Bagi sebagian karyawan, pindah kerja dari satu kantor ke kantor lain ibarat petualangan yang tak ternilai. Namun, nggak demikian bagi sebagian karyawan lainnya. Proses resign-bekerja di kantor baru-resign-bekerja di kantor baru seringnya bikin deg-degan, kurang nyaman, sekaligus mules nggak karuan. Padahal tuntutannya sama: harus cepat beradaptasi agar bisa bertahan dan menyesuaikan kinerja rekan satu tim.
Ada karyawan yang diberi waktu luang oleh perusahaan agar bisa segera beradaptasi. Tapi, ada juga karyawan yang dituntut secara terang-terangan untuk cepat beradaptasi dengan alasan kebutuhan bisnis. Pada akhirnya, perusahaan hanya menginginkan karyawan yang siap bekerja, bukan mereka yang kebanyakan leha-leha. Apalagi jika kita sudah punya satu atau beberapa pengalaman, tentu saja perusahaan punya ekspektasi tinggi pada kita.
Meski realitasnya nggak selamanya demikian, terkadang masalah justru datang dari diri sendiri. Faktor kesulitan beradaptasi ini beragam dan seringnya klise. Lingkungan kerja baru yang kurang sesuai lah, kangen rekan kerja di kantor lama lah, ibu kantin di kantor baru nggak ramah, dan sejuta alasan lainnya.
Nah, supaya proses adaptasi lebih mudah dan tetap profesional di waktu bersamaan, saya akan memberikan saran yang cukup brilian buat kalian yang berencana pindah ke kantor baru.
#1 Gunakan konsep “kosongkan gelas”
Percaya atau nggak, konsep ini sangat penting untuk diaplikasikan oleh para karyawan yang baru saja pindah ke kantor baru. Kantor baru artinya lingkungan kerja baru, tanggung jawab baru, rekan kerja baru, dan tentu saja tantangan baru.
Dengan “mengosongkan gelas”, kalian akan lebih siap menerima segala informasi, wawasan, dan hal baru di kantor yang baru. Intinya, kalian siap mempelajari tugas baru yang diberikan. Sadar atau nggak, konsep mengosongkan gelas ini akan menggiring kalian pada visi, perencanaan, dan strategi yang baik dalam melakukan segala tanggung jawab di kantor baru.
#2 Jangan congkak meski sudah berpengalaman
Kebiasaan buruk yang nggak disadari sebagian karyawan yang sudah punya pengalaman kerja ketika pindah kantor adalah merasa congkak. Kebanyakan karyawan yang punya pengalaman yakin bisa beradaptasi dan melakukan ini itu karena merasa sudah punya bekal dan modal.
Padahal di kantor baru, sekalipun lini bisnisnya serupa, tetap akan ada perbedaan walau nggak signifikan. Bisa saja ada perbedaan alur atau proses kerja, sistem kerja, hingga laporan yang harus dibuat. Bagus kalau kalian punya modal dasar dalam proses kerja, tapi tetap bakal ada penyesuaian yang harus kalian lakukan.
#3 Jangan malu membuka obrolan dengan senior atau atasan
Poin ketiga ini sepele, tapi sering dilupakan. Atau bahkan ada juga yang merasa sungkan karena khawatir dikira caper apalagi statusnya masih karyawan baru. Padahal proaktif dalam sesi tanya jawab atau diskusi itu penting, lho. Tujuannya supaya kalian bisa menyerap apa saja yang perlu dilakukan dan dihindari untuk pencapaian KPI.
#4 Siapkan action plan untuk periode tertentu
Setelah membuka obrolan dan berdiskusi dengan para senior atau atasan terkait hal yang harus kalian kerjakan, tahap berikutnya adalah menyusun action plan: rencana yang sangat mungkin dilakukan untuk mencapai visi yang sudah ditetapkan. Buat rencana yang doable sekaligus reachable, jangan bluffing biar kalian terlihat memukau.
Memang sih nggak semua atasan akan bertanya tentang action plan secara rinci dan gamblang. Namun, jika kalian bisa menyusunnya lebih dulu dan diutarakan saat meeting, tentu akan menjadi indikator penilaian yang baik mengingat kalian baru bergabung di kantor baru. Action plan bisa disusun untuk periode tertentu, misal satu bulan pertama, tiga sampai enam bulan mendatang, dst.
#5 Move on dari bayang-bayang kantor lama
Saran terakhir ini cukup fundamental, ygy. Sebab, nggak sedikit karyawan yang baru pindah membanding-bandingkan kantor lama dengan kantor yang baru. Saran saya sih mending fokus ke kantor baru saja. Jalani pilihan teranyar kalian dengan yakin seyakin saat kalian memutuskan untuk resign dari kantor lama.
Kelima saran di atas bisa kalian coba sendiri keampuhannya. Semoga proses adaptasi di kantor baru yang harus kalian jalani jadi lebih mudah dan ringan, ya!
Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Berteman dengan Office Boy Kantor Wajib Hukumnya bagi Karyawan Baru.