Setiap sudut Kota Jogja adalah jembatan. Ya, ada banyak jembatan ikonik di Jogja yang tampak kokoh dan gagah. Tidak hanya terlihat gagah menghubungkan antarwilayah, sejumlah jembatan di Jogja juga menyimpan nilai-nilai sejarah yang layak diketahui.
Saya sendiri memiliki memori yang cukup pedih di salah satu jembatan ikonik di Jogja, tepatnya di bawah Jembatan Layang Janti. Waktu itu, pacar saya (baca: mantan yang sudah punya suami) minta turun dari motor setelah kami berdua bertengkar cukup hebat sepanjang JEC hingga Jembatan Janti. Demi keselamatan bersama, saya turuti kemauannya. Sementara itu, sambil menangis, pacar saya berjalan menuju kosnya di kawasan Bandara Adi Sucipto.
Tanpa babibu, saya pun ikut turun dan berjalan kaki mengikutinya dari belakang sambil nuntun motor Smash biru 110 cc. Sepanjang perjalanan, dari Jembatan Janti hingga Bandara Adisucipto, kami berdua hanya diam tanpa sepatah kata. Lebih jelasnya mengenai cerita tragis ini, kamu bisa menyimak kisah amburadul saya di sini.
Terlepas dari kisah tragis di Jembatan Janti, masih banyak jembatan ikonik di Jogja lainnya yang mungkin menyimpan banyak kenangan juga bagi para warganya. Berikut beberapa jembatan ikonik di Jogja yang menyimpan kisah bersejarah, unik, hingga mistik antara lain:
#1 Jembatan Gondolayu
Buat kamu yang sering melintas di sekitar Tugu Pal Putih atau Tugu Jogja, tentu sudah tidak asing dengan Jembatan Gondolayu. Ya, jembatan berwarna hijau pekat dengan kombinasi warna kuning ini berada di kawasan tugu atau tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman, Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta.
Jembatan Gondolayu terbentang kokoh di atas bantaran Kali Code. Pada waktu malam hari, jembatan peninggalan pemerintahan Hindia Belanda ini menjadi tempat nongkrong favorit warga Jogja, khususnya kawula muda. Hampir setiap malam, terutama weekend, tidak sedikit orang menghabiskan waktunya untuk menikmati suasana Kota Pelajar di atas jembatan yang dibangun pada 1840-an ini.
Di balik kokohnya Jembatan Gondolayu, ada sebuah kisah legenda yang beredar luas di kalangan warga Jogja. Konon, proses pembangunan jembatan ini membutuhkan tumbal untuk dikorbankan. Adapun tumbal yang harus dikorbankan saat itu adalah pasangan suami istri bernama Ngatino dan Ratmi. Pasangan yang baru saja melangsungkan akad nikah ini dilempar ke dasar pondasi dan diuruk oleh tentara Belanda.
Selain itu, Jembatan Gondolayu juga memiliki cerita mistis tentang hantu jamu gendong bernama Yu Djiyem. Ya, hantu penjual jamu gendong ini dulunya meninggal karena dibunuh oleh segerombolan orang dan jasadnya dibuang ke bantaran Kali Code. Sampai saat ini, konon, hantu jamu gendong masih suka menampakkan diri di jembatan ini.
#2 Jembatan Krasak
Salah satu jembatan ikonik di Jogja yang populer di masyarakat adalah Jembatan Krasak. Jembatan yang berada di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, ini menghubungkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan Provinsi Jawa Tengah. Di balik kokoh dan gagahnya jembatan ini, tersimpan peristiwa kelam yang susah dilupakan oleh warga setempat.
Jembatan Kali Krasak pada tahun 1991 silam pernah mengalami kebakaran hebat yang meruntuhkan bangunannya. Kebakaran ini terjadi akibat kecelakaan sebuah truk pengangkut bensin yang oleng dan akhirnya terguling. Tak pelak BBM tersebut tumpah, lalu tersambar percikan api yang menimbulkan sebuah ledakan dan meluluhlantakkan struktur bangunan jembatan.
Setelah kejadian tersebut, Jembatan Kali Krasak langsung diperbaiki dan mulai digunakan kembali. Namun, 10 tahun kemudian, jembatan yang sudah ada sejak zaman Hindia Belanda ini tidak sanggup menampung arus lalu lintas yang semakin padat, sehingga dibangunlah jembatan baru di sebelah timur jembatan lama. Jembatan baru ini kemudian dibuka saat menjelang arus mudik pada tahun 2001 dan sampai sekarang masih tampak begitu kokoh.
#3 Jembatan Merah Gejayan
Jembatan ikonik di Jogja selanjutnya adalah Jembatan Merah Gejayan. Dulunya, jembatan ini menjadi jalan alternatif yang menghubungkan Jalan Gejayan menuju Seturan. Namun, karena kondisinya sudah rusak, saat ini Jembatan Merah sudah jarang dilewati oleh warga setempat.
Jembatan yang ada di Kalurahan Condongcatur, Depok, Sleman, ini memiliki kisah mistis yang sudah beredar luas di kalangan masyarakat. Konon, tidak sedikit warga setempat atau orang yang melintas di jembatan ini melihat makhluk tak kasat mata.
Ya, cerita mengenai hantu di Jembatan Merah Gejayan memang sering santer terdengar. Banyak orang yang kemudian menceritakan kisah mistisnya di media sosial setelah melintas di jembatan tua ini. Adapun gangguan yang mereka rasakan bermacam-macam, mulai dari suara tangisan perempuan, suara gamelan Jawa, penampakan pocong, hingga hantu ngesot.
Cerita-cerita mistis seperti ini memang kerap terjadi di Jembatan Merah. Menurut warga sekitar, konon, tempat ini merupakan kerajaan gaib di wilayah Condongcatur. Maka tidak heran jika jembatan ini begitu populer dengan cerita makhluk tak kasat mata yang sering menghantui siapa saja yang melintas pada waktu malam hari.
#4 Jembatan Layang Janti
Jembatan Janti menjadi jembatan terpanjang yang ada di Yogyakarta. Jembatan yang dibangun pada tahun 1999 dengan panjang total 1.250 meter ini menghubungkan Jalan Yogya-Solo. Tidak hanya terlihat gagah dan kokoh, jembatan ini juga menyimpan kisah tragis hingga mistis.
Beberapa waktu lalu, tepatnya bulan Desember 2021, seorang pemuda asal Kudus nekat loncat dari flyover ini dan meninggal dunia. Pemuda yang nekat mengakhiri hidupnya itu diduga punya permasalahan pribadi yang membuatnya depresi. Tak pelak, kejadian ini cukup menghebohkan warga sekitar.
Selain itu, pada tahun 2017 lalu juga ada seorang wanita yang tiba-tiba kesurupan di bawah Jembatan Janti, tepatnya di teteg perlintasan kereta api. Konon, wanita tersebut kesurupan panglima jin penunggu yang tidak terima teteg perlintasan kereta api di bawah Jembatan janti dipagar besi. Bahkan, pihak keluarga harus mendatangkan “orang pintar” untuk mengeluarkan panglima jin yang menguasai tubuhnya.
Terlepas dari cerita-cerita itu, Jembatan Janti menjadi begitu ikonik di Jogja karena banyaknya penjual makanan di bawah jembatan ini. Hampir semua jenis kuliner mulai dari bakmi, soto, pecel, penyetan, hingga nasi kucing, tersedia di tempat ini. Tak heran jika di bawah jembatan ini selalu ramai dikunjungi para pemburu kuliner khas Jogja.
#5 Jembatan Sayidan
Jembatan Sayidan terletak di Jalan Sultan Agung, Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan, atau sebelah timur Titik Nol Kilometer Malioboro. Jembatan yang menjadi penghubung antara Kraton dengan Puro Pakualaman ini menjadi salah satu ikon Yogya yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Lokasinya yang berada di tengah-tengah kota membuat siapa pun tidak kesulitan menemukan jembatan di atas bantaran Kali Code ini.
Berbeda dengan kebanyakan jembatan di Jogja yang memiliki cerita mistis, Jembatan Sayidan justru mempunyai kisah yang cukup hangat dan romantis. Ya, jembatan ini mulai populer di kalangan masyarakat sejak grup band kebanggan Jogja, Shaggydog, menciptakan lagu berjudul “Di Sayidan” pada 2003 silam.
Lagu “Di Sayidan” sendiri masuk daftar lagu album ke-3 Shaggydog, Hotz Dogz. Melalui lagu ini, Shaggydog mampu memotret suasana Jogja yang begitu bersahabat, penuh kebersamaan, dan kehangatan. Tak heran, jika “Di Sayidan”menjadi salah satu lagu yang wajib dinyanyikan saat berkumpul bersama orang-orang terdekat.
Sampai saat ini, Jembatan Sayidan masih tampak begitu kokoh dan selalu ramai lalu-lalang kendaraan di setiap harinya. Tidak sedikit kawula muda Jogja atau wisatawan yang meluangkan waktunya singgah sejenak di jembatan memorable ini untuk swafoto atau sekadar duduk melamun sambil nostalgia mengenang seseorang yang nun jauh di sana.
Itulah beberapa jembatan ikonik di Jogja yang menyimpan kisah unik dan mistik. Di balik kokoh dan gagahnya jembatan di Jogja, mungkin ada ratusan atau bahkan ribuan kenangan yang pernah dialami oleh para penghuni Kota Pelajar ini.
Lantas, apa kenangan kamu dengan jembatan-jembatan ikonik yang ada di Jogja ini? Tulis kisah kamu di kolom komentar, dong~
Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Jalan di Jogja yang Tidak Boleh Dilewati Pengantin Baru.