Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

5 Stereotip PNS yang Sungguh Salah Kaprah

Ahmad Aniq oleh Ahmad Aniq
9 Agustus 2021
A A
5 Stereotip PNS yang Sungguh Salah Kaprah terminal mojok.co

5 Stereotip PNS yang Sungguh Salah Kaprah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

PNS bisa dibilang profesi yang mengandung unsur benci-benci cinta. Tidak sedikit yang bilang tidak suka, tapi banyak juga yang merindukannya. Buktinya, setiap tahun jumlah pelamarnya bukannya menurun, tapi makin bertambah. Untuk seleksi Calon PNS 2019, jumlah kursi yang diperebutkan ada 150.315. Berdasarkan info dari Badan Kepagawaian Negara, jumlah pelamarnya mencapai 4.197.218! Hitung saja betapa ketatnya persaingan tersebut.

Untuk yang memilih tidak menjadi aparatur negara karena ingin mengabdi di tempat yang lain, kami hormati. Namun, yang memilih untuk tidak menjadi PNS karena kadung termakan image buruk aparatur sipil ini, perlu kami luruskan. Pelabelan itu mungkin saja benar di masa lalu. Namun, saat ini, stereotip PNS itu sudah tidak tepat. Lantas, apa saja stereotip tentang profesi PNS yang sudah tidak relevan lagi?

Stereotip PNS #1 Susah dipecat

Menjadi PNS itu aman karena susah dipecat. Seenak kamu, kerja sesukamu, kamu tidak akan diberhentikan. Asal tidak korupsi, masa pengabdian akan mulus sampai pensiun. Uang pensiun akan mengalir lancar setiap bulannya. Sekarang rumus itu sudah tidak berlaku. Harapan masyarakat meningkat, perbaikan pelayanan disorot. Imbasnya, PNS dituntut untuk lebih disiplin.

PNS yang ogah-ogahan, sering tidak masuk kerja, datang terlambat atau pulang lebih cepat bisa berakibat fatal. Ia bisa dipecat. Urusan pecat-pecatan, tidak sekadar karena tidak masuk kerja, tapi juga karena pelanggaran lain. Berjejer alasan dan dasar PNS bisa kehilangan status abdi negaranya. Di antaranya karena penyalahgunaan wewenang, menerima suap atau gratifikasi, sampai dengan berlaku tidak netral saat pemilu. Semua pelanggaran itu bisa berbuah ancaman pemecatan.

Stereotip PNS #2 Kerjanya leha-leha dan tidak produktif

Jika ada PNS yang masih bisa berleha-leha di jam kerja. Fiks itu ada yang salah dengan sasaran kerjanya. Bisa juga karena atasannya yang minder sama bawahannya, mendiamkan saja si anak buah berasyik-asyik ria. Ya benar, setiap PNS itu punya sasaran kinerja yang dipakai untuk menilai si pegawai ini bisa kerja apa nggak. Kerja bener aja belum tentu baik, apalagi tidak bekerja.

Sekarang justru sebaliknya. Cukup lumrah PNS pulang habis magrib. Bukan karena menunggu jemputan, tapi kerjaan yang baru bisa kelar. Kadang juga kalau ada deadline mau tidak mau kerjaan ikutan main ke rumah. Sabtu dan Minggu bukan ngemal atau jalan-jalan, tapi ngedekem di kamar menyelesaikan utang kerjaan.

Hal ini tergambar dari Anton, tetangga saya, bekerja di sebuah instansi pemerintah di Jakarta. Sabtu malam kemarin, ia gagal memenuhi jadwal rutin main badminton karena masih ada PR dari bosnya. Kesibukan dengan PR itu sudah sering menggagalkan agenda olahraga tepok bulu kita.

Stereotip PNS #3 Berkompetensi rendah

Jika kompetensi diwakili kemampuan menggunakan komputer dan kecakapan berbahasa Inggris, lupakan PNS yang miskin kompetensi dan gaptek. Masih ada, sih, tapi sudah minoritas. Baru-baru ini, sangat umum terobosan PNS itu berupa aplikasi. Yah, kalau ini sudah jauh dari predikat gagap teknologi, ya. Tidak susah juga menemukan abdi negara yang fasih bahasa Inggris. Sudah banyak yang jago. Di antaranya bahkan sudah wara-wiri ikut workshop atau seminar di luar negeri.

Baca Juga:

4 Alasan Pegawai P3K Baru Harus Pamer di Media Sosial

Tunjangan Kinerja buat ASN, Beban Kerja buat Honorer, di Mana Adabmu?

Pemerintah sekarang fokus banget sama peningkatan kualitas SDM, kompetensi pegawai harus terus ditingkatkan. Salah satu kemewahan menjadi PNS yaitu besarnya peluang peningkatan kompetensi, di antaranya lewat beasiswa. Kompetisi beasiswa lewat jalur PNS tak sekeras dan seketat lewat jalur umum. Percaya, deh. Kalau sudah begini, kadang PNS yang dibuat pusing karena perusahan yang nggak sembarangan, kadang menggoda dengan tawaran gaji yang wow!

Stereotip PNS #4 Miskin inovasi

Sudah tidak zaman lagi, ke meja sana ke meja sini demi mengikuti alur birokrasi yang panjang. Tikungan birokrasi dipotong dan pelayanan dipercepat. Terima kasih kepada penemuan baru PNS unggul. Beneran ini? Bukannya mendobrak formalitas dan budaya PNS itu bukan perkara mudah?

Bener, kok. Proses sudah berjalan lama, saat ini kita mulai menikmati hasilnya. Terima kasih pada sistem rekrutmen PNS yang kompetitif dan transparan sehingga menghasilkan bibit unggul pegawai baru.

Bukti lainnya yaitu untuk kenaikan pangkat. PNS berhak mendapat kenaikan pangkat luar biasa karena terbukti menghadirkan inovasi yang nyata-nyata bermanfaat bagi negara. Perubahan yang menjanjikan penyederhanaan cara kerja dan mengurai benang kusut pelayanan. Jadi tidak benar, ya, PNS itu tidak inovatif karena ekosistem untuk berinovasi sudah disediakan.

Stereotip PNS #5 Kariernya lambat

Dulu ada istilah karier itu “urut kacang” yang lebih senior kudu menikmati promosi terlebih dahulu baru ke yang junior, dan seterusnya. Dulu, ini berlaku walaupun yang senior itu kerjanya biasa-biasa saja tidak istimewa. Sekarang mungkin hampir tidak ada, kalaupun ada mungkin ada pertimbangan lain. Intinya seniorititas bukan lagi jadi ukuran promosi.

Saat ini, lumrah jika seorang atasan usianya jauh lebih muda dari bawahannya. Pasalnya, promosi bukan lagi masalah buah tangan dan kedekatan, tapi kecekatan dan kesigapan.

PNS yang menolak berkembang dan belajar itu masih ada. Dia yang mau mempertahankan budaya lama juga masih eksis. Namun, angin perubahan ke arah perbaikan terlalu kencang. Perubahan itu telah dan sedang berjalan. Jadi, silakan mau memilih PNS atau berkarier di tempat yang lain. Namun, jangan mengubur keinginan menjadi PNS gara-gara image buruk yang sudah usang dan tidak relevan lagi itu.

BACA JUGA Masih Ngebet Jadi PNS? Pikir-pikir Lagi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 September 2021 oleh

Tags: Info Loker Terminalpnsstereotip
Ahmad Aniq

Ahmad Aniq

PNS dan penulis.

ArtikelTerkait

8 Barang yang Sering Dijumpai di Meja Kerja PNS Terminal Mojok

8 Barang yang Sering Dijumpai di Meja Kerja PNS

24 Februari 2022
PNS Brengsek Tendang Motor Perempuan (Unsplash.com)

PNS Brengsek Tendang Motor Perempuan, ketika Arogan dan Kegoblokan Jadi Hal Biasa

14 September 2022
Kalau Istilah 'Kampungan' Artinya Udik, Kenapa Nggak Ada Istilah 'Kotaan' yang Artinya Tamak? terminal mojok.co

Kalau Istilah ‘Kampungan’ Artinya Udik, Kenapa Nggak Ada Istilah ‘Kotaan’ yang Artinya Tamak?

16 Februari 2021
Jangan Jadikan PNS sebagai Jalur Utama Karier, Justru Jadikan PNS sebagai Pilihan Terakhir!

Jangan Jadikan PNS sebagai Pilihan Utama Karier, Justru Jadikan PNS sebagai Pilihan Terakhir!

2 September 2024
Kamu Punya Relasi Bisnis Ekspatriat? Mari Pahami Budayanya terminal mojok.co

Kalau Kamu Punya Relasi Bisnis Ekspatriat, Mari Pahami Budayanya

10 Agustus 2021
15 Istilah yang Sering Digunakan dalam Kegiatan Instansi Pemerintah PNS

8 Dosa Besar PNS ketika Melakukan Perjalanan Dinas

6 Maret 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.