Orang berkacamata itu sengsara, serius nih. Ketika temen-temen asyik main sepak bola, berenang dan melakukan aktivitas lain yang menuntut badan harus bergerak super aktif, kita hanya bisa jadi member pasif yang murung di pinggir lapangan. Bila ingin join pun pasti dibebani dengan perasaan takut, takut kacamata jatuh, takut kena sikut, takut kena smash bola, dan segumuk paranoid lainnya.
Melepas kacamata menjadi satu-satunya opsi walaupun pada akhirnya menjadikan kita sasaran tendang. Tanpa kacamata kita bakal jadi buta dadakan, kowah-kowoh sendirian, berlari ngalor-ngidul tanpa arah eh tau-taunya udah sampek pinggir lapangan. Kita bakal jadi buta dadakan lantaran dunia menjadi gelap dan buram. Jangankan sekedar jadi wasit, nyawang ibu-ibu muda senam di pendopo desa pun jadi sulit, lah.
Masih banyak lagi keluh-basah yang kerap diderita anak mata empat. Dianggap sombong karena nggak nyapa saat ketemu kawan SD di perempatan, dibilang culun dan tidak bertenaga kaya korban bullying dalam kisah FTV, dianggap lemah syahwat (serius ini), sampek dimalu-maluin teman dengan disuruh copot kacamata lalu nebak: “ni jari saya ada berapa?”.
Jadi orang yang bermata empat itu susah, harus teliti dan telaten kalau ndak mau alat bantunya cepet rusak. Belum selesai dengan sisi terpuruk yang saya bacotin di atas, berdasarkan pengalaman pribadi dan curhatan kawan sejawat, kesengsaraan orang bermata empat bisa jadi tak berkesudahan bila masih ditambah kebiasaan-kebiasaan buruk seperti berikut ini.
Tidur bareng kacamata
Ini adalah kasus paling populer dalam serangkaian wawancara yang saya lakukan. Entah lupa nyopot, dijadiin guling atau menaruh kacamata dekat bantal, semua kebiasaan yang melibatkan kacamata ditaruh dekat dengan dirimu yang tertidur pulas merupakan sebuah kebiasaan buruk.
Bayangin aja dalam tidur nyenyakmu yang molat-molet dan gulang-gulung ndak karuan itu membuat kacamatamu tertindih dan patah. Sejauh ini belum ada orang yang bisa tidur tanpa bergerak barang seinci pun.
Orangnya mandi, kacamatanya ikutan
Kacamata adalah benda paling urgent bagi seorang mata empat, lebih-lebih dianggap sebagai sahabat sendiri. Kita yang memiliki gangguan penglihatan bisa mondar-mandir di banyak tempat dan melakukan banyak kegiatan tidak lain karena bantuannya, sampai-sampai saat mandi jebyar-jebyur pun masih menempel di kepala, naudzubillah. Namun lagi-lagi, mandi bareng kacamata bukan kebiasaan yang baik meski dengan dalih: “sekali nyabun empat mata terlampaui”.
Sering terkena air secara rutin tiap hari hanya akan menyebabkan korosi pada persendian lensa, utamanya komponen baut/ mur. Selain itu air yang berhasil masuk ke sela-sela frame akan membuat lem perekat basah dan lensa mudah lepas. Penggunaan sabun untuk memandikan kacamata menimbulkan kerak putih yang nggak cuma bikin penampilanmu jadi keren-less di depan gebetan, tapi juga bikin framemu ludes dan picis di dompetmu ambless.
Ikut-ikutan bergaya ala film laga
Pernah nonton Mission: Impossible II? Atau Avengers: Infinity War? Pasti kamu masih ingat dengan adegan Tony Stark melepas Ray Ban-nya sebelum meninju bokong Squidward luar angkasa. Atau adegan memorable Ethan Hunt melempar kacamata ke jurang yang kemudian diiringi slow motion ledakan. Keduanya memiliki gaya yang sama, yakni sama-sama melepas kacamata dengan satu tangan. Namun panjenengan sedoyo perlu mengingat-ingat kalau nyopot kacamata dengan cara seperti itu malah bikin cepet rusak.
Simpelnya gini, kacamata itu punya dua engsel, yang hanya memiliki satu arah gerak yakni menekuk ke arah dalam. Ketika kita memaksakan untuk menarik kacamata dengan satu tangan, dengan menarik salah satu gagang, secara otomatis engsel yang satunya akan ikut tertarik dan sialnya menyebabkan engsel tersebut bergerak kearah yang berlawanan. Hal ini dapat mereduksi daya cengkram bautnya, atau dalam kasus yang parah, patah.
Membiarkan lensa basah untuk waktu yang lama
Misal nih ya, ketika sedang depresi karena pacaran bertahun-tahun tapi diputusin dan dianya milih orang lain, menangis bakal jadi pilihan yang melegakan lurd. Rasanya pengen cepet-cepet balik ke kamar dan histeris sambil tantrum. Dengan begitu nggak hanya pipi dan hujan di luar jendela, kacamata pun jadi ikutan basah.
Contoh lainnya, bisa jadi saat habis berkendara ditengah derasnya hujan, sambil bayangin pernikahan mantan yang enggan kamu hiraukan karena masih menyimpan duka yang mendalam. Kemudian dari kedua cerita yang membagongkan itu kita lupa membersihkan tetesan air yang masih hinggap di lensa selama berjam-jam lamanya, maka akan keluar bercak-bercak lingkaran di lensa tersebut. Solusi yang tepat ketika lensa terkena air adalah segera membersihkan air tersebut, namun jangan…
Menggunakan baju untuk membersihkan lensa
Manusia mendambakan apa-apa yang selalu cepat saji. Mulai urusan makanan bahkan masalah jodoh, maunya gebetan yang sekali kedip langsung nongol dengan spesifikasi sesuai selera. Kebanyakan dari kita maunya yang instan-instan aja, ndak mau susah-susah apalagi hanya sekedar beli tisu 10 ribu dapet tiga, lagi-lagi dengan mengimplementasikan prinsip: “sekali pakai dua hal tercukupi”. Baju yang kita pakai saat itu bisa jadi kain lap portable yang bisa dibawa kemana-mana.
Yang perlu diketahui adalah kain baju menimbulkan efek goresan saat digunakan. Membersihkan lensa merupakan pekerjaan yang perlu ketelatenan, ada dua jenis lensa: kaca dan mika, namun mika adalah salah satu bahan anti pecah yang mudah menimbulkan goresan.
Membersihkan dengan baju yang sudah kamu bawa keliling kampung dan dipenuhi butiran debu itu hanya akan menimbulkan goresan yang lebih parah. Jadi sebisa mungkin membersihkan lensa pake lap yang sudah bawaan pabrik atau minimal nyomot kapas mama deh.
BACA JUGA Derita Orang dengan Tulisan Tangan Jelek yang Mungkin Tak Pernah Kamu Tahu dan tulisan Muhammad Rizqi Nur lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.