5 Hal Terkait Sumedang yang Perlu Diketahui Orang selain Tahu

5 Hal Terkait Sumedang yang Perlu Diketahui Orang selain Tahu Terminal Mojok

5 Hal Terkait Sumedang yang Perlu Diketahui Orang selain Tahu (Unsplash.com)

Selama ini, hampir semua orang yang saya temui bicara soal tahu tiap kali saya mengatakan bahwa saya orang Sumedang. Nggak salah sih, mengingat nama tahu Sumedang sudah terkenal ke seluruh penjuru negeri ini. Namun di sisi lain, saya jadi bertanya-tanya, apakah memang nggak ada hal menarik lainnya yang cukup pantas untuk diperbincangkan soal Sumedang selain tahu?

Sebagai orang yang lahir dan tumbuh di Kota Tahu, saya ingin membagikan lima hal terkait Sumedang selain tahu yang perlu diketahui orang. Siapa tahu suatu hari nanti kita bisa bertemu, obrolan kita nggak melulu perkara tahu. Berikut beberapa hal yang perlu kalian ketahui.

#1 Waduk Jatigede

Saya sebenarnya kurang suka menggunakan kata waduk dan lebih suka untuk menyebut bendungan untuk Jatigede ini. Sebab, dalam bahasa Sunda, kata “waduk” memiliki makna yang kurang enak dikatakan apalagi saat kamu sedang sarapan dengan nasi kuning atau bubur ayam. Oke, skip.

Waduk Jatigede adalah waduk terbesar kedua di Indonesia setelah Jatiluhur di Purwakarta. Waduk ini memiliki kisah panjang terkait dengan pembangunannya. Rencana pembangunan Jatigede sebenarnya sudah ada sejak kepemimpinan presiden pertama RI, Soekarno, dan baru terealisasikan di era pemerintahan presiden Jokowi.

Selain berfungsi sebagai PLTA dan pengendali banjir, waduk yang menggenangi 4 kecamatan di Sumedang ini juga menjadi objek wisata baru bagi warga Kota Tahu. Di beberapa bagian waduk ada bukit-bukit yang puncaknya tak tergenang dan seolah menjadi pulau-pulau kecil di tengah danau. Dalam waktu-waktu tertentu ketika air sedang surut, di waduk ini akan tampak sisa-sisa rumah warga yang kembali nampak ke permukaan.

#2 Kawasan Pendidikan Jatinangor (KPJ)

Khusus untuk poin kedua ini sebenarnya merupakan masalah klasik. Masih banyak orang, khususnya yang berada di luar Jawa Barat, yang gagal paham mengenai letak Jatinangor. Jadi, Jatinangor adalah nama salah satu kecamatan di Kabupaten Sumedang, ygy, otomatis kita nggak perlu berdebat lagi kalau Unpad, ITB Jatinangor, Ikopin University, dan IPDN itu secara administratif berada di Kabupaten Sumedang.

Selain di KPJ, Sumedang juga memiliki beberapa perguruan tinggi di wilayah lain, di antaranya Universitas Winaya Mukti (UNWIM), Universitas Sebelas April (Unsap), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Daerah Sumedang.

#3 Cadas Pangeran

Masih ingat tentang cerita hilangnya Mang Yana beberapa bulan lalu yang cukup menggemparkan banyak orang? Lokasi kejadian Mang Yana diculik makhluk halus—padahal mah cuma kabur ke kota lain untuk menghindari penagih utang—itu di Sumedang, Gaes.

Cadas Pangeran adalah sebuah wilayah yang masuk dalam proyek pembangunan jalan Anyer-Panarukan oleh Herman Willem Daendels. Wilayah ini terkenal dengan sejarah pertemuan antara Daendels dan Pangeran Pangeran Kusumadinata IX alias Pangeran Kornel yang memprotes pembangunan jalan ini. Momen tersebut lalu diabadikan dalam bentuk patung Pangeran Kornel bersalaman dengan Daendels menggunakan tangan kiri sementara tangan kanannya siaga memegang keris. Patung Pangeran Kornel dan Daendels tadi bisa kita jumpai di Cadas Pangeran hingga kini.

Selain kental dengan sejarah kelam, Cadas Pangeran juga terkenal angker dan sering dijadikan lokasi syuting para kreator konten mistis. Sebab, pembangunan proyek jalan ini memang memakan nyawa ribuan pekerjanya. Hiii…

#4 Jembatan Cincin

Jembatan satu ini jadi salah satu tempat paling eksotis di Sumedang. Jembatan yang terbentang di atas areal persawahan dan terlihat jelas dari Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad ini dibangun pada tahun 1918 silam. Dulunya, Jembatan Cincin digunakan sebagai perlintasan kereta api pengangkut teh dan karet dari Jatinangor. Sebab, dulu Jatinangor adalah wilayah perkebunan karet dan teh sebelum menjadi kawasan perkotaan seperti sekarang. Namun pada zaman penjajahan Jepang, jalur kereta ini dibongkar dan dipindah ke daerah lain hingga hanya tersisa jalan perlintasan yang sudah tak ada relnya.

Jembatan Cincin juga terkenal angker. Di bawahnya terdapat pemakaman tua yang masih ada hingga sekarang. Konon, warga sekitar mengizinkan pembangunan jembatan ini asal tak mengganggu areal pemakaman tersebut.

#5 Oleh-oleh selain tahu

Kebanyakan orang akan teringat dengan tahu Sumedang saat bicara oleh-oleh dari kabupaten ini lantaran ada nama “Sumedang” yang disematkan pada tahu ini. Padahal selain tahu, ada juga ubi Cilembu yang tak kalah enak. 

Ubi yang terkenal manis ini berasal dari Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Mungkin orang akan berpikiran ubi Cilembu berasal dari suatu daerah bernama Cilembu, tapi nggak tahu kalau daerah tersebut ada di Sumedang.

Selain tahu dan ubi, Sumedang juga terkenal sebagai pusat tembakau di Jawa Barat. Di Kecamatan Tanjung Sari, ada pasar tembakau yang menjual berbagai jenis tembakau dari berbagai daerah di Sumedang. Mole Tanjungsari adalah salah satu jenis tembakau yang tenar di kalangan pegiat tingwe karena rasanya yang manis dan aromanya khas. Selain itu, ada juga tembakau Darmawangi yang berasal dari Sumedang yang terkenal karena ringan dan cocok untuk perokok pemula.

Sekarang sudah tahu kan hal-hal terkait Sumedang selain tahu yang bisa kalian obrolkan saat bertemu dengan orang Sumedang? Kalau ketemu orang Sumedang, coba sesekali obrolkan hal-hal di atas, ya.

Penulis: Yaser Fahrizal Damar Utama
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Gunung Tampomas, Kunci Kelezatan Tahu Sumedang Asli Buatan Sumedang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version