Nggak sengaja mengunyah benda asing saat lagi enak-enaknya makan, sungguh nggak nyaman!
Makan, sebagai kegiatan paling purba dan paling dasar bagi seluruh makhluk hidup, barangkali tak akan habis mempreteli butir demi butir cerita dari prosesi satu ini. Pembahasan soal makanan barangkali sudah ada sejak sebelum manusia memondasi peradaban. Seandainya magis dan makna uang lenyap oleh kefanaan, mungkin makanan adalah hal duniawi yang menjadi pilihan terakhir manusia untuk ditinggalkan maknanya.
Sayangnya, sebagai salah satu kegiatan duniawi yang paling “nikmat” selain tidur, kadang ada saja yang mengganjal kenikmatan kegiatan satu ini. Bukan cuma perkara makanan yang disantap kurang sedap, atau gaduhnya di meja makan, atau hal yang lebih rumit lainnya. Namun, kadang cuma perkara ada benda asing yang sering tak sengaja terkunyah. Jelas benda asing yang tak sengaja masuk itu bukan budaya Korea seperti kata Sadana Agung di SUCI 6, bukan, itu jelas tak masuk di akal. Benda-benda tersebut seperti berikut ini.
#1 Kerikil
Dalam urusan makan, mungkin posisi nasi sama seperti posisi kegiatan makan dalam kehidupan, sama-sama kebutuhan primer bagi sebagian besar orang Indonesia. Sebagai olahan yang paling bersih “warnanya”, sering kali benda asing tak terdeteksi di antara makanan putih nan bersih inil. “Krenyes” sebuah kecanggungan tatkala mata tak berhasil mendeteksi benda satu ini sebelum dimasukan ke mulut. Gigi mungkin lebih canggung. Bagaimana tidak? Sudah mendapatkan pekerjaan mudah melembutkan benda lembek bernama nasi, eh malah kebagian kerikil yang kadang kala terlanjur ikut hancur juga.
#2 Cangkang telur
Benda satu ini mungkin tak sekeras kerikil di nasi. Pun ia tak terlalu merepotkan kegiatan kerja gigi. Namunn, damage-nya bagi mood orang yang sedang melakukan kegiatan makan, tidak tanggung-tanggung. “Krenyes”, seketika itu pula nafsu makan sering lenyap, bersamaan membayangkan bagaimana benda ini berasal. Membayangkan proses keluarnya benda bernama telur ini keluar dari lubang dubur ayam, mengerikan. Lebih menyebalkan jika seandainya benda satu ini terdeteksi gigi saat makanan masih dalam keadaan utuh. Makanan mau dibuang tapi sayang, mau lanjut makan tapi terlanjur nafsu hilang.
#3 Staples
Benda satu ini bukan saja merepotkan gigi saat bekerja, bukan juga merusak mood makan, tapi soal efek kejut “deg-degan” yang luar biasa tatkala mulut merasakan ada sesuatu yang aneh dalam makanan yang dikunyah. Benda yang berasal dari makanan bungkusan ini, mungkin tak pernah benar-benar mampu melewati jalan menuju kerongkongan saya. Sekalipun ia sudah berusaha membaur dengan makanan bungkusan. Namun, perasaan cemas dan deg-degan sering kali ada, membayangkan bagaimana ribetnya seandainya saya harus sabar menunggu kepastian benda ini tak nyangkut dan dikeluarkan bersama tinja dengan baik-baik. Kalau makan makanan bungkusan, di cek dulu, ya.
#4 Plastik
Ada beragam cara membuka bungkusan makanan dari plastik. Cara paling aman itu sebenarnya dengan mengunci sisi depan dan belakang bungkus dengan kedua tangan, lalu tarik bersamaan, “krek”. Sayangnya, bagi sebagian orang yang “grusah-grusuh”, cara ini sering tak terpakai. Maka, cara menyobek bungkusan adalah cara yang dinilai praktis, walau sejatinya nggak selalu praktis.
Cara menyobek seperti itu sering kali meninggalkan bekas sobekan yang membaur dalam makanan lalu membuat kecanggungan saat mengunyah. Bukan cuma sobekan kasar, kadang bekas guntingan bisa juga tak sengaja masuk. Pun kadang membuat sebagian orang cemas saat tak sengaja tertelan, layaknya mengunyah staples bungkusan. Walaupun sejatinya sisa plastik yang kadung masuk itu tak terlalu mengkhawatirkan kalau hanya sobekan kecil. Tinggal tunggu saja melewati licinnya dinding saluran cerna dan keluar bersama tinja.
#5 Rambut
Jika saya mau menghitung setiap kali saya tak sengaja mengunyah benda asing, mungkin benda satu ini yang sering tak sengaja masuk ke dalam makanan. Dari masakan ibu saya sendiri, makanan di hajatan, hingga makanan di warung pinggir jalan sampai yang mewah pun pernah kejadian. Benda yang hampir sama seperti cangkang telur yang sama-sama merusak mood makan. Lantas bikin saya mempersepsikan makanan tersebut tidak higienis. Walau saking sering dan lumrahnya, sampai memaklumi hal semacam ini sebagai sesuatu yang sangat manusiawi.
BACA JUGA Saya Nggak Tahu Enaknya Nasi Blue Band, tapi Nasi Jelantah dan Garam Juga Enak dan tulisan Dicky Setyawan lainnya.