4 Kuliner Tegal yang Kurang Cocok di Lidah Wisatawan

4 Kuliner Tegal yang Kurang Cocok di Lidah Wisatawan

4 Kuliner Tegal yang Kurang Cocok di Lidah Wisatawan (unsplash.com)

Selama enam tahun menetap di Tegal, saya sering kedatangan keluarga atau tamu kantor. Dan sebagaimana kebiasaan orang Indonesia yang gemar berburu kuliner khas suatu daerah ketika berkunjung ke daerah tersebut, alhasil saya kebagian menemani para wisatawan ini berburu kuliner. Saya pun menjadi tour guide dadakan menemani mereka mencicipi kuliner Tegal.

Akan tetapi setelah saya ajak bepergian mencicipi berbagai kuliner Tegal, ada beberapa kuliner yang rupanya kurang cocok di lidah mereka sebagai wisatawan. Alasannya beragam. Berikut beberapa kuliner Tegal yang kurang cocok di lidah wisatawan.

#1 Nggak semua wisatawan yang datang ke Tegal bisa menyantap soto tauco karena rasanya yang cukup kuat

Jika soto Jawa Timuran berwarna kuning, soto Jogja berwarna bening, maka soto Tegal berwarna kecokelatan. Warna kecokelatannya mirip dengan kuah rawon. Warna cokelat tersebut didapat dari fermentasi kedelai. Rasa soto tauco ini asam dan agak asin beebeda dengan rasa soto pada umumnya yang segar dan kemepyar. Rasa yang asam dan agak asin ini rupanya kurang cocok di lidah wisatawan yang belum terbiasa dengan tauco.

Bagi Anda yang nggak doyan tauco, Anda bisa memesan soto tauco tanpa tauco di Tegal, sehingga Anda akan disuguhi soto kuah bening saja. Sementara bagi pencinta tauco, kuliner Tegal ini bisa dinikmati seperti bubur ayam, ada yang bermazhab diaduk, tapi ada pula yang memilih nggak diaduk agar kekentalan tauco tetap terjaga. Soto tauco Tegal umunya disajikan dalam mangkuk kecil selayaknya soto kudus.

Baca halaman selanjutnya: Nggak semua orang cocok sama sate batibul…

#2 Sate Batibul, kuliner Tegal yang nggak semua orang cocok

Selain terkenal dengan martabak Lebaksiu, Tegal juga terkenal dengan sate batibul. Yang dimaksud dengan batibul adalah cempe berusia di bawah tiga bulan yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi sate. Konon, kambing yang masih di bawah tiga bulan dagingnya masih empuk, nggak prengus, dan rendah kolestrol.

Masa sih ada orang yang kurang cocok sama sate batibul? Ternyata ada, Gaes. Beberapa orang yang terbiasa mengonsumsi sate dengan balutan bumbu kacang biasanya kurang cocok dengan kuliner Tegals satu ini. Sebab, sate batibul dibakar dan disajikan dengan cawan berisikan kecap manis, potongan rawit, tomat, dan irisan bawang merah. Irisan bawang merah ini berfungsi sebagai penawar yang dapat menurunkan kolestrol. Penggunaan bumbu-bumbu tersebut rupanya nggak cocok bagi wisatawan yang terbiasa melahap sate bumbu kacang.

#3 Kupat blengong mirip opor, tapi menggunakan daging blengong

Sesuai dengan namanya, kupat blengong terdiri dari kupat dan blengong. Potongan kupat dipadukan dengan daging blengong dengan kuah kuning kemerahan layaknya opor. Bagi yang belum tahu, blengong adalah hasil kawin silang antara bebek dengan mentok. Daging blengong dapat disajikan dengan cara suwiran atau disate.

Banyak yang berpendapat bahwa daging blengong mirip dengan bebek namun nggak prengus. Sayangnya, nggak semua wisatawan yang datang ke Tegal doyan kuliner satu ini. Apabila nggak diolah dengan benar, daging blengong akan terasa alot alih-alih gurih dan lembut.

#4 Olos, kuliner pinggir jalan Tegal yang nggak semua orang bisa makan

Bagi yang belum tahu, olos adalah camilan berbentuk bulat seperti onde-onde yang terbuat dari campuran tepung terigu dan tepung kanji. Lain dari onde-onde yang berisikan kacang hijau, olos berisikan bawang, kembang kol, dan cabai rawit. Cabai rawit inilah yang membuat banyak wisatawan nggak cocok dengan olos.

Namun penjual olos kini berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Olos dapat ditemukan dengan varian rasa keju, sosis, telur puyuh, bakso, hingga daging ayam. Biasanya olos dijual penjual gorengan dengan gerobak di pinggir jalan.

Itulah empat kuliner Tegal yang kurang cocok di lidah wisatawan. Sebenarnya ketidakcocokan ini dikarenakan nggak terbiasa saja. Setelah terbiasa, pasti rasanya masuk-masuk saja. Seperti saya yang awalnya menganggap soto tauco aneh, tapi lama-lama malah doyan. Cobalah untuk menghargai setiap makanan yang kita konsumsi.

Penulis: Arief Nur Hidayat
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Rekomendasi Kuliner Tegal selain Sate Batibul.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version