Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

5 Penyebab Santri Boyong Sebelum Waktunya

Ahmad Natsir oleh Ahmad Natsir
6 Juni 2022
A A
5 Penyebab Santri Boyong Sebelum Waktunya

5 Penyebab Santri Boyong Sebelum Waktunya (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Tak semua santri kerasan, hingga mereka memilih boyong sebelum waktunya

Saya masih ingat malam itu. Fauzi, teman satu asrama saya tiba-tiba datang dengan ayahnya membawa sebuah koper besar.

“Kemasi barang-barangmu. Kita pulang sekarang!”

Raut muka ayahnya terlihat penuh emosi. Saya hanya memandang dari jauh. Sekedar mendekat saja saya tidak berani. Dan Fauzi dengan agak kesal juga mengemasi barangnya satu demi satu.

Saya meninggalkan mereka, dengan sejuta tanda tanya. Ada apa sebenarnya, mengapa demikian cepatnya. Dan lain sebagainya, saya membiarkan itu semua bersembunyi di sudut pikiran saya.

Lambat laun, semakin lama saya main-main di pesantren, saya menjadi paham. Setiap santri mempunyai cerita masing-masing agar bisa bertahan. Dan mereka juga mempunyai ujiannya masing-masing hingga akhirnya boyong sebelum mereka imtihan (wisuda).

Ada beberapa sebab yang saya kumpulkan yang menjawab pertanyaan mengapa seorang santri tidak kerasan hingga memilih untuk meninggalkan pesantren.

#1 Homesick

Bagi santri baru, memasuki dunia pesantren untuk kemudian meninggalkan rumah beserta keluarga besar yang ada di dalamnya ialah ujian maha berat.

Baca Juga:

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Saat saya awal menjadi santri kerinduan kepada rumah, ayah, ibu, saudara adalah hal yang sangat menyiksa batin. Setiap hari yang saya bayangkan ialah duduk bareng dengan keluarga seperti sebelum masuk pesantren.

Namun, di saat yang sama kadang saya membayangkan orang tua saya tersenyum bahagia melihat anaknya belajar agama. Ah, seketika itu juga saya menjelma anak yang paling saleh sedunia. Hahaha.

#2 Hafalan yang banyak

Pesantren memang mempunyai kurikulum yang berbeda dengan sekolah lain pada umumnya. Bahkan, ada sebuah pesantren yang memborong tiga model kurikulum sekaligus. Kurikulum Kementerian Agama, kurikulum pesantren salaf, dan kurikulum pesantren modern.

Banyak kurikulum pesantren yang membebankan kepada santrinya untuk hafalan. Mulai menghafalkan ayat suci Al-Qur’an, hadis, naskah bahasa asing, hingga bait-bait yang merangkum ilmu bahasa, ilmu hadis, ilmu akidah, dan lain sebagainya.

Semuanya membutuhkan hafalan. Beban ini akan menjadi ujian pertama terutama bagi santri baru. Saya pernah mengalami satu hari di jam madrasah harus menyetorkan satu hafalan di 3 jam pelajaran yang berurutan. Saya memilih jalan yang termudah. Berdiri di depan kelas sambil menunggu ampunan. Hahaha.

#3 Sering kehilangan barang

Beralih dari kehidupan rumah kepada kehidupan pesantren memang gampang-gampang susah. Di rumah, sebuah benda bisa terus bertahan di tempatnya hingga berhari hari. Tapi, tidak di pesantren, karena pesantren dihuni banyak manusia wajar saja barang-barang yang sepele bisa rawan raib dari tempatnya. Mulai dari sandal, kaos kaki, hingga baju seragam.

Penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari kelalaian empunya barang, hingga memang ada niat “jahat” penghuni lain yang sukar dideteksi.

Santri yang tidak tahan akan mengadu ke walinya, kemudian diadukan ke pengurusnya, pengurus kesulitan mencari karena tidak terekam CCTV. Akhirnya santri meminta untuk pindah. Huh, minta pindah saja kok birokrasinya rumit sangat.

#4 Kena hukuman

Ada banyak penyebab santri mendapatkan hukuman. Hal-hal kecil semisal kepleset lidah menggunakan bahasa daerah bisa mendapatkan hukuman. Hukuman yang paling mendera mental ialah hukuman yang disebabkan karena melanggar tata tertib level boss. Misalnya, mencuri, mempunyai hubungan asmara, bahkan ketahuan masuk warnet dan menonton konten yang tidak seharusnya.

Pelanggaran tata tertib itu mempunyai hukuman yang berbeda dengan yang lainnya. Tak pelak, beberapa santri memilih untuk undur diri dari pesantren daripada harus melanjutkan menanggung malu.

#5 Diganggu makhluk astral

Saya ingin sekali tidak memasukkan alasan ini karena banyak santri yang pura-pura kesurupan demi bisa pulang ke rumah. Namun, saya memasukkan alasan ini kembali karena anggota keluarga saya sendiri yang mengalaminya.

Lah, masak saya nggak percaya sama keluarga sendiri. Hahaha. Kisah yang dia alami cukup rumit dan menegangkan. Sempat dia dihantui, hingga tiba-tiba mengalami gangguan berupa pintu kamar mandi yang raib saat dia berada di dalam. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk boyong dan kembali ke rumahnya. Hmmm.

Kelima hal itulah yang menjelma menjadi alibi dari kalimat “tidak kerasan” di pesantren. Kalau saya dulu kerasan lah, kan cuma main-main. Pake nangis dikit sih, tapi kerasan kok. Beneran. 

Penulis: Ahmad Natsir
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Culture Shock yang Bakal Dihadapi Santri Saat Jadi Alumni

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Juni 2022 oleh

Tags: boyongPesantrensantri
Ahmad Natsir

Ahmad Natsir

Bapak rumah tangga yang nyambi nulis esai.

ArtikelTerkait

Feodalisme Pondok Pesantren Mirip Kontroversi di Liga Inggris (Unsplash)

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

18 Oktober 2025

Pengalaman Jadi Santri di Pesantren Salafi yang Anti Pengeras Suara

20 April 2021
Kalau di Kota Ada Kirim Parsel, di Desa Ada Ater-ater Tipe-tipe Orang saat Menunggu Lebaran Datang Terima kasih kepada Tim Pencari Hilal! Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Bulan Syawal Ramadan Sudah Datang, eh Malah Menanti Lebaran Buku Turutan Legendaris dan Variasi Buku Belajar Huruf Hijaiyah dari Masa ke Masa Serba-serbi Belajar dan Mengamalkan Surah Alfatihah Pandemi dan Ikhtiar Zakat Menuju Manusia Saleh Sosial Inovasi Produk Mushaf Alquran, Mana yang Jadi Pilihanmu? Tahun 2020 dan Renungan ‘Amul Huzni Ngaji Alhikam dan Kegalauan Nasib Usaha Kita Nggak Takut Hantu, Cuma Pas Bulan Ramadan Doang? Saya Masih Penasaran dengan Sensasi Sahur On The Road Menuai Hikmah Nyanyian Pujian di Masjid Kampung Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Horornya Antrean Panjang di Pesantren Tiap Ramadan Menjadi Bucin Syar'i dengan Syair Kasidah Burdah Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Panduan buat Ngabuburit di Rumah Aja Pandemi Corona Datang, Ngaji Daring Jadi Andalan Tips Buka Bersama Anti Kejang karena Kantong Kering Mengenang Asyiknya Main Petasan Setelah Tarawih Rebutan Nonton Acara Sahur yang Seru-seruan vs Tausiyah Opsi Nama Anak yang Lahir di Bulan Ramadan, Selain Ramadan Drama Bukber: Sungkan Balik Duluan tapi Takut Ketinggalan Tarawih Berjamaah Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial Aduh, Lemah Amat Terlalu Ngeribetin Warung Makan yang Tetap Buka Saat Ramadan Tong Tek: Tradisi Bangunin Sahur yang Dirindukan Kolak: Santapan Legendaris Saat Ramadan

Sebagai Santri, Berbuka Bersama Kiai Adalah Pengalaman yang Spesial

2 Mei 2020
Pengalaman Saya yang Pernah Jadi Tukang Baca Surah Yasin "Pesanan" terminal mojok.co

Pengalaman Saya yang Pernah Jadi Tukang Baca Surah Yasin “Pesanan”

15 Januari 2021
Bahkan Deddy Corbuzier dan Romi Rafael pun Skeptis dengan Hal Gaib tidak percaya santet hipnotis gendam hantu penampakan horor terminal mojok.co

Pesantren Saya dan Keluarga Tak Kasat Mata yang Meneror tiap Malam Ganjil

27 Mei 2020
Lika-liku Kehidupan Santri di Pesantren Perihal Kisah Asmaranya terminal mojok.co

Lika-liku Kehidupan Santri di Pesantren Perihal Kisah Asmaranya

8 Februari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.