Tipe pelanggan selanjutnya yang bikin karyawan toko sepatu dan baju heran adalah mereka yang datang mepet di jam tutup gerai. Misalnya, gerai tutup pukul 21.00, pelanggan datang pukul 20.45. Kurang 15 menit lagi tutup.
Jangan salah, karyawan akan tetap melayani sebaik mungkin. Namun, ada saja pelanggan yang sudah diingatkan bahwa 15 menit lagi tutup, tapi menghabiskan waktu lama untuk memilih. Bukannya gimana, tapi karyawan juga butuh waktu untuk membersihkan toko, mencocokkan uang di kasir, dan merapikan barang sebelum pulang.
Setidaknya, kalau datang mepet, sudah punya bayangan mau beli apa. Jadi, pembeli tidak akan diburu waktu dan karyawan nggak pulang terlalu malam. Ya sama-sama enak aja.
#4 Pelanggan toko sepatu dan baju yang doyan ngobrolÂ
Sebagai karyawan, kami justru diminta untuk berinteraksi dengan pelanggan. Khususnya untuk memberi saran kepada pelanggan memilih barang yang mau dibeli. Jadi, pada dasarnya, kami memang harus mengobrol dengan pelanggan. Kan harapannya terbangun chemistry dan keakraban biar mereka beli di gerai lagi suatu saat nanti.
Namun, ketemu pelanggan yang memang doyan ngobrol itu senang-senang susah. Kalau ngobrolnya masih soal barang-barang yang dijual di toko sepatu dan baju, sih tidak masalah. Sayangnya, ada saja yang malah curhat. Eh, mending sih, kalau curhat. Ada yang malah memberi petuah hidup dan kebijaksanaan. Aduh, maaf ya, saya butuhnya duduk setelah berjam-jam berdiri, bukan petuah hidup.
Yah, setidaknya, sebagai karyawan, saya bersyukur orang seperti ini pasti beli. Dan, terkadang, beli dalam jumlah banyak.
#5 Maunya retur, tapi nggak memahami aturannya
Retur barang ini juga sebuah keniscayaan dari kehidupan karyawan toko sepatu dan baju. Dan, ingat, setiap toko pasti punya SOP sendiri. Misalnya, batas penukaran barang itu 1×24 jam dengan membawa bukti beli. Sudah sangat jelas, ya.
Nah, di sini, saya tuh jadi percaya dengan sebuah riset yang mengatakan kalau tingkat lieterasi orang Indonesia masih rendah. Ada lho, pelanggan, sampai marah besar karena nggak boleh retur. Gimana, ya, masalahnya dia datang ke toko melebihi batas waktu, meski masih bawa bukti beli. Apalagi, sebelum meninggalkan toko, si pembeli sudah diingatkan soal kebijakan retur dan di nota juga sudah tertulis.
Karyawan lagi yang kena. Menderita sekali….
Bekerja itu memang melelahkan gaes. Tapi, jauh lebih melelahkan lagi menemui orang-orang dari berbagai karakter yang malah membuat pekerjaan jadi ribet. Sadarlah para pembeli, para mbak-mbak dan mas-mas yang kalian marahi itu hanya sebatas karyawan. Tentu saja, kami tidak bisa selalu memenuhi kebutuhan kalian.
Penulis: Nurul Fauziah
Editor: Yamadipati SenoÂ
BACA JUGA 5 Rekomendasi Waralaba untuk Kalian yang Bosan Jadi Karyawan