#5 Nggak pakai serundeng dan pelengkap lain
Kelapa parut yang biasa disebut serundeng oleh warga Madiun dengan cita rasa yang manis dan gurih tak boleh ketinggalan. Sebagai penikmat nasi pecel di kota rantau, pelengkap ini sering kali terlewat oleh si mbok-mbok (eh atau mbak-mbak?) penjualnya. Timun cacah, petai cina alias lamtoro dan kemangi pun juga tak boleh ketinggalan sebagai pelengkap.
#6 Nggak pakai sambal kacang yang autentik
Sering kali banyak yang salah kaprah dengan racikan sambal pecel asli Madiun. Sekali lagi, mungkin karena banyaknya varian pecel dari berbagai daerah menjadikan pemahaman bumbu pecel ini menjadi rancu. Jadi, sambel pecel Madiun tidak menggunakan tambahan bawang putih, kencur, atau terasi. Sambal pecel hanya terdiri dari kacang tanah, cabe, gula merah/gula Jawa, sejumput garam, dan daun jeruk. Nah, ini resep turun-temurun yang dipakai oleh keluarga, tetangga, dan sanak saudara saya selama ini.
#7 Nggak pakai peyek
Tentu pecel asli Madiun tak dapat dipisahkan dengan peyek atau lempeng untuk meramaikan makan. Lempeng atau kerupuk puli dengan bahan dasar nasi ini pun tak banyak ditemukan di kota lain. Peyek kacang tanah, kacang kedelai atau ikan teri adalah opsi yang tepat sebagai teman makan nasi pecel.
Sekali lagi, ini adalah persepsi sebagai warga Madiun cerr yang tulang-belulangnya terbentuk dari makan nasi pecel. Bisa jadi mbok-mbok pecel Madiun langgananmu di kota rantau memang menyesuaikan lidah warga sekitar atau ingin mengembangkan per-pecel-an duniawi.
Tapi ya, kalau pengin autentik, kaidah di atas harus dipenuhi. Selamat makan, Gaes!
Penulis: Arum Ariyaya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Hilangnya Cita Rasa Pecel Madiun yang Tergerus Penjajah