Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

5 Alasan Utama Pendidikan Indonesia Nggak Bakal Maju

Awaluddin oleh Awaluddin
6 September 2022
A A
5 Alasan Utama Pendidikan Indonesia Nggak Bakal Maju (Unsplash.com)

5 Alasan Utama Pendidikan Indonesia Nggak Bakal Maju (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Peringkat Indonesia dalam dunia pendidikan internasional masih sangat mengecewakan. Sudah bukan hal yang mencengangkan lagi kalau Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diterbitkan pada Maret 2019 lalu meneropong sekelumit masalah pendidikan Indonesia. Dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah. Bayangkan, dari 79 negara, kita berada di urutan 74.

Berbicara masalah pendidikan Indonesia tentu amat kompleks. Apalagi jika tak mengategorikan antara perguruan tinggi, sekolah menengah, hingga sekolah dasar. Saya mengajak kawan-kawan berselancar sejenak untuk melihat sekelumit masalah pendidikan Indonesia. Setidaknya ada 5 masalah utama pendidikan kita dalam kacamata saya.

#1 Tidak punya visi yang terarah

Kalau membuka Undang-Undang mengenai pendidikan, mungkin saja kita akan menemukan berbagai macam visi, misi, tujuan hingga bermacam “tetek bengek”  soal pendidikan. Kemendikbudristek sendiri punya visi pendidikan nasional.

Tapi, yang saya maksud di sini adalah kita tidak punya semacam goal yang jelas. Sederhananya, kita tak mengerti mau dibawa ke mana pendidikan kita. Pendidikan kita hari ini seakan seperti kapal di tengah lautan yang tetap berlayar, tapi tak punya tujuan yang jelas.

Sebelum berbicara soal sistem, semestinya kita harus punya arah mau dibawa ke mana pendidikan nasional 10 sampai 20 tahun ke depan. Sebagai contoh misalnya, pendidikan kita harus merumuskan setidaknya di tahun 2030, anak-anak Indonesia sudah bisa “begini.” Sementara di tahun 2040, sudah bisa “begitu.” Sehingga saat satu goal sudah tercapai, kita bisa meningkatkan ke arah berikutnya.

Jika ini teraplikasikan, semua pelaku pendidikan hingga tingkat bawah akan mengerti apa yang akan mereka lakukan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

#2 Kurikulum usang

Zaman berkembang sangat pesat. Dulu mungkin orang sibuk mencari cara bagaimana bisa mendapatkan pekerjaan. Tapi, hari ini orang lebih banyak berbicara soal bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan.

Disrupsi yang terus bergulir tidak hanya membuat kita sibuk menyiapkan generasi yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Namun, di saat yang bersamaan pendidikan juga harus mampu membentuk karakter manusia yang sesuai budaya timur.

Baca Juga:

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

Meski merdeka belajar dan kampus merdeka terus digulirkan. Namun, Lihatlah beberapa hal mendasar yang bisa kita sorot dari kurikulum kita: (a) Mata pelajaran yang terlalu banyak menyebabkan siswa tak mampu menguasai satu bidang keilmuan dengan baik, (b) metode pembelajaran yang lebih fokus pada menghafal bukan memahami, (3) kurang praktik, (4) mendewakan nilai. Akibatnya, anak-anak lebih mencari cara agar nilai bagus dengan cara apa saja, tapi lupa untuk menjadi cerdas. Ada banyak masalah dalam kurikulum kita, setidaknya 4 poin di atas adalah hal yang dasar.

#3 Rendahnya minat baca

Anak-anak Indonesia sedari kecil tidak diajari menumbuhkan minat baca secara intens. Bahkan fakta yang paling menyedihkan juga adalah bahwa kaum akademik sangat sedikit yang mau menulis. Sebuah fakta yang menjadi ironi kita bersama. Saat bertanya kepada seorang teman beberapa waktu yang lalu, kapan terakhir kali membaca, ada yang menjawab satu tahun yang lalu.

Bagaimana mungkin kita mampu merumuskan sistem yang sehat literasi, jika kaum akademik saja enggan untuk membaca dan menulis? Sebuah pepatah klasik kiranya cocok dengan keadaan ini, yaitu ayah kencing berdiri, anaknya akan kencing berlari.

#4 Kekurangan kualitas dan kuantitas pendidik

Anak yang baik dan cerdas tentu tidak lepas dari hasil didikan guru. Tapi juga harus diingat bahwa anak-anak yang bertolak belakang dengan itu juga tidak boleh dilepaskan dari pengaruh guru. Indonesia tak hanya membutuhkan tambahan kualitas, tapi juga kekurangan guru secara kuantitas.

Tentu permasalahan ini bukan tanpa sebab. Salah satu yang menjadi sumber penyebabnya adalah di mana guru di Indonesia tidak mendapatkan tempat yang baik dalam segi penghargaan. Gajinya minim, apalagi guru honorer.

Itulah kenapa sarjana-sarjana pendidikan saat lulus banyak yang tidak mau menjadi guru. Selalu ada profesi lain yang lebih menjamin untuk bertahan hidup.

#5 Infrastruktur belum merata

Saya sering menyebut dalam berbagai diskusi sebuah istilah begini: bahwa apa yang didapatkan anak di Jawa tidak sama seperti apa yang didapatkan oleh anak-anak di timur sana. Pembangunan yang kurang merata berdampak banyak bagi berlangsungnya proses pendidikan.

Tak jarang kita lihat ada sekolah yang masih terbuat dari papan, atapnya bocor, belum lagi kita berbicara soal perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain. Tidak meratanya pembangunan ini menyebabkan terlambatnya satu langkah teman-teman kita di pelosok dalam pendidikan.

Lima hal di atas merupakan sekelumit masalah nyata pendidikan kita. Masih banyak masalah lain, tapi setidaknya 5 di atas adalah masalah dasar kita semua. Masukan dan kritik tentu boleh saja kita layangkan. Namun, kita juga bisa bergerak, mengubah lingkungan sekitar, minimal ruang kelas, lewat hal-hal kecil.

Penulis: Awaluddin

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Fenomena Sekolah Kekurangan Murid, Apa yang Salah dari Sistem Pendidikan Kita?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 September 2022 oleh

Tags: gaji gurukurikulumPendidikanpendidikan indonesia
Awaluddin

Awaluddin

Anak perbatasan di pelosok Sumatera. Mahasiswa Universitas Islam Malang, Fakultas Agama Islam. Memiliki interest pada hal-hal yang berkaitan dengan agama, pendidikan, sosial, dan kemanusiaan.

ArtikelTerkait

Kantin Sekolah Adalah Penyelamat Guru yang Gajinya Rata dengan Tanah

Kantin Sekolah Adalah Penyelamat Guru yang Gajinya Rata dengan Tanah

24 September 2025
Universitas Brawijaya dan Penerapan Keadilan Sosial bagi Rakyat Good Looking yang Keblinger

Universitas Brawijaya dan Penerapan Keadilan Sosial bagi Rakyat Good Looking yang Keblinger

14 Juli 2022
Informasi Bayar UKT yang Mepet Adalah Bukti Betapa Jeniusnya Birokrat Kampus perguruan tinggi negeri

Informasi Bayar UKT yang Mepet Adalah Bukti Betapa Jeniusnya Birokrat Kampus

26 Januari 2023
Ketika Pendidikan “Layak” Harus Dibayar dengan Luka yang Dalam (Unsplash)

Ketika Pendidikan “Layak” Harus Dibayar dengan Luka yang Dalam

19 Juni 2025
Dear, Pemerintah, Gaji Guru Idealnya Segini, Harusnya Lebih Malah

Dear, Pemerintah, Gaji Guru Idealnya Segini, Harusnya Lebih Malah

7 Juli 2023
pajak pendidikan SPT Tahunan PPH orang Pribadi perpajakan Orang Pribadi influencer pajak npwp mojok.co

Sebaiknya Penetapan Pajak pada Jasa Pendidikan dan Sembako Dibatalkan Saja

11 Juni 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.