Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan

Jerome Polin dan Waseda Boys Hanyalah Cerita 1% dalam Perkuliahan di Jepang

Primasari N Dewi oleh Primasari N Dewi
9 Agustus 2021
A A
Jerome Polin dan Waseda Boys Adalah Cerita 1% dalam Perkuliahan di Jepang terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Jerome Polin adalah YouTuber Indonesia yang kontennya berisi tentang dunia Jejepangan. Jerome Polin sendiri merupakan salah satu mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi S1 jurusan Matematika Terapan di Universitas Waseda, Tokyo. Channel YouTube-nya adalah Nihongo Mantappu. Bagi para wibu atau wota atau pencinta Jepang lainnya, tentu konten-konten dalam channel YouTube Nihongo Mantappu ini bermanfaat karena mereka bisa belajar budaya dan bahasa Jepang. Selain itu, kita juga diajak mengenal tempat wisata dan dunia perkuliahan Jepang.

Tetapi, kalau boleh jujur, menurut saya Jerome itu sangat beruntung karena menemukan Waseda Boys (Tomo, Yusuke, Otsuka). Terlepas dari mereka bekerja secara profesional karena 7 juta subscribers, melihat mereka akrab dan heboh itu sungguh membuat saya iri. Saya dulu pas kuliah di sana nggak bisa seperti itu soalnya. Yah, cerita mereka kira-kira 1%-nya cerita perkuliahan di Jepang, lah. Hehehe. Iri bilang, Bos!

Mahasiswa Jepang itu sibuk

Sama, sih, dengan semua mahasiswa di negara manapun, mahasiswa Jepang juga sibuk dengan kegiatan akademis dan non-akademis. Mereka sibuk dengan kuliah dan bukatsu (Unit Kegiatan Mahasiswa). Kuliah dimulai dari jam 9 pagi (waktu Jepang) sampai kira-kira jam 5 sore kalau full. Ada juga kampus yang kuliah sampai jam 9 malam, lho. Di sela-sela waktu itu ya ada istirahat makan siang. Makan siang biasanya di kantin kampus atau bawa bekal sendiri.

Untuk UKM tergantung jadwal kegiatan UKM-nya, biasanya jam latihannya pagi atau sore hari. UKM di Jepang itu ada 2 jenisnya, klub dan circle. Klub ini lebih diakui oleh kampus karena memang terdaftar, sedangkan circle hanya semacam perkumpulan. Kalau klub lebih disiplin dan ke arah olahraga, dll. dengan latihan 3 kali atau lebih dalam seminggu, sementara circle lebih santai karena latihan seminggu sekali dan lebih umum kegiatannya.

Alasan ikut bukatsu ini ya tentu saja untuk mengisi kegiatan dan menambah isian CV saat melamar pekerjaan. Perusahaan Jepang juga biasanya mempertimbangkan hal ini saat merekrut karyawan baru karena berhubungan dengan pengalaman berorganisasi, kedisiplinan, loyalitas, dll.

Atau ada juga yang bekerja part time (baito) menjadi guru les, pramuniaga restoran atau toko, dll. Ada juga yang di lingkungan kampus seperti asdos, panitia kegiatan kampus, dll. Alasan utama bekerja part time biasanya mencari uang untuk kebutuhan kuliah, tabungan, jalan-jalan ke luar negeri, atau mencari pengalaman. Pekerjaan ini juga bisa ditulis di dalam CV mereka nanti.

Biasanya dengan kuliah, kegiatan kemahasiswaan dan part time itu sudah capek banget. Setelah sampai rumah ya mandi, dilanjutkan belajar atau mengerjakan tugas. Waseda Boys juga sibuk dengan hal ini ditambah membuat konten, sih, dari perencanaan sampai editing. Jerome sendiri katanya tidur jam 3, bangun jam 8 pagi.

Mahasiswa tahun pertama biasanya masih sibuk UKM dan part time, tahun ketiga sudah mulai masuk lab dan skripsian, tahun keempat mulai mencari pekerjaan. Persis seperti yang Waseda Boys lakukan. Sistem perkuliahan Jepang memang membuat lulus sarjana cukup dengan empat tahun saja.

Hubungan dengan orang asing yang rumit

Ini sebenarnya yang menurut saya Jerome itu bejo dan beruntung. Nggak banyak mahasiswa Jepang yang mau “deket banget” sama mahasiswa asing. Dekat, sih, bisa saja dekat, cuma mungkin membutuhkan intensitas yang lebih lama untuk menjadi “deket banget” atau sampai bisa tidur di tempat temannya. Jerome sendiri mengenal Waseda Boys murni dengan usahanya sendiri, bukan karena menjadi host rumah program pertukaran pelajar atau keharusan lainnya.

Ini sebenarnya mungkin karena konsep uchi dan soto dalam masyarakat Jepang. Konsep ini membagi pola interaksi menjadi uchi (orang dalam) dan soto (orang luar) sehingga membedakan sikap mereka saat bersosialisasi dengan orang lain, baik dengan sesama orang Jepang atau non-Jepang. Ini agak ribet, sih, tetapi intinya mereka tetap menjaga jarak dengan orang asing.

Saya juga punya teman Jepang saat kuliah, tetapi nggak sampai yang diajak main ke rumahnya dan dikenalkan dengan keluarganya. Namun saya yakin ada juga, sih, mahasiswa asing yang seperti Jerome, bisa dekat sampai kenal keluarga orang Jepang.

Meski merasa begitu, saya juga paham bahwa berteman itu membutuhkan komunikasi yang lancar. Kalau bahasa saja menjadi kendala, tentu sulit untuk bisa “klik”. Saya pernah mendengar sendiri mahasiswa S1 di depan saya mengeluh ketika berkomunikasi dengan mahasiswa asing. Ketika ngobrol nggak bisa langsung saling bersahutan, ada saat di mana dia harus menunggu mahasiswa asingnya menemukan kosakata yang tepat, semacam ada batasan, dll. Saya mengerti, sih, bagian ini. Tetapi kalau mereka paham bahwa bahasa Jepang itu rumit dan orang asing sudah berusaha belajar, mungkin mereka nggak akan bilang begitu, kan? Memang untuk urusan bahasa ini agak ribet. Gampang-gampang susah lantaran jarang ada mahasiswa Jepang yang lancar bahasa Inggrisnya. Tomo sendiri lancar karena dia pernah tinggal di Kanada.

Untungnya Jerome bisa berkomunikasi lancar dengan Waseda Boys, ya. Mungkin ini juga yang bisa membuat mereka tambah akrab. Jerome sendiri memiliki sertifikat kemampuan bahasa Jepang level tertinggi, lho, bahkan bisa mengerjakan soal matematika dalam bahasa Jepang. Wow.

Selain itu, nggak semua orang Jepang juga mau akrab dengan layar kamera dan mau diekspos kehidupannya. Karena sama-sama mau inilah, mereka ini sama-sama beruntung.

Gokil vs gengsian

Kalau boleh dibilang, rata-rata orang Jepang itu serius dan gengsian. Jaim alias jaga image. Kalau dilihat dari konten video Jerome, Waseda Boys ini sudah gokil, sih. Mereka bertingkah laku konyol seperti menari-nari nggak jelas, iseng, dll. Menurut saya, itu keren.

Sebenarnya orang Jepang sendiri juga nggak terlalu memusingkan orang konyol, sih, selama itu nggak mengganggu mereka secara personal. Paling cuma mengecap aneh atau apa kek gitu. Lagian mereka melakukan kekonyolan itu hanya untuk seru-seruan dan nggak mengganggu orang lain, kan? Kalau mengganggu, pasti dilaporkan polisi.

Waseda Boys sendiri juga nggak gengsi untuk mengambil kuliah bahasa Indonesia. Mereka belajar di kampus dan berusaha mempraktikkannya meski kadang salah dan mengundang gelak tawa. Mereka juga mau memakai baju batik dan belajar bernyanyi lagu berbahasa Indonesia.

Yang jelas, jumlah mahasiswa asing yang bisa akrab banget dengan mahasiswa Jepang itu nggak begitu banyak. Menikmati masa kuliah dengan kegiatan yang bermanfaat plus dapat cuan tentu akan menjadi kenangan yang indah. Terlebih bisa menginspirasi anak muda lainnya. Nggak heran kalau Jerome Polin bisa masuk Forbes 30 Under 30 Asia. Waseda Boys juga contoh mahasiswa Jepang yang baik dan sopan, tipikal umum orang Jepang yang rajin, dan disiplin. Melihat mereka, saya jadi pengin jadi mahasiswa lagi.

Jerome Polin dan Waseda Boys bisa menjadi contoh yang mantappu jiwaaa…

Sumber Gambar: YouTube Nihongo Mantappu

BACA JUGA Shiro, Shinchan, dan Aturan Memelihara Hewan di Jepang dan tulisan Primasari N Dewi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 September 2021 oleh

Tags: Hiburan Terminaljerome polinnihongo mantappuwaseda boys
Primasari N Dewi

Primasari N Dewi

Guru bahasa Jepang tapi suka drakor.

ArtikelTerkait

Kondisi Sosial-Politik Ba Sing Se Ini Jangan Sampai Terjadi di Indonesia terminal mojok.co

Kondisi Sosial-Politik Ba Sing Se Ini Jangan Sampai Terjadi di Indonesia

29 Mei 2021
nicholas saputra ganteng bikin repot mojok

Betapa Membosankannya Isi Medsos Nicholas Saputra

24 Juni 2021
Rekomendasi Film Pendek Indonesia Bergenre Slice of Life TERMINAL MOJOK.CO

Rekomendasi Film Pendek Indonesia Bergenre Slice of Life

7 Agustus 2021
fantasy football euro 2020 mojok

Gara-gara Euro Fantasy Football, Menonton Pertandingan Sepak Bola Jadi Tidak Nikmat

28 Juni 2021
3 Rekomendasi Film Korea Bergenre Biografi yang Bisa Jadi Inspirasimu terminal mojok

3 Rekomendasi Film Korea Bergenre Biografi yang Bisa Jadi Inspirasimu

25 Juli 2021
Daftar Kejanggalan dalam K-Drama The Devil Judge terminal mojok

Daftar Kejanggalan dalam K-Drama The Devil Judge yang Bikin Gregetan

24 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Emak-emak Cikarang Memenuhi dan Jadi Raja KRL Tujuan Tanah Abang jawa timur

KRL Jabodetabek Bikin Iri Pekerja yang PP Jombang-Surabaya Naik Commuter Line Dhoho Setiap Hari

10 Juli 2025
Tidak Menyesal Berwisata ke Jogja dan Melewatkan Yu Djum sebab Ada Gudeg Underrated Lain yang Nggak Kalah Enak Mojok.co

Tidak Menyesal Berwisata ke Jogja dan Melewatkan Yu Djum sebab Ada Gudeg Underrated Lain yang Nggak Kalah Enak

5 Juli 2025
Unhas Makassar Si Jago Kandang: di Indonesia Timur, Ia Juara, di Luar Itu, Bukan Siapa-siapa

Unhas Makassar Si Jago Kandang: di Indonesia Timur, Ia Juara, di Luar Itu, Bukan Siapa-siapa

10 Juli 2025
Rest Area Heritage Banjaratma, Bekas Pabrik Gula yang Kini Jadi Kasta Tertinggi Rest Area di Tol Trans Jawa Mojok.co

Rest Area Heritage Banjaratma, Bekas Pabrik Gula yang Kini Jadi Kasta Tertinggi Rest Area di Tol Trans Jawa

5 Juli 2025
Derita Mahasiswa ITS, Harus Berkali-kali Menjelaskan Kampusnya Bukan Institut Teknologi Surabaya! Mojok.co

Derita Mahasiswa ITS, Harus Berkali-kali Menjelaskan Kampusnya Bukan “Institut Teknologi Surabaya”!

8 Juli 2025
Penderitaan Penumpang Kapal Penyeberangan Kangean ke Pulau Jawa: Harus Ekstra Sabar dan Doa Kencang agar Selamat

Penderitaan Penumpang Kapal Penyeberangan Kangean ke Pulau Jawa: Harus Ekstra Sabar dan Doa Kencang agar Selamat

4 Juli 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=ek8g_0FrLQM

DARI MOJOK

  • Honda Vario 125 Pilihan Orang Waras, Warisan Rangka Tua yang Nggak Menyedihkan Seperti Warisan Rangka ESAF Honda
  • Smartfren Luncurkan “Sarah”: Asisten Virtual AI yang Siap Layani Pelanggan 24 Jam Setiap Hari, Bukan Sekadar Chatbot
  • Bahu-membahu Dampingi UMKM Jawa Tengah agar Tembus Pasar Internasional
  • Festival Literasi Jogja 2025 Ajak Masyarakat Berpikir Aras Tinggi di Tengah Tantangan Literasi Indonesia di Tingkat Dunia
  • Peliknya Program KKN Kebangsaan yang Dianggap Nggak Memberikan Solusi, Malah bikin Beban untuk Warga
  • Kasus Kaca Kereta Api Dilempar Batu Adalah Pertanda Orang Indonesia Memang Belum Siap (dan Nggak Pantas) Dapat Hal-hal yang Baik

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.