Apa yang sulit dicari di Jogja? Sebenarnya sih banyak, tapi saya sebutkan 3 yang utama: upah layak, spot selfie yang kreatif, dan jalan raya yang layak. Ketiganya memang kemewahan yang sulit ditemui, meskipun Jogja kini bertabur hotel dan uang APBN bertajuk dana keistimewaan.
Nah untuk perkara jalan, Jogja memang jawara di urusan jalan rusak penuh lubang. Bahkan muncul gerakan akar rumput untuk menandai lubang di jalan dengan cat semprot. Tapi dengan sindiran macam ini pun, Pemda Jogja tidak mengambil tindakan nyata. Bahkan sibuk bongkar pasang jalan lain yang bukannya tambah halus tapi tambah amburadul.
Belum lagi perkara kepadatan jalan. Jogja tidak memiliki banyak jalan yang mampu menampung 5 mobil beriringan. Belum lagi ditambah parkir liar dan pengendara yang hobi mak kluwer. Wes jan, melintasi jalanan Jogja tidak pernah seromantis narasi para influencer dan buzzer narimo ing pandum.
Sebenarnya saya bisa saja untuk bilang semua jalan di Jogja rusak. Kalaupun mulus, paling hanya beberapa meter dan bahu jalannya tetap kaya dengan lubang dan genangan. Tapi demi kebaikan bersama, saya cukup menyebut lima jalan yang layak dihindari di Jogja. Terutama jalanan yang rusak parah dan/atau macet parah. Minimal dengan menghindari jalan ini, Anda sudah menyayangi tulang punggung, shock absorber kendaraan, dan mental Anda.
Jalan Gejayan
Saya mulai dari jalan yang punya masalah personal dengan saya. Sebagai jalur harian untuk bekerja, saya sampai hapal lokasi di mana lubang jalan Gejayan berada. Tapi saya sih tidak ingin menghapal. Saya lebih berharap jalanan yang memisahkan UNY dan Sanata Dharma ini lekas diperbaiki.
Volume kendaraan di Jalan Gejayan sama nggathelinya dengan kuantitas lubang jalannya. Apalagi setiap jam bubaran kampus dan pulang kerja. Ketika terjebak macet di Gejayan, Anda bisa memanfaatkan waktu menjemukan ini untuk banyak hal. Bisa update status, bikin artikel untuk Terminal Mojok, kalau perlu mengambil kuliah profesi sekalian! Terdengar hiperbola, tapi nyatanya memang nggatheli.
Jalan Kaliurang
Jalan menuju Jogja lantai 2 ini juga nggatheli. Memang, lebar Jalan Kaliurang muat untuk empat bus berjejer. Tapi cuma di Jalan Kaliurang bawah sih. Nah, jalan yang lebar ini ditaburi oleh lubang dan permukaan tidak rata. Padahal jalan ini sering dilewati wisatawan. Bukannya menjaga Jogja ramah tulang punggung, Anda, wisatawan malah diajak narimo ing pandum. Ya terima saja jalanan yang rusak ini.
Perkara kemacetan juga menjadi masalah Jalan Kaliurang. Terutama karena banyak penyempitan jalan akibat pembangunan yang asal klaim tanah. Bahkan saat libur tahun baru, Jalan Kaliurang boleh bersaing dengan jalur menuju puncak Bogor. Kalau bukan karena wisata yang elok dan losmen murah bebas razia, pasti orang malas melalui jalan ini.
Jalan Selokan Mataram
Apa yang lebih menyebalkan daripada jalan yang macet penuh lubang. Tentu jalan yang macet, penuh lubang, dan sempitnya seperti pemikiran BuzzeRp. Dan jalan menyebalkan ini adalah Jalan Selokan Mataram. Selokan Mataram melintang dari Sungai Progo ke Sungai Opak, jalan yang saya maksud adalah jalan di wilayah Seturan. Alias pusatnya baju bootleg murah, parfum curah, dan kuliner yang itu-itu saja.
Seperti yang saya bilang, jalan ini terlalu sempit untuk menjadi jalur para mahasiswa, pekerja, dan orang plesiran mencari kedai kopi sekaligus. Mobil papasan saja bisa berpotensi serempetan. Sempitnya jalan ini masih disempurnakan dengan jalan rusak dan parkir semaunya. Pokoknya, sempurna untuk merusak mood Anda..
Honorary mention: Jalan Persatuan UGM
Mengapa saya menyebut Jalan Pancasila? Karena yang membuat jalan ini menjadi nggatheli bukanlah perkara kerusakan. Bukan pula perkara luas jalan yang tersambung dengan Jalan Kaliurang. Tapi, perkara pita pengejut jalan yang tidak manusiawi. Pita pengejut adalah sekumpulan polisi tidur mini yang bertujuan untuk memberi kejutan berupa getaran. Bukan untuk memperlambat kendaraan seperti polisi tidur umumnya.
Masalahnya, pita kejut di Jalan Persatuan ini tidak hanya memberi kejutan. Pita kejut di jalan barat Rektorat UGM ini benar-benar mengejutkan sampai berpotensi merusak kendaraan. Bentuk yang hampir siku dan terlampau tinggi sebagai pita kejut bisa menggetarkan kendaraan Anda sampai berpotensi patah kaki-kaki.
Nah, itulah beberapa jalan di Jogja yang sebaiknya Anda hindari. Sebenarnya, hampir tak mungkin juga dihindari. Anggap saja ini adalah peringatan untuk Anda yang akan berlibur di Jogja, sekaligus pengingat, bahwa Jogja yang Anda kenal tak seindah apa yang akun buzzer gaungkan
Sumber Gambar: Pixabay