Pokoknya kalau udah ketemu lima hal berikut di Cikarang, tandanya Lebaran sebentaaar lagiii~
Setiap kelompok masyarakat punya suatu tradisi atau kebiasaan selama menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Bahkan di Indonesia, tiap daerah punya kebiasaan yang berbeda satu dengan lainnya tergantung situasi dan kondisi serta adat istiadat di daerah tersebut.
Bukan hanya soal tradisi saat berpuasa yang unik di Indonesia, tradisi menuju Lebaran juga cukup unik. Bahkan, di beberapa daerah ada tradisi yang menandakan bahwa sudah mendekati waktu Lebaran. Kali ini saya akan membahas beberapa tanda menuju Lebaran yang lazim ditemui di Cikarang.
#1 Harga timun suri mengalami penurunan
Timun suri merupakan salah satu bahan utama untuk membuat menu buka puasa yang paling dicari oleh warga Cikarang. Menu buka puasa dari timun suri ini sederhana. Timun suri yang sudah dipotong dan dibersihkan biasanya dicampur dengan sirup sesuai selera. Harga timun suri di awal bulan Ramadan biasanya membumbung tinggi karena banyak yang mencari.
Namun, di saat beberapa harga bahan pokok merangkak naik menuju hari raya Idulfitri, harga timun suri justru mengalami penurunan. Apalagi kalau dibandingkan dengan harga saat awal puasa, wah, bedanya bisa hampir lima puluh persen! Makanya keluarga saya di Cikarang biasanya mulai rutin mengonsumsi timun suri sebagai menu berbuka puasa di pertengahan bulan Ramadan. Harganya sudah nggak terlalu mahal tuh.
#2 Makin banyak timun suri dijual di sepanjang jalan protokol di Cikarang
Masih soal eksistensi timun suri di Cikarang, kalau sudah mendekati Lebaran, timun suri nggak cuma dijual di pasar, melainkan langsung dijual di jalan protokol di Cikarang. Kemunculan pedagang timun suri dalam jumlah yang cukup banyak dengan stok yang berlimpah ruah ini menjadi penanda bahwa Lebaran akan berakhir sebentar lagi.
Padahal di awal Ramadan, stok timun suri ini cenderung sedikit dan bahkan sulit ditemukan di Cikarang karena banyak yang memborong untuk dibuat menu berbuka puasa. Konon katanya, timun suri yang dijual di pinggir jalan protokol adalah milik para petani yang telat panen. Makanya harganya miring, stoknya pun banyak. Para petani khawatir timun suri mereka nggak laku dijual di luar bulan Ramadan.
#3 Titik putar balik banyak ditutup
Ada beberapa jalan protokol di Cikarang yang menjadi jalur utama yang dilintasi para pemudik menuju ke berbagai daerah. Biasanya di jalur tersebut ada beberapa titik putar balik untuk memudahkan warga sekitar. Akan tetapi, selama bulan Ramadan, titik-titik tersebut ditutup untuk sementara waktu agar nggak terajdi kemacetan di jam padat kendaraan.
Risiko dari kebijakan ini membuat warga sekitar harus menempuh jarak yang lebih jauh lagi untuk mencari titik putar balik. Meski begitu, bagi saya yang lahir dan besar di Cikarang, asalkan hal tersebut dapat membuat aman warga sekitar dan memperlancar perjalanan pemudik, nggak jadi masalah besar.
#4 Aktivitas pabrik menurun
Umumnya beberapa daerah di Jabodetabek mulai ditinggalkan penghuninya ketika waktu mudik tiba. Begitu juga yang terjadi di Cikarang. Kota tersebut menjadi sepi aktivitas saat mudik Lebaran tiba. Satu hal yang menjadi pembeda antara Cikarang dengan tempat lain adalah di Cikarang yang sepi bukan hanya permukiman warga, melainkan juga aktivitas pabrik. Kebanyakan orang-orang yang bekerja di pabrik memutuskan untuk mudik ke kampung halaman masing-masing. Biasanya hanya sedikit pabrik yang masih beroperasi.
#5 Banyak yang nonton arus mudik maupun arus balik
Salah satu hiburan bagi warga Cikarang yang nggak melakukan kegiatan mudik adalah menonton arus mudik saat jelang Lebarang maupun arus balik. Biasanya bapak-bapak yang senang melakukan kegiatan ini pagi-pagi selepas salat subuh. Hiburan semacam ini memang unik dan hanya terjadi setahun sekali, hehehe.
Itulah lima tanda Lebaran sudah dekat di Cikarang. Bagi para pemudik yang melintas, hati-hati, ya. Jangan melakukan hal yang aneh-aneh seperti menjebol titik penyekatan di Cikarang seperti tahun lalu. Pokoknya patuhi imbauan petugas berwenang di jalan agar perjalanan Anda nyaman dan warga Cikarang merasa aman.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Kelebihan Pekerja Cikarang Dibanding Pekerja SCBD Jakarta.