Perkuliahan relatif lebih lenggang ketika memasuki semester akhir. Kegiatan saya cuma mengerjakan skripsi dan ngopa-ngopi saja. Sesekali saya mengikuti diskusi, seminar, atau kegiatan lain untuk mengisi waktu. Kehidupan semester akhir sedikit berubah ketika seorang teman menawarkan pekerjaan sebagai penjaga warung Madura.
Tawaran itu sebenarnya tidak datang tiba-tiba. Dia tahu kalau saya pernah bekerja menjaga warung Madura di Depok, Jawa Barat saat libur semester 2023. Mungkin itu mengapa dia menganggap saya cukup berpengalaman sehingga tidak perlu dilatih lagi.
Sebenarnya dia hanya meminta saya untuk menjaga warungnya selama 3 hari. Namun, setelah itu, teman-teman lain yang punya warung Madura di Jogja jadi sering meminta tolong saya jadi penjaga warung sementara. Kadang saya diminta jaga 10 hari, 20 hari, bahkan pernah hanya jaga sehari saja. Istilahnya kalau dalam sepak bola, saya hanya pemain cadangan yang dibutuhkan saat waktu tertentu.
Walau hanya pekerja ”cabutan”, saya bekerja layaknya penjaga warung Madura pada umumnya. Pekerjaan seperti belanja barang, cek isi kulkas, hingga hitung omset harian saya lakukan. Jam terbang membuat saya bisa melakukan itu semua dengan lihai.
Pengalaman bekerja sebagai penjaga warung Madura menyadarkan saya akan beberapa hal unik soal usaha satu ini. Hal-hal unik yang mungkin dianggap sepele atau tidak disadari pembeli, tapi itu justru bisa jadi penentu sukses tidaknya sebuah warung. Berikut saya beberkan beberapa di antaranya:
#1 Lampu kelap-kelip di warung Madura bukan sekadar hiasan
Kalian pasti sudah tidak asing dengan lampu kelap-kelip yang biasa menghiasi warung Madura. Lampu ini biasanya dipasang di Pertamini atau rak bensin eceran yang berada di depan warung. Warnanya yang berkelap-kelip begitu mencolok mirip odong-odong di pasar malam.
Selidik punya selidik, lampu tersebut bukan sekadar hiasan. Lampu yang mencolok menjadi pertanda bahwa di lokasi tersebut ada warung yang siap melayani kebutuhan.
Terdengar sederhana memang, tapi siasat ini ternyata membantu banyak orang lho. Terlebih di daerah-daerah sepi, tanda kelap-kelip bukan sekadar tanda keberadaan warung, tapi juga tanda kehidupan. Asal tahu saja, warung Madura atau toko kelontong bisa mengurangi tindak kriminalitas di titik-titik sepi.
#2 Diam-diam pemilik warung Madura itu mengamati
Pemilik atau penjaga warung Madura mungkin terlihat cuek. Mereka bisa saja jaga warung sambil telponan atau sambil main game. Tapi, percayalah, mereka diam-diam mengamati dengan seksama kebutuhan pelanggan.
Biasanya, pemilik atau penjaga mengingat dengan baik barang-barang yang tidak tersedia di warung dan dibutuhkan pembeli. Kalau tidak percaya, coba saja cermati. Ketika pembeli menanyakan suatu barang yang sebelumnya tidak pernah dijual, saya jamin besoknya atau beberapa hari setelahnya akan tersedia.
Melihat cara kerja yang seperti itu, tidak heran kalau warung satu ini jadi andalan banyak orang karena barang-barangnya yang lengkap. Tidak heran juga warung ini bisa bersaing dengan minimarket jaringan besar seperti Indomaret dan Alfamart.
Baca halaman selanjutnya : #3 Rajin membersihkan …




















