Daftar Isi
#2 “Kenapa singkatannya Universitas Negeri Malang singkatannya UM? Bukannya harusnya UNM, ya?”
“Universitas Negeri Malang kok disingkat UM? Bukannya UNM, ya?” Nggak sekali dua kali pertanyaan ini mendarat di telinga saya atau mungkin di telinga mahasiswa UM lainnya. Pertanyaan tentang mengapa Universitas Negeri Malang yang punya tiga kata, tapi disingkat menjadi UM saja (dua huruf), bukan UNM (tiga huruf).
Jawabannya sederhana: UNM sudah dipakai oleh Universitas Negeri Makassar. Nggak tahu kampus mana yang duluan pakai (karena UM dan UNM sama-sama berubah dari IKIP sejak Agustus 1999). Intinya, Universitas Negeri Malang itu singkatannya UM, bukan UNM. Kalau UNM itu sudah beda kampus lagi. Udah, jangan tanya perkara singkatan itu lagi.
#3 “IKIP, kan?”
Ini adalah pertanyaan yang kerap keluar dari mulut orang-orang tua, orang-orang yang kuliahnya di dekade 90-an atau di atasnya. Iya, sebelum menjadi Universitas Negeri Malang, dulunya kampus ini memang Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Bahkan UM lebih lama menyandang nama IKIP (sejak 1963-1999) ketimbang menyandang nama UM (dari 1999-sekarang). Tidak heran kalau masih ada pertanyaan seperti ini.
Namun, pertanyaan ini sudah tidak relevan lagi. UM ya UM, bukan IKIP. Kalau bicara IKIP di Malang, ada lagi kampus yang namanya IKIP, yaitu IKIP Budi Utomo Malang. Jadi, kalau sekarang ada yang tanya lagi apakah UM itu IKIP, jawabannya adalah tidak. UM ya UM, IKIP ya IKIP. Konteksnya sudah beda, entitasnya sudah beda. Kecuali kalau bicara kalian punya cukup banyak waktu dan tenaga untuk menjelaskan sejarah bagaimana transformasi UM dari IKIP. Saya, sih, males. Capek!
#4 “Kalau lulus mau jadi guru, kan?”
Kayaknya pertanyaan ini bukan hanya nggak disukai oleh sebagian mahasiswa Universitas Negeri Malang saja. Pertanyaan ini mungkin juga nggak disukai oleh mahasiswa kampus-kampus negeri yang dulunya bernama IKIP (UM, UNY, dsb.).
Pertanyaan ini juga masih nyambung dengan poin nomor tiga, terkait hubungan antara UM dan nama terdahulunya, yaitu IKIP. Sejak bernama IKIP hingga sekarang jadi UM, kampus ini memang didominasi oleh pendidikan guru. Banyak sekali “jurusan pendidikan” di kampus Universitas Negeri Malang ini. Tak heran jika banyak yang menganggap lulusan kampus ini pasti jadi guru.
Namun, nggak semua fakultas dan jurusan di UM itu adalah fakultas/jurusan ilmu pendidikan. Nggak semua mahasiswa yang kulian di UM itu pengin atau bercita-cita jadi guru. Ada banyak fakultas/jurusan non-pendidikan di UM.
Saya, misalnya, memilih kuliah di Sastra Indonesia (murni, non-pendidikan) UM dan tidak bercita-cita jadi guru. Makanya saya capek banget ketika ditanya kuliah di mana dan saya jawab kuliah di UM, terus ditanya lagi, “Kalau lulus pasti jadi guru, kan?” Nggak! Saya nggak mau jadi guru. Tentu bukan hanya saya yang mengalami ini. Ada banyak mahasiswa UM lain yang bernasib sama seperti saya.
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin nggak disukai mahasiswa Universitas Negeri Malang. Mungkin nggak keseluruhan mahasiswa UM emosi sama pertanyaan ini. Tapi saya, yang pernah kuliah di UM, dan mungkin sebagian mahasiswa yang juga pernah atau masih kuliah di UM, nggak suka sama pertanyaan-pertanyaan ini.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.