Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Serial

5 Konteks Sosial Politik Korea Selatan di Squid Game yang Tak Kamu Sadari

Raynal Payuk oleh Raynal Payuk
26 Oktober 2021
A A
5 Konteks Sosial Politik Korea Selatan di Squid Game yang Tak Kamu Sadari terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Problematika kapitalisme bisa dibilang adalah bahasa paling universal dalam sebuah media. Nggak mengejutkan jika media yang memberikan komentarnya terhadap masyarakat kapitalisme modern, langsung mendapat sambutan antusias dari banyak orang. Tak terkecuali serial Squid Game dari Korea Selatan yang berhasil merajai tangga teratas serial paling populer di Netflix sepanjang masa.

Viralnya Squid Game bisa dibilang cukup luar biasa karena terjadi secara cepat hanya dalam waktu beberapa minggu sejak tayang. Mungkin inilah bukti bahwa memang isu yang dihadapi kelas pekerja seluruh dunia pada dasarnya sama, hanya bungkusnya berbeda. Namun, mungkin konteks dalam bungkus tersebut bisa saja menarik untuk diketahui lebih lanjut.

Mengetahui konteks sosial politik Korea yang ditunjuk dalam serial Squid Game, bisa membuat penonton memberikan apresiasi lebih terhadap karya sutradara Hwang Dong-hyuk ini. Bahkan banyak masalah spesifik yang ada di serial ini, mungkin juga dirasakan kita-kita yang tinggal di negara +62. Berikut beberapa konteks lokal terkait sosial politik Korea di serial ini.

#1 Utang rumah tangga adalah masalah besar

Sebagai negara yang tergabung dalam grup negara-negara maju bernama OECD, kemakmuran Korea Selatan ternyata tidak dirasakan semua elemen masyarakat. Kelas bawah dan menegah Korea merasakan tekanan luar biasa akibat utang rumah tangga.

Saat ini, utang rumah tangga Korea Selatan jumlahnya sama dengan Produk Domestik Bruto tahunannya. Nilai utang sebesar 1,53 triliun USD pada 2021, berhasil membuat Korea Selatan menjadi negara dengan jumlah utang rumah tangga terbesar di antara negara maju lainnya. Biaya hidup yang tinggi hingga harga properti yang tidak terkontrol membuat banyak pekerja Korea Selatan meminjam uang terus menerus.

Bahkan saat pemerintah mempersulit syarat meminjam dari bank, para pekerja Korea malah meminjam dari rentenir yang memberi bunga lebih gila. Jadi, kondisi utang yang di alami Gi-hun adalah hal jamak di Korea Selatan. Kayanya, situasi ini mirip sama pinjol di suatu negeri antah berantah, ya?

#2 Judul episode ke-2 berasal dari slang netizen Korea

“Neraka Joseon”, itulah sebutan para netizen Korea Selatan dalam mendeskripsikan negara mereka. Joseon merujuk pada era feodalisme di Korea di mana strata sosial terkunci secara otomatis dan mereka di kelas bawah tidak bisa naik ke kelas lebih tinggi. Itulah perasaan banyak kelas bawah & menegah Korea saat melihat bagaimana biaya hidup tak sebanding dengan upah dan kompetisi ketat dalam mencari pekerjaan. Ini membuat mereka merasa tidak akan pernah naik kelas sosial hingga akhir hayat.

Kondisi ini bahkan melahirkan istilah generasi sampo atau generasi yang telah menyerahkan hak dasar untuk merujuk anak muda Korea Selatan. Hak yang dimaksud adalah memiliki pacar, menikah, punya anak, punya rumah, dan punya pekerjaan tetap. Julukan neraka bagi Korea Selatan menjadi kritik terhadap sistem ekonomi oleh kaum muda yang merasa tertekan dengan kondisi ekonomi saat ini. Pemilihan kata neraka sebagai judul episode 2, tentunya bisa dilihat sebagai afirmasi dari Hwang terhadap nyiyiran netizen Korea untuk negara mereka sendiri.

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

#3 Elitisme pendidikan di Korea Selatan

Ada alasan mengapa Gi-hun selalu menekankan almamater dari Sang-woo setiap kali dia ingin menunjukkan bahwa temannya ini benar-benar pintar. Pendidikan tinggi di Korea dianggap sebagai salah satu prestise bagi seseorang. Jika Anda masuk universitas elite, status sosial Anda akan naik. Sebaliknya, jika Anda tidak kuliah, kesempatan kerja makin menyempit  dan status sosial di mata publik menurun.

Dari semua universitas elite di Korea Selatan, Universitas Seoul, Universitas Korea, dan Universitas Yonsei adalah tiga teratas. Siswa-siswi Korea Selatan menghabiskan ribuan jam untuk bisa lulus tes agar masuk universitas elite ini. Sedangkan orang tua mereka menghabiskan uang banyak demi membayar bimbel mahal ataupun guru privat. Nggak salah kalau Sang-woo yang cuma anak pedagang pasar, menjadi kebanggaan bagi ibunya dan teman masa kecilnya hanya karena almamater universitasnya.

Walaupun begitu, fakta bahwa Sang-woo akhirnya terjerat utang dan berakhir dalam permainan maut ini menunjukkan bagaimana elitisme pendidikan ini tidak ada artinya dalam dunia nyata. Hwang sendiri juga lulusan dari Universitas Seoul dan merasakan tekanan dari orang sekitarnya. Gelarnya ternyata tetap tak melepaskannya dari kesulitan uang setelah ia lulus.

#4 Aksi pendudukan pabrik yang dilakukan Gi-hun terinspirasi dari aksi nyata

Di Squid Game, karakter Gi-hun digambarkan jatuh ke dalam jurang kemiskinan setelah dirinya di PHK dari pabrik mobil bernama Dragons Motor. Di episode 5, Gi-hun menjelaskan ke Oh Il-nam soal aksi pendudukan pabrik yang dilakukan dirinya dan rekan sesama anggota serikat dalam merespons PHK sepihak mereka. Aksi itu berujung bentrok berdarah antara kepolisian dan buruh di mana salah satu rekan kerja Gi-hun meninggal.

Ternyata, aksi pendudukan pabrik ini terinspirasi dari aksi nyata yang terjadi pada 2009. Karyawan dari Ssangyong Motor (arti namanya “dua naga”) saat itu memutuskan untuk menduduki pabrik saat manajemen perusahaan tersebut melakukan PHK terhadap 2.646 pegawainya. Upaya polisi untuk masuk secara paksa ke dalam pabrik berakhir dengan bentrok berdarah antara serikat pekerja dan kepolisian.

Latar belakang Gi-hun yang merupakan buruh yang di PHK diakui oleh Hwang sebagai referensi terhadap aksi buruh Ssangyong Motos. Menurut Hwang, intensi dia adalah untuk menunjukkan bahwa di masyarakat kapitalisme modern siapa saja bisa berakhir seperti Gi-hun. Pekerjaan tetap seseorang bisa hilang begitu saja karena kesalahan jajaran direksi dalam mengelola keuangan. Mengutip langsung kata Gi-hun di episode 5, “Mereka yang membuat perusahaan bangkrut, tapi mereka meminta kita para pekerja yang bertanggung jawab.”

#5 Aparat Korea Selatan selalu telat bereaksi dan referensi kecil lain

Terakhir, masih ada lagi referensi kecil lainnya di dalam dialog Squid Game. Contohnya, saat Hwang Jun-ho mengatakan bahwa dia telah menelepon kepolisian hingga penjaga pantai Korea Selatan, Frontman dengan sinis menyatakan bahwa aparat Korea terkenal tidak pernah merespons cepat panggilan darurat. Omongan Frontman mungkin merupakan sentimen yang ada di Korea Selatan setelah kecelakaan kapal feri MV Sewol. Di mana kepolisian dan penjaga pantai Korea Selatan telat dalam merespons kecelakaan tersebut dan mengakibatkan 476 orang meninggal tenggelam secara perlahan.

Ada juga referensi soal bisnis fried chicken yang dilakukan oleh Gi-hun setelah PHK. Ini merujuk menjamurnya bisnis fried chicken di Korea Selatan setelah krisis ekonomi. Banyak pegawai yang di PHK seperti Gi-hun memutuskan untuk terjun ke bisnis makanan, tapi hanya berakhir dengan lilitan utang ().

Mudah-mudahan konteks di atas bisa membuat penonton menambah apresiasinya terhadap dialog dan adegan yang ada di serial Squid Game. Biar nggak ada lagi yang berpikir bahwa serial ini sekadar death game klise tanpa komentar sosial politik. Atau lebih parahnya lagi, mencomot simbol dari serialnya tanpa memahami pesannya. Apa kabar yang buat gimmick pink soldier itu?

Sumber Gambar: Unsplash.com

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2021 oleh

Tags: Korea Selatanpilihan redaksiPolitiksosialSquid Game
Raynal Payuk

Raynal Payuk

Mantan Pers Kampus Dalam Pencarian Jati Diri dan Pekerjaan

ArtikelTerkait

3 Hal Ini Seharusnya Ada di Bukittinggi, Hidup Pasti Akan Lebih Nyaman Mojok.co

3 Hal Ini Seharusnya Ada di Bukittinggi, Hidup Pasti Akan Lebih Nyaman

6 Januari 2024
Hoesik, Budaya Kumpul-kumpul Selepas Kerja ala Korea Selatan Terminal Mojok

Hoesik, Budaya Kumpul-kumpul Selepas Kerja ala Korea Selatan

15 Maret 2022
Buket Wisuda, Perayaan yang Goblok dan Balas Budi yang Tanpa Arti

Buket Wisuda, Perayaan yang Goblok dan Balas Budi yang Tanpa Arti

21 Oktober 2023
8 Salah Paham yang Kerap Terjadi Terkait Jabodetabek Terminal Mojok

8 Salah Paham yang Kerap Terjadi Terkait Jabodetabek

8 Juni 2022
Surat Cinta untuk Walikota: Pak, Malang Macet, Jangan Urus MiChat Saja!

Mati Tua di Jalanan Kota Malang

28 Maret 2023
Memahami Arti Resesi Pakai Bahasa Tukang Gorengan

Memahami Arti Resesi Pakai Bahasa Tukang Gorengan

11 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.