minuman di sini memang secara nggak langsung meminta sobat misqueen untuk nggak berkunjung. Ha piye, harga segelas minuman di sini rata-rata Rp50 ribuan. Uang segitu kalau dipakai untuk membeli beras bisa dapat 5 kilo, lho! Kan mending buat beli beras to uangnya, wareg. Kalau buat minum kopi, selain nggak bikin kenyang, risikonya bisa kena asam lambung, Rek.
Sobat misqueen memang lebih baik minum air putih, makan nasi sampai kenyang, dan siap-siap pergi demonstrasi menuntut upah layak. Ingat, kemiskinan bukan takdir Tuhan, tapi akibat sistem pengupahan yang tak berpihak pada pekerja.
#6 Pencinta dangdut
Bagi kalian pencinta musik dangdut atau penggemar lagu “Ojo Dibandingke”, sebaiknya nggak usah ngopi di Starbucks karena lagu-lagu bergenre dangdut nggak mungkin bisa kalian dengarkan di gerai Starbucks mana pun. Kedai kopi berlogo siren ini hampir selalu memutar musik jazz. Sesekali mereka memutar musik pop barat, sih, tapi jarang banget.
#7 Orang yang ingin datang ke ulang tahun Mojok
Terakhir, kalau kalian penggemar Mojok garis keras dan ingin ikut merayakan pesta ulang tahun Mojok yang ke-8, sebaiknya nggak usah pergi ke Starbucks. Tahu kenapa? Ya karena acara ulang tahun Mojok diadakan di Kancane Coffee & Tea Bar, bukan di Starbucks, Rek! Wqwqwq.
Sekarang sudah paham ya alasan 7 orang di atas sebaiknya nggak usah ngopi di Starbucks? Sekali lagi, ini cuma saran saya, lho. Kalau kalian termasuk dalam kategori di atas, tapi tetap maksa pengin ke Starbucks, ya nggak masalah juga, sih. Ha wong ngopinya nggak pakai duit saya, kok. Terserah saja.
Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi