Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

4 Hal Nggak Enaknya Jadi Guru Bahasa Jepang

Primasari N Dewi oleh Primasari N Dewi
24 Desember 2021
A A
4 Hal Nggak Enaknya Jadi Guru Bahasa Jepang terminal mojok

4 Hal Nggak Enaknya Jadi Guru Bahasa Jepang (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Awal tahun 2000-an, belajar bahasa Jepang merupakan hal yang langka di Indonesia. Namun seiring perkembangan zaman dan teknologi, makin banyak orang yang mulai tertarik dengan bahasa Jepang dan mempelajarinya.

Dorama Jepang macam Long Vacation dan anime yang semakin banyak diputar di televisi Indonesia juga menjadi daya tarik tersendiri. Jerome Polin, lagu parodi yamet kudashi, dan tulisan dalam produk-produk Erigo juga semakin menggoda orang untuk penasaran dengan bahasa Jepang.

Nah, berkecimpung di dunia per-bahasa Jepang-an adalah hal yang sudah saya lakukan sejak belasan tahun silam. Saya mengajar bahasa Jepang sejak tahun 2008. Mulai dari ngajar di tempat kursus, sekolah, kampus, sampai LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) sudah saya jabanin. Meski sangat menikmatinya, ada juga hal-hal yang bikin jadi guru bahasa Jepang itu nggak enak.

#1 Ditanya bahasa anime

Paling keki itu saat ditanya murid iseng arti “ikeh-ikeh kimochi”. Atau saat ditanya arti “baka” (bodoh), “teme” dan “kisama” (kamu), “kuso” dan “chikuso” (sial). Eh, buset, ngapain dah tanya-tanya gitu?

Kosakata tersebut memang kosakata dalam bahasa Jepang, sih. Sebagai seorang guru bahasa Jepang, saya nggak lugu-lugu amat dan paham dengan maksud pertanyaan itu. Sebenarnya kata-kata tersebut adalah bahasa kasar yang sebaiknya dihindari ketimbang bikin ilfeel orang Jepang. Coba bayangkan, seandainya tiba-tiba kamu dikatain “goblok” atau “jancuk”, ilfeel juga, kan?

Namun, kalau ditanya kosakata yang levelnya biasa seperti “hontou ni” (benar-benar), “souka” (oh begitu), “kawaisou” (kasihan), “mendoukusai” (merepotkan), “nani” (apa?), “daijoubu” (tidak apa-apa), “gomen/gomennasai” (maaf), atau “sugoi” (hebat) masih bisa saya jelaskan. Biasanya saya beri tahu konteks penggunaannya juga.

Ya kali tiba-tiba saja bilang, “Souka, souka” ke bos. Ada ragam bahasa sopan dan biasa dalam bahasa Jepang, lho. Mirip-mirip sama bahasa Jawa gitu. Jadi, kalau mau bilang “oh begitu” ya bilangnya “sou desu ka”.

Biasanya guru bahasa Jepang akan mengajarkan bahasa dasar yang sopan, sih. Malah terkadang guru bahasa Jepang sendiri juga nggak paham-paham amat kosakata yang sering keluar di anime kalau dia jarang nonton. Bahasa anime kan bahasa percakapan gaul semacam “ih gelay”, “afgan lo”, “halu bet”, dll. Coba tanya orang tuamu, mereka paham bahasa Indonesia gaul gitu juga nggak?

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

#2 Dikira wibu

Dulu saat ditanya kenapa masuk jurusan Sastra Jepang dan belajar bahasa Jepang, saya selalu dikira otaku atau wibu. Nyebelin banget nggak sih, padahal saya beneran nggak paham soal begituan. Bahkan saat teman-teman membicarakan anime Hunter x Hunter kala itu, saya cuma bisa bengong. Akan tetapi, karena kebutuhan “listening”, mau nggak mau saya sedikit mengikuti anime yang populer. Padahal jiwanya sih tetap nggak bisa menyatu.

Nah, setelah jadi guru bahasa Jepang, saya juga berusaha menyesuaikan para murid untuk pendekatan melalui anime yang ngetren bagi para wibu atau Jerome Polin yang suka belajar. Setidaknya dengan begini, saya jadi tahu minat dan antusiasme para murid belajar bahasa Jepang. Nyatanya bahasa Jepang nggak semudah cuma ngomong “niichan” (mas) atau “onegaishimasu” (tolong), kan?

#3 Dikira sudah pernah ke Jepang

Dulu sebelum lanjut studi ke Jepang, saya sering banget ditanya apakah sudah pernah ke Jepang. Sebel juga sih ditanya begitu. Katanya belajar bahasa Jepang dan jadi guru, tapi kok malah belum pernah ke Jepang? Lha, memangnya masalah gitu?

Kalau sudah kuliah dan lulus, punya sertifikat ujian kemampuan bahasa Jepang, setiap hari ketemu orang Jepang, dan mendengarkan berita atau video berbahasa Jepang terkini, bukankah itu sudah cukup? Meski ada minusnya juga sih lantaran nggak bisa bercerita pengalaman saat berada di Jepang.

Pengalaman budaya seperti ini memang menarik bagi para murid agar mereka lebih termotivasi untuk belajar. Kadang kalau saya jawab pernah dua minggu stay di Jepang (untuk konferensi atau piknik misalnya) pun, tetap saja dikejar, “Kok cuma sebentar sih, Bu?”

Angel wes angel…

#4 Minta tolong dikenalin orang Jepang

Poin terakhir nggak enaknya jadi guru bahasa Jepang adalah suka diminta murid untuk ngenalin ke orang Jepang. Gara-gara bisa bahasa Jepang, dikira para guru ini punya banyak teman orang Jepang kali, ya? Kalau punya sih pasti ada beberapa orang lah, karena tiap wilayah kan didampingi guru native speaker dari Jepang.

Tapi, kalau ada yang minta dikenalin ke orang Jepang tentu agak gimana gitu. Paling susah juga kalau ada murid yang kepo dengan teman Jepang di akun media sosial saya. Kadang saya malah jadi nggak enak sendiri kalau ada orang yang mengaku teman atau murid saya agar bisa add friend teman saya yang orang Jepang asli tersebut. Duh, padahal urusan privacy ginian orang Jepang agak sensitif, lho. Tentu beda sama kita yang supel dan ramah. Orang Indonesia mah nggak pernah ketemu pun bisa-bisa saja akrab berteman di dunia maya.

Itulah kira-kira 4 hal nggak enaknya jadi guru bahasa Jepang. Yah, namanya juga kerjaan, sudah risikonya begitu. Enak nggak enak, dinikmati saja, toh yang penting saya bisa nonton anime tanpa subtitle. Eh.

Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 Desember 2021 oleh

Tags: bahasa jepangguru
Primasari N Dewi

Primasari N Dewi

Guru bahasa Jepang tapi suka drakor.

ArtikelTerkait

Guru Honorer Tetap Mengajar dengan Gaji Kecil Bukanlah Pengabdian, Itu Terjebak Keadaan Mojok.co

Guru Honorer Tetap Mengajar dengan Gaji Kecil Bukanlah Pengabdian, Itu Terjebak Keadaan

8 Desember 2023
peminat CASN menurun dibanding tahun sebelumnya mojok

Inilah Hal yang Membuat Pelamar CASN 2021 Menurun Dibanding Tahun-tahun Sebelumnya

3 Agustus 2021
Harus Ada Aturan Wajib Baca Buku untuk Guru. Segera! Kalau Nggak, Pendidikan Kita Jalan di Tempat

Harus Ada Aturan Wajib Baca Buku untuk Guru. Segera! Kalau Nggak, Pendidikan Kita Jalan di Tempat

9 April 2024
hal lucu yang tak sengaja guru lihat saat kelas daring pjj wabah corona mojok.co

4 Pemandangan yang Tak Sengaja Guru Lihat saat PJJ

2 September 2020
Yamet Kudashi, Jerome Polin, dan Pembelajaran Bahasa Jepang di Indonesia terminal mojok.co

Yamet Kudashi, Jerome Polin, dan Pembelajaran Bahasa Jepang di Indonesia

3 November 2021
Tipe Guru di Sekolah Berdasarkan Mata Pelajaran yang Diampunya terminal mojok.co

Tipe Guru di Sekolah Berdasarkan Mata Pelajaran yang Diampunya

3 November 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.