Review produk endorse di kalangan influencer sudah menjadi hal lumrah akhir-akhir ini. Berbagai macam produk diulas di media sosial agar pelaku bisnis dapat mengenalkan produk mereka di masyarakat. Produk makanan menjadi salah satunya yang paling sering diulas.
Yang cukup membuat saya resah adalah ungkapan influencer dengan ulasan, “Enaknya kebangetan sampe mau meninggal.” Bagi saya akan ada banyak pertimbangan sebelum membeli produk makanan tersebut. Apa memang ada makanan yang memberikan kita sensasi rasa sakaratul maut? Atau makanan itu memang produk uji coba agar nantinya kita tidak kaget lagi saat akan berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa?
Tetapi tidak semua influencer menggunakan cara yang berlebihan untuk memberikan ulasan terhadap produk yang mereka review. Baru-baru ini secara tidak sengaja salah satu video terbaru review makanan muncul di beranda YouTube saya. Konten itu adalah acara “Perang Makanan, Mencari yang Terenak” milik Raditya Dika.
Video yang ternyata sudah di-upload secara tidak rutin sejak dua tahun terakhir mungkin termasuk bentuk review makanan yang normal dengan produk yang tidak wajar. Selain itu saya yakin dia memberikan review yang objektif karena produk yang diulas bukan merupakan barang endorse.
Nah, berikut beberapa ulasan produk makanan ala Raditya Dika, yang sudah ditonton hingga jutaan kali. Rasanya juga dijamin nggak bikin mau meninggal kok.
Kuliner absurd yang diulas dalam “Perang Makanan” #1 Daun
Kuliner ini merupakan ulasan terbaru dalam acara “Perang Makanan”. Ada beberapa rekomendasi daun yang layak buat kamu coba. Rasa penasaran kamu mengenai dedaunan yang belum pernah kamu konsumsi terbayar lunas melalui video ini. Beberapa daun yang di-review antara lain daun singkong, daun parsley, daun mint, daun bawang, dan daun pepaya.
Nggak ada yang spesial di video itu. Bahkan sampai sekarang saya juga bingung kenapa rela mengorbankan waktu dan kuota demi menonton video itu.
Kuliner absurd yang diulas dalam “Perang Makanan” #2 Bawang
Review bawang menjadi salah satu video dengan penonton terbanyak dalam deretan konten “Perang Makanan” milik Raditya Dika. Sudah ditonton hingga 3,7 juta kali hingga tulisan ini dibuat. Mungkin ini bukti ada banyak penderita hipertensi di kalangan penonton. Selain dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, salah satu jenis bawang, yaitu bawang putih, dipercaya mampu mengobati tekanan darah tinggi.
Tapi agar tidak terkecoh, tentu saja saya memilih untuk menonton langsung video tersebut dari awal hingga akhir. Dan hasilnya nihil. Tidak ada hal spesial di dalam video itu. Hanya saja kalian yang belum pernah mencicipi secara langsung macam-macam bawang akan mendapat gambaran yang cukup jelas mengenai perbedaan rasanya.
Kuliner absurd yang diulas dalam “Perang Makanan” #3 Nasi putih
Barangkali menurut kalian tidak ada spesialnya untuk me-review nasi putih. Toh, setiap hari kita juga mengonsumsinya dan rasa nasi juga dari dulu ya begitu-begitu saja. Tapi pasti nggak terpikirkan oleh kalian kan kalau nasi putih ternyata menjadi salah satu makanan mewah bagi sebagian orang. Eh, saya terlalu mendramatisir nggak sih?
Yang jelas kesimpulan dalam video itu, ternyata merek beras yang dijual di Indonesia ternyata sama sekali tidak memiliki nama yang berhubungan dengan beras atau padi. Dan nasi yang dinobatkan sebagai yang terenak adalah yang berasal dari beras merek Rojo Lele. Selain memiliki aroma seperti pandan, beras Rojo Lele juga memiliki rasa yang khas seperti nasi rumahan pada umumnya.
Buat yang baru tahu, semoga bisa menjadi rekomendasi untuk membeli beras di kemudian hari. Tapi sayangnya tidak dijelaskan di mana beras itu dapat diperoleh.
Kuliner absurd yang diulas dalam “Perang Makanan” #4 Air putih
Sejujurnya ini review paling menarik sekaligus paling berani menurut saya. Mengulas produk yang sangat-sangat sulit untuk dicari kelebihan dan kekurangannya. Beberapa produk yang diulas antara lain dengan merk Oasis, Ades, Nestle Pure Life, Evian, dan Equil.
Dan benar saja, oleh karena memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam video tersebut, Raditya dan partnernya tidak dapat memutuskan produk yang terenak. Mereka hanya mampu menginfokan produk dengan harga termahal dan dari mata air pegunungan mana air itu diperoleh.
BACA JUGA Potensi Duit dari Youtube yang Nggak Diambil Soleh Solihun dan tulisan Irfa Yani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.